Konten dari Pengguna

Haruskah Indonesia Mencontoh Korea Selatan?

Sevani Kartika Nurhidayah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat UIN Sunan Gunung Djati Bandung
15 Juni 2022 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sevani Kartika Nurhidayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi foto suasana Korea Selatan, pixels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto suasana Korea Selatan, pixels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini Korea Selatan termasuk ke dalam salah satu negara yang kaya dan maju, baik dari sektor teknologi, seni hingga budaya. Tapi apakah Korea Selatan telah menjadi negara maju sejak dulu? Faktanya pada tahun 1953, Korea Selatan termasuk kedalam negara miskin bahkan setelah pembentukan pemerintahan pada tahun 1948 perekonomian Korea lebih sulit dibandingkan Indonesia. Namun apa yang menyebabkan Korea Selatan bisa bertransformasi menjadi Negara maju sedangkan Indonesia tidak? padahal keduanya memiliki start yang sama.
ADVERTISEMENT
Setelah pembentukan pemerintahan, Korea Selatan langsung dihadapkan perang dengan Korea Utara yang menyebabkan kehancuran dan kemiskinan hingga memakan lebih dari dua juta korban jiwa. Hingga tahun 1960 ekonomi Korea Selatan tidak kunjung membaik. Namun setelah itu Korea Selatan melakukan langkah yang berdampak besar bagi perekonomiannya, yaitu dengan memanfaatkan bantuan utang luar negeri dari Amerika Serikat dan Jepang. Jepang? Ya betul, meskipun terdapat kisah di masa lalu namun pemerintah Korea Selatan bijak mau berkolaborasi dengan Jepang.
Korea Selatan memanfaatkan utang luar negeri dengan berinvestasi pada industri ekspor, dengan membangun perusahaan industri manufaktur seperti LG, Samsung, Hyundai dan lainnya yang berdampak sangat baik bagi ekonomi. Tidak kalah penting Korea Selatan juga berinvestasi pada sektor pendidikan untuk meningkatakan kualitas SDM dan mengadakan modernisasi desa. Pada tahun 1998 Korea Selatan kembali dihadapkan dengan krisis ekonomi yang dikenal dengan IMF Crisis, mengapa dinamakan IMF Crisis? Karena pada saat itu Korea Selatan dibantu langsung oleh IMF untuk pemulihan ekomoninya. Saat itu industri manufaktur Korea anjlok, sehingga membuat Korea Selatan memutar arah dan mulai terbuka dengan industri hiburan. Saat itu banyak agensi dibentuk untuk memunculkan idol. Hal yang miris terjadi dikala itu, para idol mendapat tuntutan keras untuk bekerja, layaknya seperti budak. Seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit Idol Korea mulai dikenal di kancah global. Hingga saat ini terdapat girlband dan
ADVERTISEMENT
boyband seperti Black Pink dan BTS yang memiliki fans diberbagai belahan dunia dan menempati peringkat atas tangga lagu Billboard. Bahkan kini terjadi fenomena Korean wave yaitu fenomena mendunianya budaya Korea dari mulai K-POP, drama, makanan hingga bahasa menjadi sangat terkenal dan banyak orang menggandrunginya.
Lalu haruskah Indonesia mencontoh Korea Selatan supaya menjadi negara maju? Jawabannya ya, namun tentunya menyesuaikan dengan potensi yang dimiliki Indonesia. Langkah yang harus dilakukan pertama kali yaitu memperbaiki kualitas SDM dengan mendistribusikan pendidikan yang merata dengan mengutamakan kualitas, baik itu dari segi pengajar maupun dari fasilitas untuk belajar. Kemudian membangun dan menciptakan kecintaan serta minat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, karena merupakan bidang yang penting untuk kemajuan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Keberagaman Indonesia juga merupakan potensi dan asset yang bernilai tinggi bagi Indonesia. Budaya yang beragam bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing untuk berwisata ke Indonesia. Korea Selatan yang notabene tidak memiliki budaya yang lebih beragam daripada Indonesia pada tahun 2019 jumlah wisatawan asing yang berjunjung hampir sama bahkan lebih tinggi yaitu 17,9 juta orang sendangkan Indonesia hanya 16 juta orang saja. Maka dari itu, apa sebenarnya kekurangan Indonesia? Keberagaman lebih banyak dan wilayah pun lebih luas. Ternyata terdapat beberapa faktor yang menyebabkan wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia lebih sedikit, diantaranya yaitu kurangnya narasi pariwisata Indonesia di kancah global. Hal tersebut tidak bisa dibiarkan terus menerus seperti itu, jika dilihat dari keberagaman budaya dan jumlah tempat wisata, sangat mungkin Indonesia bisa menarik hingga 100 juta wisatawan asing untuk berkunjung. Jika hal tersebut terjadi akan sangat berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Untuk mewujudkannya dibutuhkan keseriusan dalam membangun industri pariwisata seperti membangun fasilitas yang memadai, baik itu di tempat wisata maupun akses transfortasi. Yang tentunnya harus diiringi dengan peningkatan kualitas SDM terutama dalam keterampilan bahasa, setidak-tidaknya mahir berbahasa Inggris, dan lebih bagus lagi pandai dalam berbagai bahasa. Tidak hanya pemilik perusahaan atau orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi saja, namun profesi seperti pelayan restoran, resepsionis hotel, satpam, bahkan masyarakat luas pun dituntut untuk bisa terampil berbahasa asing.
ADVERTISEMENT
Pada intinya Indonesia harus bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki, baik itu dari pemerintahan dengan kebijakannya yang mendukung penuh kemajuan pariwisata serta harus dibantu juga oleh masyarakat Indonesia sendiri dengan berkunjung ke wisata lokal yang tentunya tidak kalah indah dengan luar negeri.