Konten dari Pengguna

Warung Gado-Gado Bu Trimah dan Kisah di Dalamnya

Shafira Desvita
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
29 November 2022 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafira Desvita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warung Gado-Gado Kita Milik Bu Trimah, Jumat (25/11/2022). Sumber: Arsip Narasumber.
zoom-in-whitePerbesar
Warung Gado-Gado Kita Milik Bu Trimah, Jumat (25/11/2022). Sumber: Arsip Narasumber.
ADVERTISEMENT
Yogyakarta memang tidak ada habisnya jika berbicara tentang kuliner sekaligus kisah kehidupan di dalamnya, salah satunya adalah sebuah warung makan yang terletak di Jalan Ngebel kecamatan Kasihan, tepat di belakang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sejak 15 tahun lalu, Bu Trimah dan suaminya menginjakkan kaki di Yogyakarta. Bermula dengan tawaran menjaga sebuah kost yang kini bernama Kost Putri Fajar, hingga akhirnya Bu Trimah berkesempatan untuk membangun sebuah warung makan tepat di depan Kost Putri Fajar dengan sasaran pembeli anak kost sekitar UMY. Berjualan sembari menjaga kost adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh Bu Trimah dan suami.
Warung makan Bu Trimah dahulu bernama Warung Makan Eka Lestari yang menjual berbagai macam lauk pauk dengan nasi prasmanan dan kerap kali laris diserbu mahasiswa. “Dulu warung disini selalu ramai, biasanya dari pagi saat mahasiswa ingin sarapan sebelum berangkat kuliah. Dulu juga sering dapat pesanan sampai 200 kotak untuk acara atau kegiatan,” jelas Bu Trimah, Jumat (25/11/2022).
ADVERTISEMENT
Hingga pada saat adanya pandemi Covid-19, Bu Trimah terpaksa menutup warung dagangannya selama 2 tahun karena adanya kebijakan pembatasan sosial. Sampai sekarang, warung makannya belum kembali pulih seperti dahulu saat masih ramai.
“Mahasiswa langganan warung saya yang sering makan di sini dulu rata-rata sudah lulus semua. Semenjak pandemi, saya mencoba untuk berjualan lagi. Tetapi berganti menu, yang dulunya saya jual nasi rames dan lauk pauk sekarang jadi jual gado-gado,” Ujar Bu Trimah. Selain itu, beliau menambahkan bahwa berjualan lauk pauk di situasi pandemi merupakan hal yang sulit karena jika dagangannya tidak habis terjual, maka modalnya pun akan sia-sia. Lalu, Ia pun mengubah nama warungnya menjadi Gado-Gado Kita. Gado-gado merupakan cara alternatif yang bisa Ia lakukan untuk meminimalisir kerugian.
ADVERTISEMENT
Di tengah keterbatasannya untuk berjualan di saat pandemi masih berlangsung, Bu Trimah dan suami mendapat angin segar melalui anak bungsunya yang berhasil memasuki salah satu universitas terbaik Indonesia yang berada di Yogyakarta. Hal itu tidak terlepas dari doa dan usaha yang dilakukan oleh Bu Trimah sekeluarga. “Kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakan dan mendukung, alhamdulillah rejekinya bisa masuk di universitas negeri. Semoga akan bermanfaat ketika nanti sudah lulus. Saya juga berharap semoga warung saya bisa kembali normal seperti dulu saat ramai, tetapi saya juga memasrahkan kepada Allah swt sambil terus berusaha” Ujar Bu Trimah ketika berbicara mengenai harapannya.
Dari kisah Bu Trimah kita dapat memahami bahwa kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan kehendak kita, tetapi jika terus berusaha dan berdoa maka pasti ada jalan keluar apapun bentuknya. Meskipun warung dagangannya belum kembali ramai seperti dulu, namun dengan anak bungsunya yang berhasil memasuki universitas terbaik di Indonesia, satu harapan dan doa Bu Trimah terkabul.
ADVERTISEMENT
Saat ini, warung Gado-Gado Kita milik Bu Trimah dapat ditemui di Jalan Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, tepat di belakang UMY. Dapat dibeli juga melalui order online di ShopeeFood.