Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Review Film Pasutri Gaje
7 Februari 2024 18:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Shandy Gasella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Terakhir berperan bersama — namun bukan sebagai pasangan — dalam film ‘My Stupid Boss 2’ (Upi, 2019), kini Bunga Citra Lestari duet kembali dengan Reza Rahadian sebagai sepasang suami isteri yang baru menikah dalam film berjudul Pasutri Gaje garapan Fajar Bustomi (‘Dilan 1990’, ‘Buya Hamka’). Cerita Pasutri Gaje sendiri sudah lebih dulu populer lewat Line Webtoon tulisan Annisa Nisfihani, dan sudah dibaca sebanyak 906 juta kali, serta difavoritkan oleh lebih dari lima juta orang! Tak heran, rumah produksi Falcon Pictures kemudian memfilmkannya.
ADVERTISEMENT
Reza dan Bunga jelas menjadi highlight film ini, obviously, karena keduanya memerankan karakter utama, tetapi tak hanya itu, bahwa keputusan keduanya di-casting peran utama — Reza dan Bunga pada bulan Maret ini masing-masing berusia 37 dan 41 tahun — berperan sebagai pasutri muda sekaligus PNS ini, jelas memiliki nilai faktor tersendiri, terlebih bagi pembaca setia komiknya yang sudah kadung punya gambaran yang definitif hasil coretan Annisa sang penulis komik, yang menggambarkan karakter-karakternya berusia 20-an awal lewat guratan visual menyerupai manga yang imut-imut bikin gemas itu.
Tapi, syukurnya Reza dan Bunga keduanya dianugerahi penampilan yang awet muda, ditambah Annisa sebagai penulis cerita aslinya sendiri sempat menyatakan bahwa Reza dan Bunga merupakan pilihannya juga sebagai Adimas dan Adelia, dan rasanya setelah menyaksikan filmnya, keduanya memang pas, keduanya berhasil tampil meyakinkan sebagai pasutri yang dikisahkan baru lima bulan menikah. Atau anggaplah mereka telat nikah, kita lupakan dulu Adimas dan Adelia versi komik, toh chemistry keduanya di sini sekuat itu sebagai pasutri.
Alkisah, Adimas dan Adelia baru pindah ke rumah baru (yang akan mereka cicil selama 15 tahun), berprofesi sebagai PNS di sebuah kelurahan entah di mana (tak disebutkan setting film secara jelas), dengan pertimbangan faktor ekonomi yang belum stabil, Adimas meminta kepada Adelia agar mau menunda kehamilan. Sebab, mengurus dan membesarkan anak butuh biaya yang lumayan besar, begitu kilah Adimas. Dan sebagai isteri yang sholehah, Adelia langsung mengiyakan permintaan suami sekaligus imam rumah tangganya itu.
ADVERTISEMENT
Film dibuka lewat pengenalan karakter Adimas yang takut banget dengan calon mertuanya (diperankan Indro Warkop) yang sangat protektif terhadap sang anak kesayangan. Dikisahkan secara singkat bagaimana pada mulanya ayahanda Adelia tidak menyetujui anaknya itu dilamar Adimas. Pun ketika mereka pada akhirnya direstui untuk menikah, Adimas masih jiper kepada sang mertua. Puncaknya ketika ia diminta untuk memberikan cucu. Ndilalah rencana penundaan kehamilan pun kandas.
Pada paruh awal film, kita disuguhi adegan-adegan yang agak nakal (tapi cukup nanggung ya) nan kocak, walau tak sampai seprovokatif gambaran di komik, ihwal kemesraan Mas dan Ade — begitulah keduanya saling menyapa mesra, sebagai pengantin baru.
Masalah besar timbul ketika Adimas mengumumkan kepada keluarga Adelia manakala mereka sedang makan malam bersama, bahwa Adelia hamil, padahal kenyataannya tidak.
ADVERTISEMENT
Dan ada pula karakter lain yang diberi porsi cukup besar, untuk tak menyebutnya turut menjadi fokus cerita juga, ialah Meka (diperankan Arifin Putra, ‘The Raid: Berandal’, ‘Negeri Van Oranje’), teman sekantor Mas dan Ade yang tengah dilanda cinta segitiga, antara teman sekantornya juga, janda beranak satu bernama Rosalinda (Nadine Alexandra, ‘Perfect Strangers’, ‘Ganjil Genap’), dan seorang apoteker muda bernama Ningsih (Zsa Zsa Utari, ‘200 Pounds Beauty’) yang justeru terangan-terangan naksir berat kepada Meka.
Menilai berdasarkan menonton film dan membaca beberapa episode awal komiknya, penulis skenario Alim Sudio ('Miracle in Cell No.7', 'Hamka & Siti Raham') terkesan diberi keleluasaan mengalihwahanakan cerita komik tersebut secara bebas, tidak terpaku kepada episode tertentu, bahkan cerita film melompati bagian di mana, pada kisah di komik misalnya, ada episode ketika Mas dan Ade sempat tinggal di rumah orang tua Mas, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal berdua saja di rumah KPR mereka.
ADVERTISEMENT
Termasuk pembukaan di episode perdana komiknya, momen Mas dan Ade yang tengah berbulan madu di pantai, lalu sejurus kemudian diperlihatkan bahwa itu hanyalah mimpi, menurut saya agak sayang jika tak dimasukkan ke versi film, mengingat betapa jelas tersampaikan betapa gaje-nya mereka sebagai sepasang suami isteri. Tetapi, memang memampatkan 54 chapter dari musim pertama komiknya menjadi sajian film berdurasi 109 menit bukanlah perkara mudah juga.
Ini sebuah komedi situasional nan ringan yang pas ditonton untuk melipir sejenak dari hiruk-pikuk suasana politik menjelang Pemilu. Atau ya, nonton saja, lalu tertawa menyaksikan gelagat-gelagat gaje (gak jelas) dari banyaknya tokoh yang memang unik-unik dan absurd.