Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Transportasi Hijau Sebagai Solusi Cerdas untuk Menjaga Lingkungan
12 September 2021 20:42 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Shafa Lazuardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jumlah kendaraan bermotor di daerah perkotaan semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah dan jumlah sarana serta prasarana umum yang tidak memadai. Minimnya transportasi umum membuat masyarakat lebih memilih untuk menggunakan atau membeli kendaraan pribadi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia yang mencapai 133 juta unit pada tahun 2019 (BPS, 2019). Kendaraan pribadi memang dipandang krusial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, terutama bagi para pekerja. Di sisi lain, jumlah kendaraan yang meningkat ini bukan hanya bermanfaat tetapi juga membawa dampak negatif bagi lingkungan kita. Pencemaran emisi CO2 yang yang terus meningkat akibat pembakaran BBM pada kendaraan bermotor dapat berpotensi menyebabkan pemanasan global. Selain itu, tingkat kecelakaan yang meningkat dan SDA yang akan terus menipis juga merupakan dampak negatif dari jumlah kendaraan yang terus bertambah ini. Sudah saatnya pemerintah memerhatikan perkembangan sarana transportasi umum untuk menjaga kelestarian alam di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Transportasi hijau (green transportation) merupakan pendekatan yang tepat untuk mendukung penjagaan kelestarian alam Indonesia. Green transportation merupakan sistem pergerakan dan konektivitas dalam suatu kawasan perkotaan (GBCI, 2013). Green transportation juga merupakan salah satu dari delapan aspek “kota hijau”, yaitu: Green planning & designing;, Green open space, Green waste, Green transportation, Green water, Green energy; Green building, Green community. Transportasi hijau pada umumnya merupakan metode yang digunakan untuk menciptakan transportasi yang tidak menghasilkan gas rumah kaca. Dengan menggunakan metode ini maka dapat tercipta transportasi massal yang ramah lingkungan dan dapat menekan jumlah kendaraan pribadi yang berada di jalan. Metode ini juga memiliki dampak positif lainnya, yaitu dapat mengurangi angka kecelakaan, mengurangi penggunaan BBM, dan menghemat biaya. Oleh karena itu, konsep transportasi hijau harus lebih diterapkan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara seperti Belanda, Jepang, dan Korea sudah lama menerapkan green transportation ini. Indonesia sendiri telah mulai menerapkan green transportation sebagai alternatif dari kendaraan pada umumnya, salah satu contohnya adalah MRT Jakarta. MRT Jakarta atau yang dikenal sebagai MRTJ merupakan alat transportasi massal yang baru saja resmi beroperasi pada tanggal 24 Maret 2019 lalu. MRT merupakan alat transportasi massal yang berbasis energi listrik sehingga dapat mengurangi jumlah kendaraan yang berada di jalan serta mengurangi penggunaan BBM. Berkurangnya penggunaan BBM dapat menurunkan jumlah emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan pada umumnya, hal ini bukan hanya dapat memotong biaya operasional tetapi juga dapat ikut membantu melestarikan lingkungan dari bahaya CO2 yang mengakibatkan efek rumah kaca. Kota-kota lain juga diharapkan dapat menerapkan green transportation sebagai salah satu upaya untuk menjaga lingkungan kita. Tentunya kita mengharapkan agar green transportation dapat diterapkan di seluruh penjuru Indonesia, tetapi pada kenyataannya penerapan green transportation seperti MRT ini membutuhkan waktu serta biaya yang banyak.
ADVERTISEMENT
Pemerintah pusat dan Pemerintah DKI Jakarta harus bekerja sama untuk mengeluarkan dana sebesar Rp16 T agar proyek MRT ini bisa diwujudkan. Selain itu juga, fase 1 dari proyek ini membutuhkan waktu sekitar 6 tahun untuk diselesaikan. Berdasarkan fakta tersebut, kita tidak bisa mengharapkan bahwa semua moda transportasi di Indonesia dapat menerapkan prinsip green transportation ini. Terlebih lagi apabila pembangunan dilakukan secara massal maka hal ini akan berpengaruh pada peningkatan jumlah limbah konstruksi. Green transportation seperti MRTJ memerlukan lintasan yang berbeda dari transportasi pada umumnya, sehingga lintasan baru pun diperlukan agar alat transportasi tersebut dapat beroperasi. Pembuatan lintasan baru seperti itu lah yang dapat meningkatkan jumlah limbah konstruksi, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pada setiap kegiatan konstruksi pasti terdapat sisa material yang berujung menjadi limbah. Selain dapat menambah jumlah limbah, pembangunan secara massal juga bertolak belakang dengan prinsip green transportation yang mendukung lingkungan hijau serta menjaganya dari polusi. Oleh karena itu, kita hanya bisa berharap agar transportasi di Indonesia dapat menerapkan prinsip green transportation ini secara perlahan tetapi pasti.
ADVERTISEMENT
Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, kita dapat mengetahui bahwa green transportation ini membawa banyak keuntungan baik itu bagi masyarakat maupun lingkungan. Salah satu pengaplikasiannya adalah sarana transportasi massal di Indonesia, yaitu MRT. MRT yang menggunakan listrik sebagai energi utamanya dapat mengurangi jumlah emisi CO2 dan efek rumah kaca. Meskipun pembuatan MRT memakan biaya yang cukup banyak, waktu yang lama, dan dapat meningkatkan jumlah limbah konstruksi. Hal tersebut bukanlah faktor yang dapat menghambat penerapan green transportation di Indonesia. Jika kita bandingkan manfaat dan kekurangannya, maka kita dapat melihat bahwa green transportation ini akan menguntungkan dalam jangka panjang. Terlepas dari semua itu, faktor utama penunjang keberhasilan proyek ini adalah bagaimana sikap masyarakat dalam menanggapi hal tersebut. Sangat disayangkan apabila sarana dan prasarana untuk mendukung gerakan pelestarian lingkungan ini sudah tersedia, tetapi masyarakat masih bersikap tak acuh. Oleh karena itu, selain memerhatikan sarana transportasinya pemerintah juga harus memerhatikan tanggapan masyarakat terhadap perubahan tersebut.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Nordiansyah, E. (2019, Maret 6). Sri Mulyani: Kehadiran MRT Bawa Dampak Positif bagi Ekonomi. Medcom.id. https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/nN9MjMRN-sri-mulyani-kehadiran-mrt-bawa-dampak-positif-bagi-ekonomi
Larastiti, S. (2019, Agustus 21). Transportasi Ramah Lingkungan yang Tangguh. Detiknews. https://news.detik.com/kolom/d-4674637/transportasi-ramah-lingkungan-yang-tangguh