Konten dari Pengguna

Era Media Baru: Ketika Teknologi Memberi Suara pada Semua Orang

Setiawan Tri Admaja
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SMH Banten
31 Desember 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Setiawan Tri Admaja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: freepik.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: freepik.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi telah membawa kita ke era media baru, di mana akses terhadap informasi dan komunikasi tidak lagi terbatas pada kelompok tertentu. Internet, media sosial, dan perangkat digital menciptakan ruang yang memungkinkan setiap individu menjadi pembuat konten, menyampaikan opini, dan berkontribusi dalam diskusi global. Inilah era ketika teknologi memberi suara pada semua orang.
ADVERTISEMENT
Transformasi Media: Dari Monopoli ke Demokratisasi
Dalam beberapa dekade terakhir, dunia mengalami perubahan besar dalam cara informasi disampaikan dan diterima. Dulu, media hanya dimonopoli oleh korporasi besar, pemerintah, atau institusi resmi. Penyiaran televisi, radio, dan surat kabar didominasi oleh entitas dengan kekuatan finansial dan politik. Namun, kehadiran internet dan media sosial telah meruntuhkan hierarki tersebut, memberikan akses yang setara kepada siapa pun. Kini, setiap individu, dari pelajar hingga pemimpin komunitas lokal, memiliki kesempatan menyuarakan pendapat kepada audiens global. Sebuah unggahan blog, video, atau cuitan di media sosial memiliki potensi untuk menyebar luas dan bahkan memicu perubahan sosial yang signifikan. Media baru telah mengubah paradigma komunikasi dari “one-to-many” menjadi “many-to-many,” menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dan dinamis.
ADVERTISEMENT
Demokratisasi Media di Era Digital
Era digital telah menghadirkan platform yang meratakan lapangan permainan dalam distribusi informasi dan ekspresi kreatif. Teknologi ini memberikan alat kepada individu untuk menjadi produsen konten, bukan hanya konsumen. Berikut adalah beberapa contoh nyata yaitu:
1. YouTube dan TikTok
Platform ini mengubah individu biasa menjadi bintang global. Banyak kreator memulai dari nol, berbagi cerita pribadi, opini, atau hiburan hingga memiliki jutaan pengikut. Contohnya, seorang guru matematika dapat membagikan video tutorial yang membantu siswa di seluruh dunia memahami konsep rumit dengan cara yang menyenangkan.
2. Media Sosial
Twitter (X), Instagram, dan Facebook memungkinkan pengguna berbicara langsung kepada audiens global. Seorang aktivis lokal dapat menggunakan Twitter untuk memulai diskusi yang berdampak global, sementara seorang seniman bisa memamerkan karyanya di Instagram dan menjangkau kolektor dari berbagai negara.
ADVERTISEMENT
3. Blog dan Podcast
Blog dan podcast menjadi medium alternatif bagi mereka yang ingin menyampaikan gagasan secara mendalam. Topik-topik seperti kesehatan mental, keberlanjutan lingkungan, dan budaya lokal dapat menemukan audiens yang loyal berkat algoritma digital.
Media baru memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk menjadi bagian dari narasi dunia. Ini adalah bentuk nyata dari demokratisasi media yang mematahkan monopoli informasi.
Teknologi untuk Perubahan Sosial
Teknologi tidak hanya memberi akses untuk berbagi opini, tetapi juga memobilisasi gerakan sosial. Media baru telah menjadi katalisator perubahan dalam berbagai aspek, seperti:
1. Gerakan #MeToo
Dimulai di media sosial, gerakan ini menyebar ke seluruh dunia, memberdayakan jutaan orang untuk berbicara tentang pelecehan seksual dan mengubah cara masyarakat menangani isu ini.
ADVERTISEMENT
2. Black Lives Matter
Aktivis menggunakan media baru untuk menyebarkan informasi, mengorganisasi protes, dan menarik perhatian internasional terhadap ketidakadilan rasial. Kampanye ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperjuangkan hak asasi manusia.
3. Keberagaman Konten
Media baru mendorong keberagaman. Kreator dari berbagai latar belakang budaya, bahasa, dan gender kini dapat menemukan audiens yang mendukung karya mereka. Konten spesifik yang sebelumnya dianggap “niche” kini menjadi populer berkat algoritma media sosial yang menghubungkan kreator dengan audiens yang relevan.
Teknologi telah menjadi alat untuk memberdayakan komunitas, mempromosikan inklusivitas, dan memecahkan masalah sosial.
Tantangan di Era Media Baru
Namun, di balik peluang besar ini, era media baru juga menghadirkan tantangan yang tidak boleh diabaikan:
ADVERTISEMENT
1. Informasi Palsu
Penyebaran hoaks dan misinformasi sering kali terjadi di platform digital. Tanpa literasi digital yang memadai, masyarakat dapat dengan mudah terjebak dalam arus informasi yang menyesatkan.
2. Overload Informasi
Banyaknya konten yang tersedia membuat sulit bagi individu untuk memilah informasi yang relevan dan akurat.
3. Polarisasi Opini
Media sosial kerap menciptakan “ruang gema” di mana individu hanya mendengar pandangan yang sejalan dengan keyakinan mereka, yang dapat memecah belah masyarakat.
Tantangan ini menuntut kita untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan literasi digital yang kuat agar dapat menggunakan media baru dengan bijak.
Peluang dan Tanggung Jawab di Masa Depan
Era media baru menawarkan peluang besar bagi individu yang ingin membangun pengaruh, memulai bisnis, atau menyampaikan ide. Teknologi ini meratakan lapangan permainan, membuka jalan bagi lebih banyak suara yang beragam untuk berpartisipasi dalam percakapan global.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan peluang tersebut datang tanggung jawab. Kita harus memastikan bahwa platform ini digunakan untuk tujuan yang konstruktif. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
Menuju Masa Depan yang Lebih Inklusif
Era media baru telah membuka pintu bagi inklusivitas. Teknologi memberi suara kepada mereka yang sebelumnya tidak terdengar, menciptakan ruang di mana setiap orang dapat berbagi cerita.
Namun, tanggung jawab untuk menjaga agar suara ini digunakan secara positif ada di tangan kita semua. Dengan memahami kekuatan dan tantangan media baru, kita dapat menjadikannya alat untuk membangun dunia yang lebih baik dimana setiap suara dihargai dan digunakan untuk menciptakan perubahan berarti.
ADVERTISEMENT
Era ini bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga mendengarkan, memahami, dan bekerja sama demi masa depan yang lebih inklusif. Kita berada di titik balik sejarah, di mana teknologi dapat menjadi alat revolusi sosial yang membawa dunia ke arah yang lebih adil dan manusiawi.