Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Singkirkan Gadget, Mulailah Mendongeng!
20 Maret 2023 21:58 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Setiawan Muhdianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alkisah, suatu hari ketika siput sedang berjalan pelan di tepi sungai dia bertemu dengan kancil. Dengan angkuhnya kancil mengejek siput yang berjalan lambat. Siput pun menanggapi dengan tenang tanpa tersinggung. Kancil pun ditantang untuk membuktikan kepongahannya dengan lomba adu lari.
ADVERTISEMENT
Pada hari yang telah disepakati lomba adu lari pun dimulai. Bagi siapa yang sampai di garis finish lebih dulu dialah yang menang. Dengan secepat kilat kancil pun berlari. Setelah mencapai sekian ratus meter di pun berhenti, istirahat dan tertidur. Dia pikir meskipun berhenti lama siput pasti tak mampu mengejar.
Untuk meyakinkan bahwa siput tertinggal jauh di belakang, kancil memanggil siput. Siput menjawab, terkagetlah kancil, bangkit dan berlarilah dia. Setelah beberapa puluh meter kembali dia memanggil siput, dan siput pun menjawabnya. Begitulah seterusnya, setiap kali dia memanggil siput, siput pasti menjawab. Terkuras habislah tenaganya. Ketika hampir sampai, kembali dia memanggil, betapa terkejutnya kancil. Siput telah dengan santai menunggu di garis finish.
ADVERTISEMENT
Ternyata, sebelum lomba siput telah mengatur rencana. Dia panggil kawan-kawannya untuk berjajar di sungai sepanjang rute lomba. Setiap kancil memanggil, salah satu siput yang terdekat dengan kancil harus menjawab.
Pesan yang bisa diambil dari cerita tersebut adalah bahwa keberhasilan akan bisa dicapai apabila dilakukan bersama-sama. Layaknya siput yang bersama kawan-kawannya bekerja sama untuk saling membantu dalam rangka memenangkan perlombaan. Kemenangan pun akhirnya teraih.
Tema dongeng tersebut sesuai dengan tema Tema Hari Mendongeng Sedunia Tahun 2023. Tema “Bersama Kita Bisa” dipilih agar masyarakat di seluruh dunia bersatu dan maju bersama. Kita baru saja keluar dari pandemi yang menghajar seluruh belahan bumi. Menyisakan “luka” yang belum sepenuhnya sembuh.
Traumatis, pengangguran, kesulitan ekonomi merupakan sebagian luka itu. Dibutuhkan upaya yang menginspirasi perubahan. Mendongeng merupakan salah cara yang sangat efektif untuk mewujudkannya.
ADVERTISEMENT
World Storytelling Day yang diperingati setiap tanggal 20 Maret sepertinya tidak banyak orang tahu. Meskipun mereka terbiasa menggunakan internet, informasi seperti itu tidaklah menarik. Pengguna gadget lebih asyik dengan aplikasi games, menonton video pendek ataupun berasyik dengan media sosialnya. Parahnya, media sosialnya pun tidak banyak membahasnya.
Warga seluruh dunia diharapkan untuk menggelorakan tradisi mendongeng di lingkungannya. Terkhusus para orang tua agar membiasakan membacakan dongeng untuk anak-anaknya. Sisihkanlah waktu, singkirkan gadget untuk ber-bonding ria dengan anak. Transformasikan pesan, sisipkan nilai-nilai inspiratif untuk perubahan.
Mendongeng sebenarnya telah menjadi keseharian masyarakat. Sejak bayi—bahkan sejak janin dalam kandungan—sampai usia lanjut, manusia suka untuk dibacakan cerita. Para dai, mubaligh, penceramah agama pun menggunakan cerita agar ceramahnya lebih menarik. Kisah para nabi, rasul, wali maupun orang-orang sholeh sangat baik untuk diteladani. Hikmah dan nasihat pun akan lebih mudah diterima oleh para jemaah.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia public speaking teknik bercerita (storytelling) sangat populer. Teknik tersebut sangat efektif digunakan untuk menarik perhatian audiens. Begitu pula dalam jurnalistik, jurnalisme bercerita sangat menarik untuk dibaca. Pembaca seolah-olah dibawa masuk mengikuti alur cerita. Pesan atau nilai yang disampaikan presenter ataupun jurnalis menjadi mudah diterima oleh audiens.
Mendongeng identik dengan cerita untuk anak-anak. Ada begitu banyak manfaat ketika anak-anak dibacakan dongeng. Yang utama, mendongeng merupakan cara paling efektif untuk menanamkan nilai. Nasihat kepada anak akan menarik dan mudah diterima anak-anak dengan cara mendongeng.
Hampir setiap malam saya selalu mendongeng untuk anak-anak . Dari mereka bayi mereka sudah terbiasa mendengarkan cerita yang dibacakan orang tuanya. Anak kedua yang kelas V SD pun masih sering ikut mendengarkan. Telah puluhan bahkan ratusan dongeng dongeng yang telah terbacakan.
ADVERTISEMENT
Bentuk cerita pun bermacam. Cerita rakyat, fabel, dongeng, kisah nabi, cerita wayang, legenda dan bentuk lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. Sumber dongeng bisa dari ingatan pribadi, buku, majalah maupun pencarian di internet.
Mendongeng, khususnya kepada anak sendiri sebenarnya tidak sulit. Tidak butuh teknik vokal, belajar EYD, ataupun kursus bahasa. Lakukan saja, bacakan saja, anak-anak pasti akan suka. Dengan berulang kali membacakan dongeng lambat laun akan menemukan intonasi, ekspresi, diksi dan irama yang tepat. Untuk bahan bacaan tak seperti kakek nenek kita dulu yang diwariskan turun-temurun. Berselancar saja di internet, ratusan bahkan ribuan judul dongeng pun akan didapat.
Benar bahwa di era teknologi sekarang ini, cerita dongeng telah diangkat dan dikemas dalam berbagai platform. Film yang mengangkat dongeng telah banyak diproduksi dengan biaya fantastis. Dongeng dalam bentuk video begitu mudahnya kita tonton atau kita unduh dalam genggaman gadget.
ADVERTISEMENT
Namun, mendongeng dengan bertutur kepada anak-anak langsung akan sangat mengasyikkan. Akan terjadi bonding yang luar biasa antara orang tua dan anak. Momen itu akan menjadi kenangan yang tak terlupa bagi orang tua maupun anak. Akankah kita membiarkan kesempatan terlewat begitu saja?