Konten dari Pengguna

Memaknai Keberkahan Ramadhan (29)

Shamsi Ali
Putra Indonesia ini merupakan Imam yang dihormati di AS. Dinobatkan sebagai salah 1 tokoh agama berpengaruh di New York.
29 April 2023 13:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shamsi Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berdoa.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berdoa. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di pengujung Ramadhan kita diingatkan sebuah akhlak mulia Ibrahim AS terhadap Tuhannya. Ketika diperintah meninggikan fondasi Baitullah (Ka’bah) beliau melakukan dengan penuh dedikasi dan keikhalasan.
ADVERTISEMENT
Pastinya ketika itu tidak ada tendensi duniawi apapun. Bahkan saya yakin Ibrahim ketika itu belum tahu jika kelak hari bangunan itu menjadi impian begitu banyak manusia.
Walaupun pekerjaan itu adalah tugas yang termulia dengan janji pahala dan keberkahan yang dahsyat, ada satu hal yang selalu Ibrahim sadari. Bahwa beliau melakukan itu karena pengabdian (ibadah).
Dan, karenanya pengabdian atau ibadah yang kita lakukan, bukan pada apa dan bagaimana melakukannya. Tapi pada ridho dan penerimaan Allah SWT. Ada rasa ketawadhuan yang mendalam di hati beliau di hadapan Allah SWT.
Ilustrasi mengajak anak salat Foto: Shutterstock
Inilah akhlak mulia terhadap Allah yang perlu kita tauladani dari Ibrahim AS. Melakukan sesuatu yang termulia, dengan dedikasi dan keikhlasan, tapi tetap rendah hati kepada Rabb-nya. Fokus tetap pada ketinggian kuasa Allah. Dia yang memerintahkan. Tapi Dia pula yang punya otoritas untuk menerima atau menolak.
ADVERTISEMENT
Dan karenanya kita akhiri Ramadhan dengan doa yang sama: "Rabbana taqabbal minna innaka Anta as-Sami’ al-‘Alim.” Kita merendahkan diri dan hati kita hanya kepada-Nya. Sebagaimana kita telah meminta hidayah, kekuatan dan keistiqamahan dalam menjalankan puasa Ramadhan, kita juga memohon penerimaan Allah SWT.
Di ayat 185 Surah Al-Baqarah Allah mengingatkan: “Dan sempurnakan bilangan hari Ramadan, dan besarkan Allah atau hidayahNya kepadamu. Dan Semoga kalian menjadi orang-orang yang bersyukur”.
Ayat ini mengingatkan kita untuk menyempurnakan (mengakhiri) Ramadhan dengan “takbir” (membesarkan Allah) atas petunjuk-Nya. Seolah mengingatkan kita bahwa sehebat apapun puasa yang kalian lakukan semua itu tidak lepas dari kuasa dan hidayah Allah SWT. Dan karenanya jangan membangun karakter Superman atas nama “ibadah”.
ADVERTISEMENT
Betapa sayangnya mereka yang beribadah dengan penuh dedikasi dan kesungguhan. Tapi ibadah yang mereka lakukan menjadi sebuah jalan “keegoan” (keakuan). Bahkan lebih berbahaya lagi ketika ibadah-ibadah yang dilakukan itu menjadi keangkuhan. Dengan ibadahnya merasa lebih, termasuk lebih beragama dan lebih suci.
Salah satu keangkuhan itu adalah ketika melakukan ibadah-ibadah lalu merasa surga telah menjadi miliknya. Seolah surga itu dapat dibeli dengan bilangan rakaat salat atau jumlah ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca. Seolah ketika telah melakukan salat tahajud kunci surga telah ada dalam genggamannya.
Ilustrasi Mengaji di Masjid Foto: Kementerian Pariwisata
Allah mengingatkan kita: “Jangan sucikan diri-diri kalian. Allah lebih tahu siapa yang paling bertakwa di antara kalian”.
Dan karenanya ujung ayat 185 Surat Al-Baqarah itu mengatakan: “Dan mudah-mudahan kalian bersyukur”. Bermakna bahwa di akhir Ramadan ini yang harus terbangun dan adalah ketawadhuan yang terealisasi dalam wujud kesyukuran kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana Rasulullah SAW menyampaikan bahwa pengabdian/ibadah-ibadah yang beliau lakukan bertujuan: “Tidakkah saya menjadi hamba yang bersyukur?”
Salah satu doa yang populer dan sering dilanjutkan di doa-doa munajat akhir Ramadhan adalah “Rabbana ij’alna minas su’adaai al-maqbuulin. Wa laa taj’alna minal asyqiyaa al-marduudiin” (ya Allah jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang berbahagia dengan pengabulan. Dan jangan kiranya Engkau jadikan kami termasuk yang celaka dengan penolakan Engkau).
Semoga keberkahan Ramadhan untuk kita semua dalam bentuk pengabulan. Semoga puasa dan segala pengabdian kita diberkahi, diridhoi dan diterima Allah SWT. Amin!