Konten dari Pengguna

Menciptakan Pembelajar Seumur Hidup: Pentingnya Lifelong Learning

Shafa Aulia Hamidiyah
Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika UIN Jakarta
23 Desember 2024 14:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafa Aulia Hamidiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Glenn Carstens-Peters, sumber: https://unsplash.com/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Glenn Carstens-Peters, sumber: https://unsplash.com/
ADVERTISEMENT
Di era yang terus berubah, pendidikan berkelanjutan menjadi kunci untuk tetap relevan. Perubahan teknologi seperti otomatisasi dan AI mengharuskan individu terus belajar keterampilan baru agar tidak tertinggal. Dunia kerja kini menuntut pemahaman lintas disiplin, seperti kombinasi teknologi dan analitik data. Menurut analisis McKinsey Global Institute pada tahun 2017, sekitar 60 persen dari semua pekerjaan memiliki setidaknya 30 persen bagian kegiatan yang dapat diotomatisasi. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran tidak dapat berhenti pada satu titik, tetapi harus terus berlangsung sepanjang hidup.
ADVERTISEMENT

Lifelong Learning dan Relevansinya

Lifelong learning (LLL) atau pembelajaran seumur hidup secara harfiah berarti bahwa proses belajar harus berlangsung di semua tahap kehidupan, dari lahir hingga akhir hayat. Dalam pengertian yang lebih modern, pembelajaran ini juga mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari lingkungan sekolah, tempat kerja, rumah, hingga komunitas. Contohnya mencakup kursus daring, pelatihan profesional, belajar mandiri melalui platform digital seperti YouTube, atau membaca buku. Fleksibilitas ini menjadikan LLL sebagai pendekatan pembelajaran yang relevan di era teknologi modern, yang berbeda dengan pendidikan formal yang lebih terstruktur.
Berdasarkan PwC 2024 Global AI Jobs Barometer, keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan berubah lebih cepat di bidang yang menggunakan kecerdasan buatan (AI). Keterampilan baru muncul dalam iklan lowongan kerja 25% lebih banyak dibandingkan bidang yang jarang menggunakan AI. Fakta ini mempertegas bahwa pekerja di era sekarang harus siap untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, menjadikan pendidikan berkelanjutan semakin penting. Selain itu, pembelajaran seumur hidup juga mendukung perkembangan diri, seperti meningkatkan kemampuan komunikasi, kreativitas, dan manajemen waktu.
ADVERTISEMENT
Sistem pendidikan dapat mendorong pengimplementasian pembelajaran seumur hidup dengan menyediakan kurikulum fleksibel, peluang belajar mandiri, dan pengakuan terhadap pengalaman belajar sebelumnya. Contohnya, sistem pendidikan Finlandia mendukung pembelajaran seumur hidup dengan memungkinkan siswa melanjutkan pendidikan tinggi, apa pun pilihan mereka sebelumnya. Dengan pendekatan seperti ini, sistem pendidikan dapat menjadi pendorong utama untuk menciptakan masyarakat yang siap menghadapi perubahan.

Tantangan dalam Menerapkan Lifelong Learning

Salah satu tantangan dalam pembelajaran seumur hidup adalah kesenjangan digital, di mana tidak semua orang memiliki akses ke teknologi atau internet. Selain itu, banyak orang dewasa kesulitan membagi waktu antara pekerjaan, keluarga, dan belajar. Biaya pendidikan lanjutan juga menjadi hambatan, karena kursus profesional atau pelatihan sering kali membutuhkan biaya yang tidak sedikit, membuatnya sulit dijangkau oleh banyak kalangan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kolaborasi berbagai pihak dalam menyediakan solusi yang inklusif dan mudah diakses.
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung pembelajaran seumur hidup, pemerintah dapat berperan dengan memberikan subsidi atau dukungan finansial untuk pendidikan lanjutan, sehingga lebih banyak orang memiliki akses. Teknologi juga memainkan peran penting melalui platform pembelajaran daring gratis atau berbiaya rendah, seperti Coursera, Udemy, dan Khan Academy, yang mempermudah akses belajar kapan saja dan di mana saja. Selain itu, komunitas belajar, baik lokal maupun daring, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan mendorong semangat belajar bersama. Solusi-solusi ini, jika diterapkan secara menyeluruh, dapat membantu mengatasi berbagai hambatan dan menjadikan pembelajaran seumur hidup lebih inklusif.
Menurut data dari National Center for Education Statistics (NCES), hampir 16% dari seluruh mahasiswa sarjana dan pascasarjana adalah bagian dari 2,7 juta mahasiswa yang berusia 30 tahun atau lebih, menunjukkan bahwa pembelajaran seumur hidup semakin diterima di masyarakat. Hal ini sejalan dengan kata-kata mutiara orang Arab yang mengingatkan kita untuk terus menuntut ilmu sepanjang hidup, yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”
Kata-kata mutiara ini memberikan dorongan kuat bahwa belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup, tidak terbatas pada usia atau tahap tertentu.
Pendidikan seumur hidup sangat penting untuk perkembangan pribadi dan kesiapan menghadapi masa depan global yang terus berubah. Dengan terus belajar, kita dapat meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan, dan tetap relevan di dunia kerja yang dinamis. Oleh karena itu, mulailah dengan langkah kecil, seperti membaca buku baru, mengikuti kursus daring, atau menghadiri workshop, untuk membangun kebiasaan belajar yang akan memberikan manfaat jangka panjang dalam kehidupan pribadi dan karier.