Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perkembangan Bisnis Online: Tren Sewa Pacar Virtual
19 Januari 2023 9:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Acha R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pasca-pandemi covid-19, orang berduyun-duyun membuat bisnis yang berbasis online agar dapat memperoleh uang tambahan. Jenis dan bentuk usahanya pun sangat beragam. Ada yang menjual barang, ada pula yang menjual jasa.
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini tengah ramai di sosial media ‘Jasa Sewa Pacar’, di mana seseorang menawarkan jasa untuk chatting, sleepcall, bercerita dan bahkan bertingkah laku layaknya seorang pacar namun secara virtual. Iklan dari jasa ini sudah banyak bermunculan di sosial media seperti TikTok, Twitter, Instagram, Telegram, dan lain sebagainya.
Jasa sewa pacar ini sebetulnya bukanlah hal yang baru. Namun, karena di zaman sekarang teknologi semakin berkembang, semakin luas pula penyebaran informasi di media sosial.
Belakangan ini, mulai banyak bermunculan jasa sewa pacar di sosial media. Jasa ini bahkan dapat melakukan request foto profil, sifat, gaya typing, dan jenis aktivitas kencan online yang hendak dilakukan.
Selain itu, ternyata ada agensi yang merekrut 'talent' penyedia jasa sewa pacar dan juga perkumpulan khusus untuk jasa sewa pacar di sosial media, karena banyaknya orang yang ingin menyediakan dan mencari jasa ini.
ADVERTISEMENT
Jasa sewa pacar secara virtual ini tentu menjadi salah satu sorotan bagi pengguna sosial media karena sifatnya yang terbilang cukup unik dan dapat memberi berbagai macam bentuk kemudahan bagi penggunanya. Terlebih di tengah pandemi, semakin banyak orang yang merasa kesepian dan membutuhkan teman, support system, atau bahkan sekadar afeksi dari orang lain.
Dengan menggunakan jasa sewa pacar ini, pengguna bisa mendapatkan seseorang yang menemani kesehariannya. Misalnya seperti mengingatkan makan, memberi semangat pada saat melakukan aktivitas, memiliki teman cerita, mendengar musik bersama, menonton secara online bersama, menemani tidur melalui telepon, dan lain-lain.
Kalau misalnya kita ingin menggunakan jasa rental pacar ini, maka kita dapat dengan mudah mencarinya melalui media sosial seperti Twitter, Instagram, Telegram, Tiktok atau mungkin melalui website khusus penyewa rental pacar.
Jika melalui media sosial, kita dapat mencarinya di kolom pencarian. Kemudian, biasanya akan muncul iklan dari agensi yang menyediakan jasa penyewaan pacar tersebut. Sebelum menghubungi agensi, calon penyewa harus membaca terms and conditions yang disediakan oleh penyedia jasa terlebih dahulu. Setelah itu, kita bisa langsung berkomunikasi dengan agensi mengenai preferensi pacar sewaan yang kita inginkan. Biasanya, kita akan diberikan semacam formulir untuk mengisi beberapa hal termasuk dengan apa saja yang kita harapkan dari penyedia jasa, agar agensi tersebut bisa merekomendasikan 'talent' yang paling cocok dengan keinginan kita.
ADVERTISEMENT
Sebelum menggunakan jasa ini, biasanya ada peraturan yang harus kita ingat dan patuhi seperti tidak boleh baper, memaksa menanyakan informasi pribadi atau bahkan melakukan aktivitas di luar kesepakatan awal lainnya. Hal tersebut memang terdengar tidak berbahaya, namun dengan menggunakan jasa sewa pacar dalam jangka panjang, ternyata juga dapat menyebabkan beberapa dampak negatif bagi diri kita.
Menggunakan jasa sewa pacar mungkin dapat menghilangkan kesepian yang kita rasakan sementara. Namun, saat masa sewanya berakhir, rasa kesepian tersebut akan muncul kembali. Dengan demikian, keinginan untuk menggunakan jasa sewa pacar dapat muncul kembali hingga kemudian dapat menyebabkan perilaku konsumtif.
Jasa ini memang dapat terbilang menjadi salah satu cara instan untuk memenuhi kebutuhan afeksi dan juga mengurangi rasa kesepian . Namun sebetulnya hal tersebut tidak bisa menjadi solusi dalam masalah yang kerap kita rasakan.
ADVERTISEMENT
Kita harus membatasi diri dan menyaring tren yang kita ikuti, agar tidak berdampak negatif untuk diri kita sendiri dalam jangka waktu yang panjang. Kita juga dapat mengarahkan energi tersebut ke hal-hal positif seperti mengembangkan diri dengan menambah prestasi atau pengalaman, atau juga dengan mengeratkan hubungan dengan keluarga dan teman.