Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Mitos Jembatan Cinta Kebun Raya Bogor: Jangan Bawa Pacar, Nanti Putus!
19 Mei 2021 10:23 WIB
Tulisan dari Shabrina Ghea tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mau ke Kebun Raya Bogor dengan pasangan? Sudah pernah dengar mitos Jembatan Cinta, belum? Ada yang bilang, kalau ke Kebun Raya Bogor bawa pasangan pasti akan putus. Betul atau tidaknya, tergantung dari pengalaman masing-masing. Namanya juga mitos…
ADVERTISEMENT
Kebun Raya Bogor selalu jadi tujuan utama para pelancong yang datang ke Bogor. Sebuah hutan di tengah kota Bogor ini memang tempat ideal untuk para keluarga atau pasangan untuk menikmati sejuknya udara Bogor. Apalagi bisa santai atau piknik di bawah pohon rindang sekadar istirahat sejenak dengan kerumitan di luar.
Namun, di balik kesejukan dan keindahan dari Kebun Raya Bogor, tempat ini dikenal dengan banyak mitos yang diyakini oleh sebagian masyarakat sekitar dan para pelancong. Salah satu mitos yang terkenal adalah Jembatan Gantung Merah yang berada di salah satu sisi hutan kota seluas 87 hektar ini
Lantas apa yang menjadikan Jembatan Gantung Merah disebut Jembatan Cinta? Apa sih mitosnya?
Cerita Cinta di Balik Jembatan Cinta
Kebun Raya mulanya merupakan hutan buatan yang sudah ada sejak zaman pemerintahan Sri Baduga Maharaja di Kerajaan Sunda. Pada tahun 1800, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yaitu Thomas Stamford Raffles membentuk lahan besar ini menjadi sebuah kebun yang sekarang dikenal sebagai Kebun Raya. Seorang ilmuwan yang bernama Raindwardt juga ikut serta dalam pembuatan Kebun Raya ini. Beliau mengerjakan sebuah penelitian terhadap tumbuh-tumbuhan yang berada di tempat ini.
ADVERTISEMENT
Umur dari Kebun Raya ini sendiri saja sudah hampir 200 tahun, jadi pantas saja banyak mitos atau cerita dari mulut ke mulut mengenai tempat ini. Mitos yang paling populer ialah jembatan gantung merah yang dikenal sekarang namanya menjadi Jembatan Cinta.
Melani sudah bekerja hampir lima tahun di Kebun Raya Bogor sebagai staf di Kebun Raya. Ia mengatakan bahwa para pekerja di sana tidak menamakan jembatan itu sebagai jembatan cinta, hanya para pengunjung saja yang memberikan julukan seperti itu dirinya dan pegawai lain mengenalnya sebagai jembatan gantung saja.
Sedangkan menurut Fitri, salah satu humas Kebun Raya mengatakan jembatan ini mulanya dikenal dengan sebutan Jembatan Gantung Hulu, karena posisinya yang berada di bagian atas.
ADVERTISEMENT
“Jadi sebenarnya ada cerita dari mulut ke mulut mengenai hubungan yang pernah putus cinta ketika datang ke tempat ini, tapi untuk bener atau tidaknya enggak tau,” ucap Fitri
Cerita mengenai sepasang sejoli putus cinta ketika berkunjung ke Kebun Raya juga diulas oleh seorang praktisi retrokognisi dan penulis dari Kisah Tanah Jawa yaitu Om Hao. Menurutnya, ada seseorang perempuan yang selalu menunggu di Jembatan Merah itu karena ia pernah mengalami hubungan yang kandas di tempat tersebut.
Om Hao menjelaskan bahwa sosok perempuan yang menunggu di tempat tersebut tidak suka jika ada pasangan yang datang ke tempat itu untuk berpacaran tetapi tidak dengan tujuan yang serius.
“Dia bisa mempengaruhi atau gak begitu senang jika ada pasangan yang datang ke sini tapi hanya bermain-main saja tujuannya,” ungkap Om Hao dalam tayangan YouTube Kisah Tanah Jawa.
