Konten dari Pengguna

Pelarangan Studi Tour : Melindungi Atau Menghambat Pendidikan?

Shalinda Cynthia
mahasiswa universitas islam negri sunan ampel surabaya
24 November 2024 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shalinda Cynthia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh ROMAN ODINTSOV: https://www.pexels.com/id-id/foto/anak-kecil-anak-anak-siswa-murid-12719260/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh ROMAN ODINTSOV: https://www.pexels.com/id-id/foto/anak-kecil-anak-anak-siswa-murid-12719260/
ADVERTISEMENT
Pelarangan studi tour ke luar kota saat ini menjadi perdebatan hangat di masyarakat. Kebijakan ini, meskipun bertujuan baik untuk melindungi siswa, memunculkan banyak pertanyaan tentang dampaknya terhadap pendidikan. Di satu sisi, pelarangan ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan siswa dari berbagai risiko, seperti kecelakaan dan penyebaran penyakit. Dalam situasi kesehatan yang tidak menentu, langkah ini bisa dimengerti dan dihargai oleh banyak orang tua dan pendidik.
ADVERTISEMENT
Namun, kita juga harus menyadari bahwa studi tour memiliki peran penting dalam pendidikan. Kegiatan ini memberi siswa kesempatan untuk belajar di luar kelas, menjelajahi tempat baru, dan berinteraksi langsung dengan budaya serta masyarakat yang berbeda. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka, tetapi juga membantu mereka membangun keterampilan sosial dan kepercayaan diri. Ketika siswa mengalami sesuatu secara langsung, mereka dapat memahami pelajaran dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna.
Dampak jangka panjang dari pelarangan ini juga bisa menjadi masalah. Tanpa kesempatan untuk melakukan studi tour, generasi mendatang mungkin akan kurang memiliki pengalaman praktis yang penting untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada pengembangan keterampilan praktis. Jika siswa tidak memiliki pengalaman ini, kita berisiko menciptakan individu yang kurang siap untuk berinteraksi dan beradaptasi dalam masyarakat yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, solusi yang lebih baik bukanlah hanya melarang studi tour, tetapi bagaimana kita bisa mengatur kegiatan tersebut dengan lebih aman. Misalnya, sekolah bisa menetapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti memastikan semua peserta melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum berangkat dan memilih lokasi yang aman. Dengan cara ini, kita bisa menjaga keselamatan siswa tanpa mengorbankan kesempatan belajar yang berharga.
Mari kita ingat bahwa pendidikan yang baik mencakup keseimbangan antara teori dan praktik. Kita perlu mencari cara untuk tetap memberikan peluang belajar yang menarik dan mendidik, sambil tetap menjaga keselamatan siswa. Dengan bekerja sama antara pemerintah, sekolah, dan orang tua, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inspiratif untuk generasi masa depan.
ADVERTISEMENT