Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apakah Perdamaian Zaman Sekarang Sudah Jauh Lebih Baik?
29 Mei 2024 6:56 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Shahnaz Afifah Firdausi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebuah opini dan review singkat dari buku Sapiens karya Yuval Noah Harari tentang Perdamaian di Masa Kini, Imperial Retirement, dan Pax Atomica.
ADVERTISEMENT
Perdamaian di Masa Kini
Pernahkah anda membayangkan hidup di masa-masa peperangan? Apakah muncul bayangan terkait kedamaian pada masa-masa itu?
Perdamaian yang terjadi di zaman sekarang sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan zaman sebelum-sebelumnya, terutama di masa perang. Jika dilihat dari perspektif makro maupun statistik, kematian yang diakibatkan oleh kekerasan itu hanya sebagian kecil dari total kematian yang ada. Pada tahun 2000, sebanyak 310.000 orang meninggal karena perang, dan 520.000 orang meninggal karena kejahatan kekerasan. Dari perspektif makro, total 830.000 korban tersebut hanya mencakup 1,56 persen dari 56 juta orang yang meninggal pada tahun 2000. Pada tahun tersebut, bahkan sebanyak 1,26 juta orang meninggal dalam kecelakaan mobil (2,25 persen dari total kematian) dan 815.000 orang melakukan bunuh diri (1,45 persen dari total kematian).
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan dengan total kematian yang terungkap pada tahun setelah serangan 9/11 di Amerika, ada sebanyak 873.000 orang bunuh diri, di mana rata-rata orang lebih berkemungkinan untuk bunuh diri dibandingkan dibunuh oleh teroris, tentara, atau pengedar obat bius terlepas dari pembicaraan terkait terorisme dan perang pada saat itu yang mungkin ramai diperbincangkan. Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian yang diakibatkan oleh bunuh diri atau kecelakaan lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah kematian akibat perang, teroris, atau keriminalitas.
Penurunan kekerasan di suatu negara dipengaruhi oleh kebangkitan negara itu sendiri yang memiliki peran besar. Sepanjang sejarah, sebagian besar kekerasan diakibatkan oleh perselisihan kecil antara komunitas atau keluarga saja. Dari perspektif makro, pengadilan-pengadilan dan kepolisian yang dijalankan oleh suatu negara kemungkinan sudah meningkatkan level keamanannya.
ADVERTISEMENT
Imperial Retirement
Kekerasan yang terlihat seringkali membuat kita takut, khawatir, dan selalu was-was. Entah itu kekerasan yang terjadi di lingkungan kita, maupun kekerasan yang kita lihat melalui media sosial. Namun, tahukah anda bahwa ternyata kekerasan yang terjadi antar negara secara internasional sudah mencapai titik terendah sepanjang masa? Contoh yang paling jelasnya adalah runtuhnya imperium-imperium di Eropa, di mana kehancuran akhirnya mengarah pada keanarkisan dan perang-perang suksesi.
Sejak tahun 1945, banyak dari bagian imperium yang lebih memilih untuk melakukan "pensiun dini" secara damai karena prosesnya terlihat lebih cepat, tenang, dan tertib. Contohnya adalah negara Inggris dan Uni Soviet. Inggris melakukan "pengunduran" tanpa menghasilkan banyak korban dan Uni Soviet melakukannya juga dengan lebih damai karena pemberontakan, invasi eksternal, kampanye besar-besaran dan kekalahan militer tidak terjadi dan tidak dilakukan oleh negara tersebut. Bahkan hingga Gorbachev dan para koleganya melakukan "pengunduran" tanpa memperjuangkan, bukan hanya penaklukan Uni Soviet di Perang Dunia Kedua, tetapi juga penaklukan sebelumnya oleh kaum tsar di Baltik, Ukraina, Kaukasus, dan Asia Tengah.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat, runtuhnya Uni Soviet adalah yang paling mencolok jika dibandingkan dengan negara lain.
Pax Atomica
Ternyata ada banyak negara-negara merdeka yang muncul setelah imperium tidak tertarik pada perang. Apakah hal tersebut dikarenakan perubahan pemikiran terkait perdamaian?
Sejak tahun 1945, tidak ada negara merdeka yang diakui oleh PBB ditaklukkan dan dihapus dari peta. Ada salah satu hukum besi politik internasional yang berbunyi “For every two nearby polities, there is a plausible scenario that will cause them to go to war against one another within one year”. Ini seperti “hukum rimba” yang berlaku pada abad ke-19 Eropa, abad pertengahan Eropa, dan China Kuno, serta Yunani Klasik. Namun, kini manusia sudah mematahkan hukum rimba tersebut, bahkan sebagian besar negara menanggap bahwa tidak ada tuh skenario yang masuk akal untuk menuju konflik besar-besaran dalam satu tahun.
ADVERTISEMENT
Perlahan-lahan, beberapa tahun terakhir ini pandangan manusia terhadap masa lampau tentang perang mulai hilang dan terdistorsi oleh informasi dan pandangan masa kini. Namun, bisa juga dipengaruhi faktor masa lampau yang mulai menerapkan kedamaian di imperium-imperium sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan dunia yang sekarang jauh lebih damai dibanding dengan masa-masa sebelumnya. Walaupun begitu, tetap saja jangan sampai kita melupakan sejarah, perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh orang-orang pada saat itu. Tidak akan pernah kita mencapai "kedamaian" pada saat ini jika bukan karena perjuangan mereka.
Daftar Pustaka
Harari, Y. N. (2015). Sapiens: A Brief History of Humankind (Y. N. Harari, Trans.). HarperCollins.