Konten dari Pengguna

Asimetri Informasi dalam Penyewaan Kos

Shaphira Rosa Putri Wusanani
Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Sebelas Maret
12 Desember 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shaphira Rosa Putri Wusanani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi asimetri informasi (sumber : https://cdn.pixabay.com/photo/2019/06/19/07/13/email-4284157_1280.png)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asimetri informasi (sumber : https://cdn.pixabay.com/photo/2019/06/19/07/13/email-4284157_1280.png)
ADVERTISEMENT
Pernahkah anda merasa seperti ada yang tersembunyi ketika sedang mencari tempat kos baru? Jika iya, anda mungkin telah merasakan dampak dari asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi ketika salah satu pihak memiliki lebih banyak informasi dibandingkan pihak lainnya. Dalam konteks kos, ini sering kali terjadi antara pemilik kos (landlord) dan penyewa (tenant). Mari kita bahas lebih lanjut tentang apa itu asimetri informasi dan bagaimana cara menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Pernyataan mengenai asimetri informasi menurut Scott (2009:105) sebagai berikut: “frequently, one type of participant in the market (sellers, for example) will know something about the assets being traded the another type of participant (buyers) does not know. When this situation exits, the market is said to be characterized by information asymetri”. Pernyataan Scott menjelaskan bahwa asimetri informasi adalah salah satu pihak yang ikut atau turut serta dalam pasar seperti penjual yang mengetahui tentang suatu aset yang diperdagangkan kepada pihak lainnya yang tidak mengetahui informasi, ketika situasi ini keluar, maka pasar akan dikatakan seperti demikian dan biasanya dicirikan dengan asimetri informasi. Penulis akan memaparkan salah satu contoh kasus terjadinya asimetri informasi pada penyewaan properti seperti penyewaan kos.
ADVERTISEMENT
Pemilik kos memiliki informasi lebih banyak tentang kondisi dan kualitas properti dibandingkan dengan penyewa. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam negosiasi dan keputusan sewa.
Pemilik kos mengetahui kondisi yang sebenarnya dari fasilitas yang ditawarkan, seperti kondisi lingkungan, kebersihan air, keamanan lingkungan, kebersihan kos, koneksi internet, ketersediaan air minum, ketersediaan gas untuk memasak, lahan parkir, dan sebagaianya. Sedangkan penyewa hanya mengandalkan informasi yang didapat dari iklan atau promosi pada platform online.
Ilustrasi menyewa kos melalui platform online (sumber : https://cdn.pixabay.com/photo/2015/12/03/22/15/tablet-1075790_640.jpg)
Dari segi harga pasar, pemilik kos lebih mengetahui tentang harga pasar di daerah tersebut sehingga penyewa tidak memiliki informasi yang cukup untuk membandingkan harga pasar. Dari segi kebijakan sewa, pemilik kos lebih mengetahui informasi mengenai biaya tambahan seperti biaya air minum, biaya gas untuk memasak, biaya listrik, biaya air, ketentuan minimal sewa, biaya internet, biaya penggunaan kulkas dan mesin cuci, serta biaya tambahan lainnya. Sedangkan penyewa tidak mengetahui informasi tersebut sehingga dapat menyebabkan terjadinya asimetri informasi.
ADVERTISEMENT
Penyewa yang kekurangan informasi berisiko memilih kos yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Hal ini dapat berujung pada ketidakpuasan baik dari segi fasilitas, kondisi lingkungan, maupun harga. Contohnya, penyewa mendapat informasi dari pemilik kos bahwa penyewaan kos minimal harus satu tahun jika ingin pindah kos. Namun, karena penyewa hanya mengetahui sedikit informasi mengenai kualitas dan kondisi kos yang didapat dari platform online, maka penyewa memutuskan untuk menyetujui kesepakatan dan menempati kos tersebut. Ketika penyewa sudah menempati kos dalam waktu yang cukup lama, penyewa mulai merasakan adanya fasilitas dan kondisi yang tidak sesuai pada kos tersebut. Namun ia tidak dapat pindah kos karena penyewa menempati kos belum ada satu tahun. Sedangkan penyewa telah menyetujui kesepakatan awal dengan pemilik kos mengenai rentang waktu penyewaan.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah terjadinya kondisi asimetri informasi ada beberapa upaya yakni sebagai berikut:
1. Pemilik penyewaan kos harus memberikan deskripsi yang sangat detail tentang kamar kos, termasuk ukuran, fasilitas, kondisi, dan lingkungan sekitar dengan cara menggunakan foto-foto berkualitas tinggi untuk memberikan gambaran yang jelas.
2. Pemilik penyewaan kos menyebutkan harga sewa secara terbuka termasuk apakah sudah termasuk biaya tambahan seperti listrik, air, atau internet
3. Pemilik properti menjelaskan secara rinci mengenai ketentuan sewa, seperti jangka waktu minimal sewa, secara pembayaran, denda keterlambatan, dan prosedur pembatalan.
4. Pemilik properti dapat memanfaatkan platform online seperti Airbnb, Traveloka, atau platform khusus kos-kosan. Platform ini biasanya memiliki sistem ulasan yang memungkinkan calon penyewa melihat pengalaman penyewa sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa asimetri informasi merupakan masalah serius dalam sektor penyewaan properti dan berdampak cukup merugikan bagi calon penyewa. Untuk mengurangi risiko-risiko tersebut, diperlukan upaya bersama antara pemilik penyewaan properti dan calon penyewa. Transparansi informasi yang jelas dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko masalah asimetri informasi.
Shaphira Rosa Putri Wusanani, mahasiswa Sarjana Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret