Konten dari Pengguna

Peran Orang Tua dalam Pengasuhan Berkualitas melalui Gen Alpha

Serly Damayanti
Mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
25 November 2024 12:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Serly Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Sumber Foto: Freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber Foto: Freepik.com)
Generasi Alpha sebagai hasil dari era Z, lebih menekankan pada integrasi teknologi dan sosial seiring dengan perkembangan zaman. Namun, dibalik kemajuan teknologi yang berkelanjutan, masih ada komponen penting yang tak boleh dilewatkan dalam pembentukan generasi yang berkualitas, tidak lain ialah peran orang tua dalam pengasuhan sebagaimana unsur pembentuk karakter anak menuju masa peralihan era berikutnya. Mengacu pada hal tersebut maka peran orang tua menjadi sangat krusial dalam membangun generasi yang lebih baik mengingat masa peralihan yang kerap mengalami berbagai perubahan fisik dan emosional secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Memasuki pola pengasuhan anak, tidak sedikit dari orang tua yang belum secara sadar masih menggunakan pola asuh buruk, salah satunya yakni pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter adalah jenis pola asuh yang karakteristiknya mengacu pada pengawasan ketat dan tegas oleh orang tua terhadap anak. Pola asuh otoriter ini cenderung satu arah, dimana orang tua melakukan kontrol penuh terhadap sang anak dengan membatasi kebebasan dan menuntut anak untuk selalu mengikuti perintah mereka. Akibatnya, hal tersebut menuai dampak negatif seperti turunnya kepercayaan diri anak, pengelolaan emosi yang sulit, terciptanya perilaku yang agresif dan pasif, hingga dapat menurunkan kemampuan sosial anak. Dengan menimbang dampak negatif yang terjadi dan alasan berbobot melalui sudut pandang orang tua demi upaya mendidik anak agar lebih terstruktur baik sesuai harapan, maka diharapkan orang tua dapat menimbang ulang atas dasar dampak yang akan dihasilkan untuk menjadi perhatian dalam mendidik anak sedari dini.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Di Indonesia, empat dari 100 anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan buruk berdasarkan profil anak usia dini tahun 2021. Persentase anak usia dini yang pernah mendapatkan asuhan buruk yaitu 3,73 persen di tahun 2018, dan menurun menjadi 3,6 persen di tahun 2020, serta 3,4 persen di tahun 2024 untuk mencapai indeks perlindungan anak. Melalui data ini, dampak yang dihasilkan oleh pengasuhan buruk tersebut diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi orang tua sebagaimana pengasuhan baik sedari dini akan berpengaruh pada pembentukan karakter generasi di era mendatang.
Orang tua memengang peran utama dalam mendidik dan menciptakan karakter anak sebab pola pengasuhan orang tua yang baik akan menciptakan karakter anak yang baik, begitupun sebaliknya. Pola pengasuhan ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang efektif dan positif. Berikut adalah penjabaran detail tentang pola asuh yang baik.
ADVERTISEMENT

1. Pola Asuh Demokratik

1. Komunikasi Dua Arah: Komunikasi yang terbuka dan dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua aktif mendengarkan dan memberikan feedback yang konstruktif.
2. Empati dan Mendukung: Orang tua menunjukkan empati dan mendukung anak dalam pencarian identitas dan kebutuhan individual.
3. Penetapan Batasan: Orang tua menetapkan batasan yang jelas tapi fleksibel, memberikan kebebasan anak untuk berkreasi dan belajar dari kesalahan.
- Pemberian Hukuman Mendidik: Hukuman yang diberikan bersifat mendidik dan bukan hanya sebagai hukuman fisik atau verbal. Tujuan hukuman adalah untuk mengajarkan anak darimanakah datangnya kesalahan dan bagaimana cara menghindarinya di masa depan.

2. Pola Asuh Permohonan Empati

1. Pemberian Pujian Atas Usaha: Orang tua memberikan pujian atas usaha yang sudah dilakukan anak, membangun rasa percaya diri anak.
ADVERTISEMENT
2. Hindari Trauma Fisik dan Psikis: Hindari anak dari trauma fisik dan psikis seperti marah kepada anak atas kesalahan yang mereka lakukan hanya untuk mengajarkan anak.
3. Penuh Kasih Sayang: Dukung perkembangan anak dengan memberikan kasih sayang dan kehangatan. Sikap hangat dari orang tua akan membantu mengembangkan sel saraf dan kecerdasan anak.
4. Tidak Membandingkan: Tidak membandingkan anak dengan anak lain sebab setiap anak memiliki keunikannya masing-masing, sehingga tiap anak akan memiliki kelebihan dan kekurangannya. Fokus mengembangkan kelebihannya.

3. Pola Asuh yang Fleksibel dan Responsif

1. Aktif Berkomunikasi: Ada baiknya bila anak dan orang tua saling terbuka, sehingga anak akan lebih nyaman untuk bercerita kepada orang tua. Komunikasi yang terbuka membantu anak mengerti batasan dan aturan dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
2. Mengajarkan Tanggung Jawab: Mengajarkan tanggung jawab kepada anak dapat dilakukan sedini mungkin agar anak dapat perduli terhadap sekitarnya. Pemberian tanggung jawab juga membantu anak mengembangkan kemandirian dan bertanggung jawab atas keputusan mereka.
Dengan mempertimbangkan dampak dari pola asuh yang diterapkan, orang tua harus menyadari pentingnya peran mereka dalam membentuk karakter Generasi Alpha. Pengasuhan yang baik tidak hanya akan mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan di era digital tetapi juga akan membantu mereka berkembang menjadi individu yang percaya diri dan berdaya saing di masa depan.