Konten dari Pengguna

Tradisi Mistis yang Bertahan di Tengah Modernisasi

Shalsabhilla Putri
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
11 Januari 2025 17:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shalsabhilla Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Antusias Wisatawan dalam Pertunjukkan Kuda Lumping. (Sumber: Shalsabhilla Putri)
zoom-in-whitePerbesar
Antusias Wisatawan dalam Pertunjukkan Kuda Lumping. (Sumber: Shalsabhilla Putri)
ADVERTISEMENT
Di balik megahnya gedung-gedung modern dan hiruk-pikuk kehidupan kota, tak banyak tradisi lokal yang mampu bertahan. Apalagi tradisi yang serat dengan unsur mistis seperti Kuda Lumping.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah semua perubahan ini, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang terletak di Jakarta Timur berperan sebagai pelindung tradisi tersebut. Di tempat ini, Tarian Kuda Lumping disuguhkan dengan megah dan menarik perhatian wisatawan.
Sore itu saat matahari mulai tenggelam, musik gamelan sudah terdengar. Suara pecutan tali pun bergema di udara. Wisatawan berkumpul sambil menyiapkan gawai untuk merekam pertunjukan Kuda Lumping tersebut.

Tentang Kuda Lumping

Jaran Kepang atau yang akrab disebut Kuda Lumping adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Walaupun di tengah arus globalisasi yang kian deras, Kuda Lumping masih menjadi budaya yang perlu dilestarikan.
Tarian ini menggambarkan prajurit yang menunggang kuda dan biasanya menggunakan properti berupa kuda buatan dari anyaman bambu yang dihias dengan warna-warna cerah. Kuda-kuda tersebut sering dihias dengan ekor dan kepala yang menyerupai kuda asli.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai hiburan, pertunjukan ini juga dipercaya memiliki elemen mistis, terutama saat para penari mengalami trance atau kerasukan roh. Mereka dapat melakukan tindakan di luar batas kemampuan manusia biasa, seperti memakan beling, menyembur api, hingga bertingkah laku seperti hewan liar.
Atraksi Kuda Lumping Menyemburkan Api. (Sumber: Shalsabhilla Putri)
Unsur Mistis yang Menarik Wisatawan
Meski untuk sebagian masyarakat modern unsur mistis dari Kuda Lumping kerap dianggap tak lagi relevan, daya tarik spiritual dan supranatural ini justru menjadi magnet bagi wisatawan yang melihatnya.
“Keren banget sih, apalagi saya jarang nonton pertunjukan ini. Banyak atraksi gokil kayak kesurupan yang membuat saya tertarik, makan beling terus nyemburin api juga," ujar Julio, wisatawan.
Hal tersebut menunjukkan bagaimana unsur-unsur budaya dan spiritual dapat berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini. Sehingga hal tersebut menciptakan ketertarikan dan apresiasi yang lebih luas terhadap warisan budaya lokal di era modern ini.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Kuda Lumping di tengah modernisasi mencerminkan perjuangan untuk mempertahankan identitas budaya di era yang serba cepat berubah. Meskipun arus globalisasi dan teknologi modern terus mendominasi kehidupan sehari-hari, tradisi seperti Kuda Lumping tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat.
"Saya tetap cinta budaya lokal. Ya walaupun sekarang memang jamannya apa-apa pake HP yang cenderung kadang melupakan budaya lokal. Tapi ya berharap lah khususnya buat generasi muda harapan bangsa harus wajib menerapkan rasa cinta budaya," jelas Gita, wisatawan.
Penulis: Shalsabhilla Putri