Sejarah Tugu Jogja yang Menjadi Spot Ikonik di Kota Pelajar

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
1 April 2024 14:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Tugu Jogja. Sumber foto: Unsplash.com/Angga Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Tugu Jogja. Sumber foto: Unsplash.com/Angga Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tugu Jogja merupakan salah satu tugu ikonik yang ada di Kota Pelajar dan menjadi daya tarik bagi mereka yang berkunjung. Menariknya, ternyata ada sejarah Tugu Jogja yang belum banyak diketahui orang.
ADVERTISEMENT
Tugu ini menjadi salah satu saksi dan juga memiliki makna di setiap sudutnya. Adapun tugu ini dibangun pada abad ke-17 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.

Menilik Sejarah Tugu Jogja yang Kini Jadi Spot Ikonik Kota Pelajar

Sejarah Tugu Jogja. Sumber foto: Unsplash.com/Dhio Gandhi
Dikutip dari laman resmi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, pariwisata.jogjakota.go.id, Tugu Jogja bukan hanya tugu semata karena memiliki nilai sejarah dan makna yang mendalam untuk masyarakat Jogja.
Sejarah Tugu Jogja dimulai pada tahun 1755, di mana pada tahun tersebut tugu ini mulai dibangun atas prakarsa dari Sri Sultan Hamengku Buwono I yang merupakan pendiri dari Keraton Yogyakarta.
Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Hal tersebut bisa dilihat dari bentuk dan juga struktur bangunan Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Misalnya, semangat persatuan dan kesatuan atau dalam budaya Jawa dikenal dengan golong gilig tergambar sangat jelas pada bangunan tugu yang berbentuk tiang gilig atau silinder. Sementara itu, puncak tugu berbentuk golong atau bulat.
Karena bentuknya tersebut, tugu ini juga dinamai dengan Tugu Golong-Gilig. Dahulu, keberadaan Tugu ini juga sebagai patokan arah ketika Sri Sultan Hamengku Buwono I yang pada waktu itu melakukan meditasi, menghadap puncak gunung Merapi.
Seiring berjalannya waktu, tugu ini kemudian berubah total pada 10 Juni 1867, di mana pada saat itu terjadi gempa bumi besar yang mengguncang Yogyakarta. Gempa tersebut membuat seluruh tugu runtuh.
Kemudian pada tahun 1889, tugu tersebut kembali dibangun oleh Pemerintah Belanda. Tugu tersebut kemudian diubah bentuknya menjadi persegi dan setiap sisi dihiasi dengan prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pada bagian puncak tugu tidak lagi berbentuk bulan, melainkan berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggian bangunan pun menjadi lebih rendah, yakni hanya setinggi 15 meter atau 10 meter. Tentunya lebih rendah jika dibandingkan dengan bangunan semula.
Kini Tugu Jogja menjelma menjadi spot ikonik dan destinasi wisata favorit di Jogja. Kemegahan arsitekturnya yang dihiasi dengan lampu-lampu hias di malam hari, menjadi daya tarik untuk berfoto dan mengabadikan momen.
Sejarah Tugu Jogja menjelaskan bahwa tugu ini bukan sekadar landmark biasa. Di balik kemegahannya, ternyata tugu ini memiliki sejarah panjang, filosofi mendalam, dan semangat juang yang tak lekang oleh waktu. (ARD)