Konten dari Pengguna

Tote Bag: Ancaman Baru yang Kurang Disadari

Sevillia Nafisa F
Mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga
28 Juni 2022 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sevillia Nafisa F tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.canva.com/design/DAFEzqGsY2Q/xX-nHmleVZ6f5Izkq2qjlg/view?utm_content=DAFEzqGsY2Q&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
zoom-in-whitePerbesar
https://www.canva.com/design/DAFEzqGsY2Q/xX-nHmleVZ6f5Izkq2qjlg/view?utm_content=DAFEzqGsY2Q&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga berdampak pada terganggunya keseimbangan lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah sampah plastik yang terjadi secara drastis selama masa pandemi, terutama di sektor rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Penyebab dari adanya peningkatan sampah plastik tersebut dapat digolongkan menjadi beberapa faktor. Faktor pertama adalah adanya perubahan aktivitas masyarakat yang sebelumnya lebih banyak dilakukan di luar rumah, kini menjadi lebih banyak dilakukan dari rumah. Hal tersebut kemudian menyebabkan masyarakat sering kali membawa segala kebutuhannya ke rumah, misalnya membeli makanan dengan sistem dibungkus lalu dibawa pulang.
Faktor kedua adalah adanya peningkatan aktivitas belanja secara grosir. Di masa pandemi seperti ini, masyarakat sering kali melakukan aktivitas belanja dalam jumlah besar atau grosir untuk mencukupi kebutuhan selama beberapa hari bahkan minggu. Mereka melakukan hal tersebut karena beberapa alasan, seperti merasa bahwa waktu yang dimiliki untuk beraktivitas di luar rumah sangat sedikit dan pandemi covid-19 merupakan sebuah kondisi yang berbahaya, sehingga mereka sebisa mungkin berusaha mengurangi kontak dengan orang lain. Pada saat berbelanja grosir tersebut, masyarakat lebih banyak menggunakan tas plastik sekali pakai karena bisa langsung dibuang saat seluruh barang belanjaannya telah tertata rapi di rumah. Akibatnya, jumlah sampah plastik pun kian meningkat dari hari ke hari.
ADVERTISEMENT

Tote Bag Sebagai Pengganti Tas Plastik

Peningkatan jumlah sampah plastik pun direspons serius oleh masyarakat dan organisasi yang memiliki kesadaran bahwa sampah plastik adalah ancaman nyata bagi keseimbangan lingkungan hidup. Masyarakat, utamanya mereka yang berfokus pada upaya penyelamatan kondisi lingkungan hidup, gemar mengampanyekan stop penggunaan sampah plastik sekali pakai dan mengajak masyarakat lain untuk beralih menggunakan tote bag.
Hal ini karena tote bag dinilai sebagai alternatif paling baik untuk mengurangi sampah plastik, terutama tas plastik sekali pakai. Beragam brand maupun UMKM pun kemudian berlomba-lomba untuk memproduksi tote bag dan turut mengampanyekan upaya peralihan dari menggunakan tas plastik sekali pakai menjadi menggunakan tote bag untuk aktivitas perbelanjaan.

Apa Ancaman Penggunaan Tote Bag?

Meskipun dinilai lebih baik dari tas plastik sekali pakai, keberadaan tote bag sesungguhnya turut memiliki ancaman tersendiri yang jarang disadari oleh masyarakat. Hal ini karena tote bag terbuat dari beragam material yang juga membutuhkan durasi yang lama untuk didaur ulang. Di samping itu, proses pembuatan bahan baku tote bag juga membutuhkan energi yang besar. Contohnya, tote bag yang berbahan dasar kain katun terbuat dari serat kapas. Proses pemerolehan serat kapas untuk dijadikan sebagai bahan baku kain katun tersebut memerlukan pasokan air dalam jumlah besar. Di samping itu, proses pertanian tanaman kapas juga mengaplikasikan pestisida atau bahan kimia lainnya yang dapat meresap ke bumi dan menimbulkan kerusakan kualitas air di bumi. Di samping itu, ada pula tote bag yang berbahan dasar kain polyester. Kain tersebut terbuat dari serat sintetis plastik yang juga sukar untuk terurai.
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang lebih genting adalah tren penggunaan tote bag kini justru melenceng dari tujuan awal dikampanyekan penggunaan tote bag sebagai pengganti tas plastik sekali pakai. Masih banyak masyarakat yang menggunakan tote bag untuk keperluan sekali pakai, sama seperti penggunaan tas plastik sekali pakai pada umumnya.
Misalnya saja, banyak agenda-agenda organisasi yang menyediakan buah tangan yang dibungkus oleh tote bag. Tote bag tersebut kemudian cenderung hanya digunakan sekali pakai dan berakhir di tempat sampah. Di samping itu, industri tas juga berlomba-lomba untuk membuat berbagai macam desain tote bag yang kekinian demi memperoleh peruntungan. Akibatnya, banyak masyarakat yang memiliki kesalahan berpikir dan menganggap tote bag sebatas bagian dari sebuah tren fesyen. Terlebih lagi, penggembar-gemboran berita bahwa tote bag lebih ramah lingkungan daripada tas plastik turut memengaruhi pemikiran masyarakat.
ADVERTISEMENT
Hal ini kemudian berkemungkinan untuk menyebabkan adanya suatu opini di kalangan masyarakat bahwa memiliki tote bag dalam jumlah banyak bukanlah suatu masalah karena tote bag jauh lebih ramah lingkungan daripada tas plastik. Akhirnya, terjadi suatu “lingkaran setan” yang membelenggu masyarakat untuk membeli tote bag secara berulang-ulang hanya demi mengikuti tren atau menyukai desainnya yang lucu dan menarik perhatian tanpa mengutamakan maksimalisasi fungsi dari tote bag yang dijadikan sebagai alternatif dari penggunaan tas plastik sekali pakai.
Dampak dari hal tersebut pun cukup serius. Selain menimbulkan adanya pencemaran air akibat limbah kimia pada proses produksi bahan baku hingga produksi tote bag, terjadi suatu fenomena penimbunan sampah tote bag yang dapat menyebabkan dampak serius terhadap keseimbangan lingkungan apabila kesadaran masyarakat untuk memaksimalkan penggunaan tote bag belum optimal. Terlebih lagi, bahan baku tote bag cenderung sukar untuk diurai dan memerlukan biaya yang besar untuk proses pendaurulangannya.
ADVERTISEMENT

Maksimalisasi Penggunaan Tote Bag

Merujuk pada hal tersebut, maka diperlukan adanya upaya serius dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memaksimalkan fungsi tote bag yang mereka miliki dengan menggunakannya secara berulang. Tote bag memanglah alternatif paling baik sebagai pengganti tas plastik sekali pakai. Namun, hal ini dapat menjadi sebuah bencana baru ketika masyarakat hanya memiliki anggapan bahwa tote bag merupakan bahan yang lebih ramah lingkungan daripada tas plastik dan tidak memiliki pengetahuan bahwa tote bag pun sesungguhnya mengandung bahan-bahan yang sulit untuk diurai. Oleh karena itu, diperlukan upaya kampanye yang komprehensif terkait penggunaan tote bag sebagai alternatif lain dari tas plastik dengan turut menjelaskan sisi negatif dan bagaimana upaya maksimalisasi penggunaan tote bag tersebut untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh sisi negatif dari tote bag.
ADVERTISEMENT