Konten dari Pengguna

Krisis Pelestarian Video Game Klasik: Pembajakan Menjadi Solusi

Shafy Wiryawan
Mahasiswa S1 Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret
27 Maret 2025 14:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafy Wiryawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Game (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Game (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Video game telah menjadi bagian penting dari budaya populer di Indonesia, terutama bagi para penggemarnya. Video game telah hadir untuk menemani masa kecil masyarakat Indonesia, dan hingga kini, banyak dari mereka yang masih mengisi waktu luangnya dengan bermain game.
ADVERTISEMENT
Namun, game-game klasik yang dulu mewarnai masa kecil penggemar video game kini terancam punah. Akses yang semakin terbatas secara legal membuat banyak pengguna beralih ke situs-situs bajakan sebagai alternatif.
Studi mengatakan bahwa 87% dari video game yang dibuat sebelum tahun 2010 sudah tidak diproduksi lagi, sehingga game-game tersebut hanya dapat diakses melalui pembajakan atau membelinya melalui toko barang antik.
ADVERTISEMENT
Sebagai gambaran, game-game pada konsol Commodore 64 dan Game Boy Family telah dihentikan produksinya. Beberapa konsol klasik seperti PlayStation 2 masih memiliki beberapa game yang tersedia. Namun, produksi game baru untuk konsol ini sangat terbatas.
Pada awalnya, sekitar 6,5% dari semua permainan Game Boy bisa dibeli secara digital melalui Virtual Console Nintendo di Wii U dan 3DS. Namun, sejak Nintendo menutup toko-toko tersebut pada bulan Maret 2023, game-game tersebut tidak bisa dibeli di platform mana pun lagi. Beberapa game klasik sebenarnya dapat dibeli melalui toko game digital seperti PlayStation 3 Store dan PlayStation Vita, tetapi platform ini sangat sulit untuk digunakan sehingga pengguna tidak bisa membeli game dari platform tersebut.
Game (Foto: Pixabay)
Sebagai upaya untuk menanggulangi permasalahan ini, beberapa perusahaan pengembang video game telah melakukan upaya untuk menerbitkan kembali video game klasik dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu upayanya adalah dengan meluncurkan sistem langganan seperti Xbox Game Pass, PlayStation Plus Premium, dan Nintendo Switch Online.
ADVERTISEMENT
Meskipun upaya ini menimbulkan kemajuan, terdapat pendapat umum di kalangan peneliti video game dan penggemar video game bahwa ketersediaan video game klasik di pasar komersial tetap buruk.
Selain itu, beberapa perusahaan pengembang video game juga telah menerbitkan kembali game-game klasik di platform digital modern. Namun, menerbitkan kembali sebuah game merupakan hal yang kompleks dan mahal. Menurut pendapat Chris Scullion, seorang jurnalis video game asal Skotlandia, game-game klasik sering kali memerlukan modifikasi yang rumit untuk dapat berfungsi di sistem modern. Sebagai contoh, video game berjudul Doom yang rilis pada tahun 1993 memerlukan pengerjaan ulang dengan kompleksitas yang berbeda untuk setiap konsol, hal ini mengakibatkan perbedaan dalam konten dan kualitas video game tersebut. Selain itu, porting game menghabiskan biaya yang mahal, yaitu sekitar $350.000.
ADVERTISEMENT
Selain masalah teknis, ada juga permasalahan perjanjian lisensi yang sering kali mempersulit penerbitan ulang video game klasik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya game klasik yang diproduksi tanpa mempertimbangkan ketersediaan jangka panjang. Misalnya, permainan arcade X-Men dari Konami yang rilis pada tahun 1992, tidak dapat diterbitkan ulang hingga tahun 2010 karena perjanjian lisensi yang telah berakhir dengan Marvel sekitar 5 tahun setelah rilis awal. Bahkan setelah dirilis kembali secara singkat, game tersebut dihapus pada tahun 2013 ketika lisensinya kadaluarsa lagi. Biaya berkelanjutan untuk memperbarui lisensi ini membuat pengembang video game enggan untuk merilis kembali game tersebut.
Beberapa penggemar permainan video klasik dapat beralih ke pasar barang secondhand, tetapi ketersediaan game klasik semakin sedikit, hal ini menyebabkan peningkatan harga yang sangat signifikan, terutama pada tahun 2021, di mana harga video game klasik melonjak sebesar 33%. Sebagai contoh, game NES berjudul Little Samson yang pada awalnya dijual dengan harga 99 sen pada tahun 1997, mencapai harga $2.750 pada tahun 2022. Akibatnya, semakin tidak masuk akal bagi para pemain game untuk bergantung pada pasar barang bekas untuk mengakses game-game yang sudah tidak diproduksi.
ADVERTISEMENT
Video game klasik sekarang terancam punah karena masalah-masalah ini.
Permasalahan-permasalahan tersebut memperjelas kondisi di mana untuk melestarikan video game yang terancam punah, pembajakan video game menjadi tindakan termudah yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya video game klasik. Frank Cifaldi, pendiri Video Game History Foundation, berpendapat bahwa pembajakan video game telah membantu melestarikan video game klasik.
Bahkan, ketika Nintendo mengejar distributor ilegal terbesar dari game klasik miliknya, banyak orang kehilangan satu-satunya cara untuk mengakses game-game ini.
Secara hukum, Nintendo memiliki hak penuh untuk menutup situs-situs yang melanggar hak cipta mereka. Namun, seperti yang disoroti oleh Frank Cifaldi, tindakan ini menempatkan para pelestari sejarah video game dalam situasi yang sulit. Menurutnya, saat ini tidak ada cara legal untuk menambahkan video game klasik tersebut ke perpustakaan Video Game History.
ADVERTISEMENT
Pembajakan terhadap video game klasik yang tidak bisa diakses secara resmi justru dapat membantu melestarikan sejarah industri game. Namun, untuk melestarikan warisan video game klasik secara berkelanjutan, perlu ada upaya serius untuk menyediakan akses yang sah dan terjangkau. Tanpa solusi tersebut, kita berisiko kehilangan sejarah digital yang sangat berharga ini.