Konten dari Pengguna

Refreshing dan Healing di Pansela Jateng, Melepas Diri dari Polusi Udara Jakarta

Setiawan Muhdianto
ASN Kementerian Kelautan dan Perikanan Tulisan merupakan pendapat pribadi, tidak mewakili tempat kerja
24 September 2023 16:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Setiawan Muhdianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jalur Pansel Kebumen. Foto: Koleksi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Jalur Pansel Kebumen. Foto: Koleksi Pribadi
ADVERTISEMENT
Kemacetan Jakarta sering membuat masyarakat stres. Terlebih lagi polusi udara parah di ibu kota akhir September ini belum berakhir. Lelah, panas, dan polusi di jalanan lebih menambah stress bahkan bisa mengakibatkan gangguan kesehatan. Butuh refreshing dan healing dari kondisi seperti itu. Salah satu caranya adalah dengan mencari tempat yang udaranya segar.
ADVERTISEMENT
Di pertengahan September kemarin saya mendapat tugas dari kantor untuk mengikuti kegiatan di Yogyakarta. Saya berangkat dari Jakarta menggunakan kereta api menuju Jogja. Akan tetapi ketika sampai Purwokerto saya berubah pikiran. Saya ingin naik sepeda motor dari Kebumen ke Jogja. Akhirnya saya putuskan turun Kebumen, sekalian menjenguk orang tua.
Dengan meminjam sepeda motor matik milik ibu, saya berangkat ke Jogja dari Kebumen. Jalan yang saya lalui adalah Pansela atau biasa disebut Jalur Lintas Selatan (JLS). Pansela merupakan jaringan jalan yang melintas di pesisir selatan Pulau Jawa. Jalur ini menghubungkan rute yang sejajar dengan Jalur Pantura yaitu Cilegon–Anyer–Pangandaran–Yogyakarta–Banyuwangi.
Jalur ini sangat membantu perekonomian wilayah pesisir selatan Jawa. Daerah yang dulu tidak terjamah sekarang menjadi ramai dan mudah diakses. Para petani menjadi lebih mudah mengangkut hasil panen. Tempat wisata baru sepanjang pantai pun bermunculan.
ADVERTISEMENT
Pansela Jateng menjadi jalur favorit bagi mahasiswa yang mau berangkat ke Jogja dengan motor. Mereka memilih jalur ini karena jalannya lurus, mulus, bagus dan lancar. Kebetulan saat itu adalah hari Minggu sore. Banyak mahasiswa dari wilayah Cilacap, Banyumas, Brebes, Tegal dan sebagian Jawa Barat yang melintasi jalur tersebut.
Melintasi jalur Pansela ini saya bisa ngebut dan jarang mengerem karena jalan begitu mulus dan sepi. Berbeda dengan ketika naik motor di Jakarta. Berkendara di Jakarta tidak bisa cepat karena macet, polisi tidur ataupun lampu merah. Tangan pun terasa pegal karena sering mengerem.
Berbeda dengan berkendara di Jakarta yang panas, berdebu dan polusi, udara di Pansela begitu segar penuh dengan oksigen. Angin laut selatan yang menerpa semakin membuat nyaman. Banyaknya pepohonan, tanaman hijau dan jauh dari perkotaan membuat karbondioksida sangat minim.
ADVERTISEMENT
Kanan kiri jalan dan sejauh mata memandang adalah area sawah, ladang dan kebun yang ijo royo-royo. Berbeda dengan daerah lain yang gersang ketika kemarau, daerah ini justru menghijau penuh penuh tanaman.
Pesisir selatan Jawa Tengah khususnya Kebumen dan Purworejo dianugerahi air yang berlimpah. Air tanah di daerah tersebut berkualitas bagus dangkal sehingga mudah diperoleh. Para petani di sana menyiram tanamannya dengan mesin pompa dari sumur bor.
Dengan mengebor beberapa meter ke dalam tanah saja air mudah didapat. Istimewanya lagi, meskipun sangat dekat dengan air laut, air tanah yang dibor tetap tawar. Air tanah yang tawar dan bening ini justru sangat cocok untuk menyiram tanaman agar subur.
Wilayah pesisir selatan Jawa Tengah merupakan penghasil jambu Kristal. Jambu Kristal yang beredar di Jakarta hampir dipastikan dari sini. Selain jambu Kristal, petani di sini juga menanam belimbing, kelengkeng dan pepaya.
ADVERTISEMENT
Beraneka sayuran juga tumbuh subur di daerah ini. Sayuran tersebut adalah terong, tomat, kacang panjang dan cabai. Sebagian lahan ditanami jagung dan kacang tanah sehingga semakin menambah hijau.
Apabila lelah berkendara, bisa beristirahat sambil menikmati kuliner. Di daerah Kebumen ada kuliner khas yaitu sate ambal. Sate ayam ini sangat nikmat karena sebelum dibakar telah dibumbui rempah. Keistimewaan kuliner ini adalah menggunakan sambal tempe, bukan sambal kacang ataupun kecap.
Kuliner Khas Kebumen, Sate Ambal, Foto: Koleksi Pribadi
Kuliner khas yang bisa dinikmati di daerah Purworejo adalah dawet ireng. Kekhasan dari kuliner ini adalah warna hitamnya diperoleh dari abu jerami yang dibakar. Bahan dawet juga bukan dari tepung tapioka ataupun beras, tapi dari tepung ganyong.
Sungguh puas menikmati perjalanan ini. Nikmat yang tiada bisa didapat ketika hidup di Jakarta. Nikmat yang harus saya syukuri atas karunia alam Indonesia yang begitu luas dan kaya.
ADVERTISEMENT