Konten dari Pengguna

Ekonomi Hijau sebagai Solusi Pertumbuhan Ekonomi dan Keberlanjutan Lingkungan

Shanon Angela Satria
Mahasiswa S-1 Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret
14 Desember 2024 12:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shanon Angela Satria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ekonomi hijau dorong keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan, sumber gambar: gambar dibuat menggunakan teknologi AI.
zoom-in-whitePerbesar
Ekonomi hijau dorong keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan, sumber gambar: gambar dibuat menggunakan teknologi AI.
ADVERTISEMENT
Ekonomi hijau telah muncul sebagai konsep penting yang mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Konsep ini mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi tidak dapat dicapai dengan mengabaikan faktor-faktor ekologis yang penting, seperti kualitas udara, kelestarian alam, dan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana. Dengan tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan yang semakin nyata, ekonomi hijau menawarkan model pembangunan yang mendukung kesejahteraan manusia tanpa merusak bumi. Ekonomi hijau membuka peluang bagi pembangunan yang lebih adil dan berkelanjutan dengan menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pendekatan ini bertujuan menciptakan masa depan yang harmonis di mana kemajuan ekonomi tidak lagi bertentangan dengan kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
Prinsip Dasar Ekonomi Hijau
Ekonomi hijau berfokus pada tiga pilar utama yaitu pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pengurangan emisi karbon, dan pemanfaatan sumber daya secara efisien dan berkelanjutan. Prinsip utama dari ekonomi hijau adalah bahwa kegiatan ekonomi harus mengarah pada pengurangan kerusakan lingkungan, konservasi sumber daya alam, dan peningkatan kualitas hidup manusia. Salah satu elemen terpenting dari ekonomi hijau adalah transisi menuju energi terbarukan, seperti energi angin, surya, dan hidroelektrik, yang mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan (Stern, 2006). Dengan demikian, ekonomi hijau berupaya menurunkan dampak negatif aktivitas ekonomi terhadap alam sambil menciptakan lapangan kerja baru yang ramah lingkungan.
Penerapan prinsip ekonomi hijau melibatkan transformasi sektor-sektor penting seperti energi, transportasi, pertanian, dan industri. Misalnya, sektor energi terbarukan berpotensi menggantikan energi fosil yang selama ini menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Pemerintah dan sektor swasta dapat mengembangkan infrastruktur hijau yang lebih ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik dan sistem transportasi publik yang efisien, yang akan mengurangi polusi udara dan konsumsi energi yang tinggi. Prinsip efisiensi juga mendorong sektor industri untuk mengadopsi teknologi yang mengurangi limbah dan mengoptimalkan penggunaan energi serta material yang pada gilirannya menurunkan biaya produksi dan dampak lingkungan (UNEP, 2011).
ADVERTISEMENT
Dampak Ekonomi Hijau terhadap Perekonomian dan Lingkungan
Implementasi ekonomi hijau memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian dan lingkungan. Dalam konteks perekonomian, transisi ke ekonomi hijau membuka peluang pasar baru dan menciptakan lapangan kerja yang lebih inklusif. Misalnya, sektor energi terbarukan diperkirakan akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dibandingkan dengan sektor energi fosil. Menurut laporan dari International Labour Organization (ILO), sektor energi terbarukan berpotensi menciptakan lebih dari 85 juta pekerjaan baru di seluruh dunia pada tahun 2030 jika pemerintah berkomitmen untuk mendukung kebijakan transisi hijau (ILO, 2018). Selain itu, investasi dalam teknologi hijau seperti efisiensi energi dan pertanian berkelanjutan dapat menghasilkan penghematan jangka panjang dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lingkungan, ekonomi hijau membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi dampak perubahan iklim. Penerapan teknologi hijau, seperti penggunaan energi terbarukan dan praktik pertanian ramah lingkungan, dapat mengurangi penggunaan air, tanah, dan energi secara signifikan. Misalnya dalam sektor pertanian, teknik pertanian organik yang mendukung keanekaragaman hayati dan mengurangi penggunaan pestisida kimia berkontribusi pada keberlanjutan alam. Selain itu, investasi dalam proyek restorasi lingkungan seperti reboisasi dan pemulihan ekosistem berfungsi untuk memulihkan keseimbangan alam yang terganggu akibat eksploitasi yang berlebihan.
Selanjutnya, ekonomi hijau mendorong penggunaan prinsip ekonomi sirkular yang mengutamakan daur ulang, penggunaan kembali, dan pengurangan limbah. Konsep ini mengubah paradigma tradisional yang mengandalkan model linier (ambil, buat, buang) menjadi model yang lebih berkelanjutan. Perusahaan yang menerapkan ekonomi sirkular mengurangi limbah, menghemat biaya produksi, dan berkontribusi pada pengurangan polusi.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Ekonomi hijau menawarkan solusi yang sangat relevan untuk menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan keberlanjutan lingkungan. Dengan mengintegrasikan prinsip efisiensi sumber daya, pengurangan emisi karbon, dan penciptaan lapangan kerja yang ramah lingkungan, ekonomi hijau dapat menjadi model pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dampak positif dari ekonomi hijau tidak hanya terlihat dalam perekonomian, tetapi juga dalam pengelolaan lingkungan yang lebih baik yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim dan pelestarian alam. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara di dunia untuk mengimplementasikan kebijakan yang mendukung transisi ke ekonomi hijau demi masa depan yang lebih berkelanjutan bagi bumi dan umat manusia.
Referensi
ADVERTISEMENT