Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dari Senyum Kecil Jadi Semangat Besar
5 Mei 2018 1:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Lauditta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jadi orang paling bahagia itu sebenernya ngga susah. Salah satu kuncinya adalah harus banyak bersyukur dan berpikir positif. Tapi tidak untuk hari itu, di saat aku merasa jadi orang tersial karena semua rencanaku seharian berantakan!
ADVERTISEMENT
Di hari Senin itu, aku punya rencana meeting dengan calon partner di area Jakarta. Sudah menembus hujan dan berdesak-desakan di kereta ternyata meeting dibatalkan sepihak. Sorenya aku masuk kelas, tapi untuk pertama kalinya aku ketiduran di kelas, ketahuan dosen dan dinasihati lamaaaa banget di depan umum. Malu banget. Malemnya di percetakan, niatnya mau mengambil hasil tugas desain stikerku untuk dikumpulkan besok pagi. Ternyata stikernya belum selesai dipotong dan kalau pun terpotong, malah ga rapi! Kalau bisa manggil petir, mungkin toko itu bisa gosong dibuatnya.
Sial banget!! Aku ga punya energi untuk marah karena udah cukup terkuras drama hari ini. Demi deadline esok pagi, tengah malam aku motong sendiri gulungan stikernya jadi potongan kecil-kecil. Dengan perasaan masih kesel, aku berusaha menyelesaikan ini cepat dengan cutter, iris lurus dari atas ke bawah, terus, terus, saking cepatnya, ga sadar cutter itu juga dengan cepat mengiris jempol kiriku yang sedang menahan gulungannya.
ADVERTISEMENT
Sakitnya? Luar biasaaa, aku pun nangis dibuatnya, perih!! Eh eh tapi…dari nangis fisik kok lama-lama jadi emosional, aku terbawa emosi dan tiba-tiba mengeluh banyak hal. Ini pasti kumpulan sakit dari rasa capek yang ku tahan dan perihnya luka akibat cutter tadi. Sudah hampir 15 menit aku menahan luka sayatnya dengan tissue, darahnya masih keluar. Takut semakin parah akhirnya ku beranikan diri membersihkan luka dan menutupnya dengan persediaan plester di kosanku.
Menutup luka dengan cepat biar darah berhenti, rasa sedihku pun sekejap berhenti. Plester yang ku pakai ternyata plester kuning bergambar smile dari 3M Nexcare Tattoo Waterproof Bandages. Lucu, seolah-olah plester ini mencoba menghiburku dan ngomong: “hey, kamu harusnya bangga sama luka ini. Ini tanda kamu udah berusaha semaksimal mungkin. Saatnya tutup luka lama, dan senyum lagi.”
ADVERTISEMENT
Sekiranya itu yang ada di pikiranku saat itu, yang akhirnya membuat aku lebih tenang, melanjutkan pekerjaan hingga selesai dan tidur berharap esok bakal ada kejutan baik. Menarik ya, bagaimana plester unik bisa mengembalikan semangatku dan mengingatkanku pada pepatah lain “if there is no pain, there is no gain.”