Konten dari Pengguna

Contingency Approach dalam Manajemen Sektor Publik

Shalbi Naila Makarim Nurhidayat
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung Duta Genre Provinsi Jawa Barat Duta Genre Kabupaten Sumedang
30 Oktober 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shalbi Naila Makarim Nurhidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/illustrations/tree-business-plan-growth-grow-2987962/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/illustrations/tree-business-plan-growth-grow-2987962/
ADVERTISEMENT
Pendekatan kontingensi adalah teori manajemen yang menyatakan tidak ada satu cara terbaik ataupun pasti dalam mengelola organisasi. Sebaliknya, gaya manajemen atau struktur organisasi yang paling efektif bergantung pada keadaan spesifik tempat perusahaan maupun organisasi beroperasi. Pendekatan ini mempertimbangkan beragam faktor-faktor seperti lingkungan eksternal, sifat setiap tugas, tenaga kerja, dan budaya organisasi , serta menyesuaikan praktik manajemen agar sesuai dengan variabel pertimbangan ini.
ADVERTISEMENT
Sering disebut sebagai teori kontingensi atau pendekatan kontingensi terhadap manajemen, konsep ini mengakui sekaligus menjelaskan bahwa memiliki sifat dinamis serta terus berubah di tempat kerja. Dalam pemahaman ini menekankan perlunya mengadaptasi praktik SDM agar sesuai dengan keadaan organisasi, yang pada akhirnya mengarah pada pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang lebih efektif serta objektif.
Pendekatan kontingensi mencakup beragam teori yang menawarkan perspektif berbeda dalam mengelola organisasi. Teori-teori ini meliputi:
1. Teori Kontingensi Fiedler
Teori Kontingensi Fiedler menjelaskan bahwa efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kecocokan antara gaya kepemimpinannya (berorientasi pada tugas atau berorientasi pada hubungan) dengan situasi tertentu.
2. Teori Kepemimpinan Situasional
Teori Kepemimpinan Situasional, yang dikembangkan oleh Paul Hersey menyarankan agar para pemimpin menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka berdasarkan kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Konsep ataupun teori ini mengidentifikasi empat gaya kepemimpinan menceritakan, menjual, berpartisipasi, dan mendelegasikan yang masing-masing sesuai dengan tingkat kompetensi dengan komitmen karyawan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
3. Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan Keputusan dalam manajemen mengusulkan agar manajer ataupun pemimpin menyesuaikan pendekatan pengambilan keputusan mereka berdasarkan situasi. Bergantung pada kompleksitas dan urgensi masalah, pemimpin dapat memilih gaya pengambilan keputusan secara otokratis, konsultatif, atau partisipatif.
Dalam beragam penjelasan diatas tentu pemimpin diharapkan mampu menangani beragam masalah maupun dinamika baik dalam organisasi ataupun perusahaan yang dia pimpin. Ini menjadi bukti bahwa penanganan beragam masalah diperlukan gaya maupun cara yang berbeda. Karena setiap pemimpin memiliki karakter dan sifat yang dinamis.
Salah satu contoh yang dapat kita ambil ialah peran seorang Gubernur dalam mengatasi masalah di Provinsinya. Gubernur tidak bekerja sendirian, ia dibantu oleh Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah Provinsi, para perangkat instansi Dinas Provinsi serta hadirnya Bupati, Walikota, Camat maupun Kepala Desa di Provinsi tersebut. Pemimpin harus paham bagaimana pengelolaan masalah ini dapat diatasi melalui kolaborasi lintas sektor atau yang biasa kita kenal sebagai Kolaborasi Pentahelix.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi Pentahelix melibatkan 5 unsur diantaranya Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah dan juga Media. Kehadiran elemen-elemen inilah yang dapat membantu mengatasi beragam persoalan dilingkungan masyarakat. Baik yang berada dipelosok Desa maupun dipusat Kota. Peran Pemimpin menjadi kunci karena sangat vital dalam mengambil sebuah keputusan. Maka dari itu, diharapkan para Pemimpin yang hari ini sedang menjabat dapat menjadi suri tauladan, inspirator maupun motivator bagi tim maupun masyarakatnya. Dengan demikian, semua permasalahan yang terjadi dapat diatasi melalui pemecahan masalah bersama, kerja keras dan keikhlasan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.