ADVERTISEMENT
Di balik ketidaksukaannya si sosok perempuan ini, ada cerita di dalamnya. Menurut Om Hao, konon katanya, ada seorang laki-laki yang berjanji menikahi sang pacar. Namun ternyata laki-laki tersebut tidak mematuhi janjinya dan membuat sang pacar sakit hati. Karena sakit hati ini, perempuan pun mengakhiri hidupnya dengan cara yang tidak mengenakan.
Selain cerita yang dijelaskan oleh Om Hao, juga ada cerita yang tersiar dari mulut ke mulut. Cerita ini juga dijelaskan oleh salah satu pekerja di Kebun Raya sebagai penjaga di sana yang bernama Anto. Ia menceritakan bahwa konon katanya ada noni belanda dan pria pribumi yang sedang menjalani hubungan. Namun, hubungan mereka tidak direstui sehingga akhirnya mereka memutuskan hubungan dan noni belanda mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
“Iya jadi teh pernah denger denger cerita kalau ada pasangan belanda gitu sama pasangan pribumi yang gak disetujui terus akhirnya bunuh diri deh mereka," ujar Anton.
Dari cerita yang beredar ini lah yang mengundang persepsi masyarakat terhadap mitos Kebun Raya. Tidak banyak dan tidak sedikit pula masyarakat yang percaya dengan mitos ini namun tetap penasaran ingin berkunjung ke Kebun Raya.
Menurut Melani, dengan terkenalnya mitos yang beredar mengundang banyak wisatawan yang ingin berfoto di Jembatan Cinta ini karena bukan saja mitosnya namun lokasi dari jembatan ini yang cocok dan menarik untuk menjadi spot foto. Selain itu, banyak juga pasangan yang ingin menantang mitos tersebut dengan melintasi jembatan cinta ini.
Hanya Mitos atau Kenyataan?
Namanya juga mitos, ada yang percaya dan ada yang tidak. Bena, seorang mahasiswa asal Bogor, malah mendapatkan keuntungan saat berkunjung ke Kebun Raya. Ia dan teman-temannya datang untuk mengerjakan tugas sekolah di Kebun Raya. Dirinya sempat berfoto dengan lelaki yang ia sukai dengan tidak memikirkan mitos. Buktinya ia malah tambah dekat dengan lelaki itu bahkan menjalin hubungan serius setelah pulang dari Kebun Raya Bogor.
ADVERTISEMENT
“Ya mungkin gimana takdir dan nasib aja kali ya, bisa aja mungkin sudah jalannya bersama. Untuk mitos sendiri kayak percaya gak percaya gitu sih,” ujar Bena.
Selain Bena yang merasa beruntung, ada lagi pasangan yang malah mendapat pengalaman buruk. Rara seorang mahasiswa asal Bogor ini mengunjungi Kebun Raya bersama kekasihnya, dari awal datang ia sudah memikirkan hal yang tidak enak terjadi di Kebun Raya.
“Dari awal ke sana sudah mikir kata kata orang soal orang pacaran yang datang kesini bisa putus, tapi penasaran juga main sekalian olahraga di sana,” kata Rara.
Perasaan tidak enak yang dirasakan oleh Rara ini malah benar-benar terjadi. Rara menceritakan dirinya dan pasangannya hampir tersesat di Kebun Raya dan menyebabkan mereka beradu argumen di sana. Sehingga pulangnya dari sana, Rara dan pasangannya memikirkan bahwa mereka tidak satu pemikiran dalam beberapa hal dan putus.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk percaya dan tidak percaya tersebut balik lagi terhadap diri masing-masing. Bisa saja kejadian kandas hubungan itu sudah takdir dan jalannya akan seperti itu atau dari mitos-mitos tersebut bisa saja memutar balikkan fakta. Untuk cerita seperti adanya sosok perempuan yang menunggu atau cerita cinta noni Belanda dan pribumi sendiri belum bisa dipastikan benar atau tidaknya oleh sejarawan.