Konten dari Pengguna

Analisis Kandungan Pestisida Dalam Tanaman Terhadap Risiko Kesehatan Manusia

Shafina Alya
Mahasiswa Fakultas Vokasi, Prodi Teknologi Laboratorium Medik, Universitas Airlangga
1 Januari 2025 14:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafina Alya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Shafina Alya Arifianti
Kalian pasti pernah mendengar kata Pestisida bukan? Biasanya kalimat Pestisida ini identik dengan tanaman dalam dunia pertanian. Yukk kita ikuti info selengkapnya.
Sumber dari: Shafina Alya
zoom-in-whitePerbesar
Sumber dari: Shafina Alya
Pestisida adalah cairan atau zat untuk membasmi hama. Hama yang dimaksud juga memiliki arti luas, misalnya penyakit tanaman berupa fungi (jamur), virus, bakteria, nematoda (cacing perusak akar), gulma, dan hama binatang yang merugikan para petani serta membawa penyakit pada manusia. Di dunia pertanian Pestisida sebagai zat yang berfungsi mengendalikan hama yang berpotensi menyebabkan kerusakan selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan bahan pertanian, baik sebelum maupun setelah panen.
ADVERTISEMENT
Nah.. seperti yang kita ketahui, Pestisida merupakan senyawa kimia beracun yang digunakan untuk pengendalian hama tanaman pertanian. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2019 dalam pasal 75 disebutkan bahwa pestisida merupakan semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dapat dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama atau binatang, rerumputan atau tanaman yang tidak diinginkan. Penggunaan pestisida yang tidak tepat membahayakan kesehatan petani, konsumen, dan mikroorganisme non target serta berdampak pada pencemaran lingkungan baik tanah dan air. Peningkatan sektor pertanian memerlukan berbagai sarana yang mendukung yaitu alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia termasuk pestisida. Sistem pertanian berbasis bahan high input energi seperti pestisida kimia dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan terutama lingkungan pertanian. Pestisida dapat merupakan agen pencemar yang masuk ke lingkungan baik melalui udara, air maupun tanah dapat berakibat langsung terhadap makhluk hidup maupun lingkungan.
ADVERTISEMENT
Pestisida dianggap sebagai input utama pertanian modern, tetapi juga merupakan penyebab utama pencemaran lingkungan dan ancaman kesehatan bagi organisme hidup. Selain dalam meningkatkan hasil pertanian, pestisida merupakan bahan kimia yang bersifat bioaktif dan merupakan racun. Setiap racun-nya mengandung bahaya dalam penggunaannya, baik terhadap lingkungan, maupun manusia. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan kasus keracunan pestisida terjadi pada 1-5 juta orang setiap tahunnya pada pekerjaan pertanian dengan tingkat kematian mencapai 220.000 korban jiwa. Sekitar 80% keracunan dilaporkan terjadi di negara berkembang, sementara negara berkembang hanya menggunakan 25% dari total penggunaan pestisida diseluruh dunia tetapi angka kematian mencapai 99% .
Penggunaan pestisida yang dipengaruhi oleh daya racun, volume dan tingkat pemajanan/pemaparan secara signifikan berpengaruh terhadap kesehatan. Dilain itu, dampak penggunaan pestisida pada tanaman juga akan meninggalkan residu pada tanaman. Apabila residu pada tanaman ini termakan oleh manusia akan berdampak buruk pada kesehatan dikemudian hari, dan apabila residu pestisida ini terakumulasi di dalam tanah juga akan berpengaruh pada kehidupan organisme dalam tanah dan pada tanaman yang ditanam dalam tanah tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Setiawan & Bernik (2019) menyatakan bahwa: akumulasi residu pestisida mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian tentang dampak bagi lingkungan hidup, penilaian dilakukan dengan 3 indikator antara lain:
1. pencemaran tanah
2. pencemaran air
3. organisme dan hewan liar
Penggunaan pestisida yang tidak sesuai standar maka akan menimbulkan gangguan kesehatan, pencemaran lingkungan, dan mengganggu ekosistem. Petani sebagai salah satu populasi yang berisiko terpapar pestisida kimia karena pengguna pestisida yang cukup tinggi di daerah pertanian dan merupakan tugasnya sehari-hari. Petani tidak menyadari bahwa segala aktifitas atau kegiatan di daerah pertanian yang sudah tercemari pestisida sangat berisiko terhadap keselamatan dan kesehatannya. Penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat membahayakan kesehatan petani dan konsumen, mikroorganisme non target serta berdampak pada pencemaran lingkungan tanah dan air.
ADVERTISEMENT
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dampak penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian terhadap lingkungan hidup dan kesehatan dapat berdampak baik dan buruk tergantung bagaimana sikap dan perilaku petani dalam penggunaan pestisida. Pemakaian pestisida yang berlebihan, tidak sesuai dengan aturan yang berlaku akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan (pencemaran tanah, pencemaran air serta organisme dan hewan liar) dan gangguan kesehatan yang mengganggu kondisi fisik petani itu sendiri seperti pusing, mual mual dan lainnya, hal ini disebabkan petani yang cenderung tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika berinteraksi dengan pestisida. Kandungan zat kimia yang terkandung dalam pestisida yang disemprot akan meninggalkan residu terhadap hasil pertanian yang menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan manusia, baik petani maupun konsumen bila kandungan residu hasil pertanian telah melewati batas minimum residu (BMR) yang ditetapkan pemerintah sebesar 2,00 ppm. Oleh karena itu sikap dan perilaku yang baik sesuai aturan pemakaian pestisida sesuai dengan aturan yang berlaku sangat berperan besar terhadap dampak yang akan diberikan bagi lingkungan hidup dan kesehatan.
ADVERTISEMENT