Seberapa Persuasif Persepsi Bawah Sadar Dalam Mengendalikan Tindakan Manusia?

Shafa Fatin Ahmad
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
25 November 2021 21:43 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafa Fatin Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi persepsi bawah sadar, Illustration by: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persepsi bawah sadar, Illustration by: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian mengambil keputusan tanpa tahu apa alasan sebenarnya dibalik pilihan kalian saat itu? Ataupun mungkin kalian pernah kebingungan mengapa bisa timbul suatu perasaan, seperti bahagia atau sedih secara tiba-tiba tanpa tahu mengapa kalian memiliki sikap tersebut?
ADVERTISEMENT
Sampai terkadang hal ini membuat kalian bertanya-tanya, apakah kita benar-benar paham dengan pikiran kita sendiri? Apakah keputusan yang kita ambil ataupun perilaku yang kita lakukan dipengaruhi oleh persepsi bawah sadar kita? Yuk, simak penjelasannya!
Apa itu persepsi bawah sadar dan bagaimana cara kerjanya?
Dalam konteks saat ini, istilah persepsi bawah sadar merujuk pada situasi ketika subjek melaporkan tidak melihat stimulus yang diberikan, tetapi perilaku atau aktivitas otak mereka menunjukkan bahwa informasi spesifik tentang stimulus yang tidak dirasakan memang diproses oleh otak. Aktivitas saraf tidak selalu mengarah pada kesadaran. Mungkin sebelumnya kita hanya tahu bahwa apa yang kita lihat adalah apa yang kita aktifkan.
Dengan kata lain, jika kita menjadi sadar akan stimulus tertentu maka neuron di otak kita yang mewakili pola itu akan menjadi sangat aktif. Namun, perlu diketahui jika kita memiliki beberapa aktivitas di area otak tertentu, ini tidak berarti kita harus merasakan stimulusnya. Tanpa aktivitas yang cukup di area otak kanan, kesadaran mungkin saja gagal dan hasilnya adalah persepsi bawah sadar.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa cara untuk mengetahui apakah persepsi bawah sadar mengatur tindakan manusia adalah melalui metode priming effect & subliminal message.
Apa itu priming effect?
Sebuah stimulus visual sederhana dapat memengaruhi perilaku kita bahkan ketika kita tidak sadar telah melihatnya. Dalam beberapa penelitian, para peneliti menggunakan metode yang disebut sebagai priming, di mana seseorang dihadapkan pada informasi (baik secara eksplisit atau tidak sadar) kemudian diuji untuk melihat apakah informasi tersebut memengaruhi kinerja atau perilaku mereka pada suatu situasi.
Peneliti-peneliti ini menemukan bahwa ketika kata-kata yang dikilaskan secara tidak sadar berhubungan dengan sifat kepribadian tertentu, seperti kejujuran, orang akan cenderung menilai orang lain yang yang sedang dibaca profilnya sebagai orang yang memiliki sifat tersebut. Istilahnya, mereka telah di-prime untuk mengevaluasi orang lain seperti itu (Bargh, 1999).
ADVERTISEMENT
Namun, di dalam laboratorium sekalipun, di mana para peneliti memiliki kontrol yang cukup, faktanya persepsi yang sifatnya bawah sadar ini masih sulit untuk dibuktikan. Bukti paling kuatnya hanya datang dari penelitian-penelitian yang menggunakan stimulus sederhana saja, sedangkan jika dibandingkan dengan stimulus kompleks belum bisa dibuktikan.
Apa itu subliminal message?
Teknik-teknik persuasi bawah sadar merupakan topik yang panas pada tahun 1950-an, salah satunya adalah subliminal message, yakni bagaimana pemilik produk berusaha memengaruhi persepsi bawah sadar konsumen dengan rangsangan visual maupun suara. James Vicary, seorang psikolog sekaligus ahli pemasaran pada 1950-an, menyatakan telah meningkatkan penjualan berondong jagung dan minuman coke setelah menampilkan dengan waktu yang sangat singkat tulisan "Eat Popcorn & Drink Coke" pada layar bioskop. Namun, pernyataan ini ternyata merupakan omong kosong belaka yang dibuat untuk menyelematkan perusahaan periklanan tersebut dari kebangkrutan. Sejak saat itu, para peneliti telah bersikap skeptis dan upaya-upaya untuk mendemonstrasikan persuasi bawah sadar berakhir dengan mengecewakan.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana fakta-faktanya?
Tiga psikolog di kanada telah menyatakan bahwa usaha-usaha sebelumnya dalam menjelaskan pengaruh bawah sadar melewatkan satu fakta penting, yaitu motivasi seseorang. Alih-alih mencoba memengaruhi secara langsung dengan menggunakan pesan-pesan bawah sadar, seperti “Drink Coke”, peneliti ini menggunakan pesan-pesan bawah sadar kata thirst dan dry untuk membuat subjek merasa haus dan mengarahkan mereka untuk minum.
Berikutnya, ketika subjek diberi kesempatan untuk minum, mereka benar-benar minum lebih banyak dibandingkan dengan subjek pada kelompok kontrol, tetapi ini hanya terjadi bila sebelumnya responden sudah merasa cukup haus (Strahan dkk., 2002). Dengan kata lain, melalui penelitian ini ditemukan bahwa prime agar seseorang minum air hanya efektif bila sebelumnya dia memang dalam keadaan haus, sedangkan bagi mereka yang tidak haus prime ini tidak berdampak sama sekali.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Trappey (1996) melakukan meta-analisis atas 23 penelitian terkait penggunaan subliminal message dan menyatakan bahwa dampak stimuli pemasaran subliminal dapat diabaikan atau tidak efektif dalam memengaruhi konsumen untuk memilih produk tertentu. Lalu, Greenwald dkk. (1991) meneliti keefektifan program pengembangan diri menggunakan rekaman audio berisi subliminal message yang melibatkan 237 responden dan mendapatkan hasil bahwa program audio pengembangan diri dengan subliminal message itu tidak efektif.
Jadi, seberapa persuasif persepsi bawah sadar dalam mengendalikan tindakan manusia melalui metode priming effect & subliminal message?
Terlepas dari pernyataan-pernyataan yang mengatakan bahwa manusia mengambil keputusan dipengaruhi oleh pemikiran bawah sadar, faktanya bukti ilmiah lebih kuat menunjukkan bahwa kita lebih banyak menggunakan pemikiran sadar daripada bawah sadar. Mungkin kita tidak sepenuhnya selalu sadar atas apa yang kita lakukan, tetapi ini mungkin saja terjadi karena kita tidak selalu memperhatikan sinyal-sinyal atau motivasi pikiran kita.
ADVERTISEMENT
Pada intinya, tidak mungkin kita mengambil keputusan hanya dengan mengandalkan pikiran bawah sadar semata saja karena berdasarkan riset yang telah dibahas sebelumnya, baik itu priming effect maupun subliminal message tidak dapat mengendalikan tindakan manusia. Kedua hal tersebut hanya dapat mengarahkan keputusan seseorang atau hanya bisa memengaruhi tindakan seseorang bila sebelumnya dia telah memiliki keinginan dari dirinya sendiri untuk melakukan perilaku tersebut.
So, tidak perlu dipercaya ya bila kalian menemukan rekaman bawah sadar yang diperjualbelikan dengan jaminan membantu meningkatkan motivasi, melepaskan stres, ataupun iklan-iklan di televisi yang disebut dapat menghipnotis penonton untuk membeli sesuatu karena persepsi bawah sadar itu tidak bisa mendikte seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin dia lakukan.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
- Baars, B. J., & Gage, N. M. (2010). Cognition, Brain, and Consciousness (Second Edition) Introduction to Cognitive Neuroscience. Vision, 156–193. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-375070-9.00006-1
- Reza, F. (2016). PEMAHAMAN TENTANG PESAN SUBLIMINAL (Tinjauan Aspek Kualitatif dan Kuantitatif). Wacana: Universitas Bunda Mulia Jakarta, 15(1). https://doi.org/10.32509/wacana.v15i1.40
- Utami, A.D.W. (2017). Persepsi Subliminal dalam Periklanan (Subliminal Advertising). Jurnal ilmu computer dan desain komunikasi visual, 2(1). https://journal.unusida.ac.id/index.php/jik/article/view/26/17
- Trappey, C. (1996). A Meta-Analysis of Consumer Choice and Subliminal Advertising. Psychology and Marketing, 13(5), 517-530. https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.820.3356&rep=rep1&type=pdf
- Osman, M. (2021). How unconscious forces control our actions. BBC FUTURE. https://www.bbc.com/future/article/20210527-how-unconscious-forces-control-our-actions
- Wade, C., & Tavris, C. (2007). PSIKOLOGI, Edisi ke-9. Erlangga.