Konten dari Pengguna

Sejarah Dan Perkembangan Iklan Media Cetak Indonesia

Sharfina Rasyiqah nadhilah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2023.
8 Juli 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sharfina Rasyiqah nadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
https://images.pexels.com/photos/8627841/pexels-photo-8627841.jpeg
Sejarah periklanan Iklan
muncul pertama kalinya di Indonesia merupakan turunan dari pemerintah belanda. Istilah iklan sendiri muncul dari Soedardjo Cokrosisworo, istilah iklan yang kita pakai diambil dari istilah belanda yaitu advertentie, inggrisnya advertising iklan pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Jan Pieterzoen Coen menulis surat dengan judul Memorie de Nouvelles, merupakan naluri bersaing antara belanda dengan portugis di ambon.
ADVERTISEMENT
Iklan sebagai aktivitas menyampaikan pesan kepada khalayak, dengan menginformasikan atau mempengaruhi mereka untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi, atau melakukan tindakan ekonomi terhadap ide, institusi atau pribadi yang terlibat dalam iklan. Makna yang terdapat dalam iklan secara inti selalu terkait dengan kegiatan.
Iklan mempunyai nilai tersendiri dalam suatu mengembalikan sejarah yang sudah ada, iklan adalah benda yang mempunyai sejarah tersendiri dan dapat digunakan sebagai rujukan bagi sejarawan. Oleh itu, untuk melalui iklan harus mempelajari terlebih dahulu sejarah peradaban dalam waktu tertentu.
Penemuan tulisan menjadi salah satu penemuan terpenting sepanjang sejarah manusia. Penemuan ini bisa menjadi cerita sejarah untuk masa depan nanti ide, peristiwa, transaksi, dan dalam topik periklanan. Dalam bukti sastra dan arkeologi yang masih ada, iklan cetak kuno dapat di mengambil dalam berbagai bentuk.
ADVERTISEMENT
Ada juga bukti penggunaan grafiti dalam bentuk awal iklan cetak di Roma kuno. Grafiti papan pesan publik tempat orang dulu melampiaskan kekesalan, mengejek, dan beriklan. Letusan Vesuvius melestarikan grafiti di Pompeii yang seharusnya hilang. Jenis iklan yang paling terkenal yang didokumentasikan adalah iklan politik.
Perkembangan iklan cetak di Indonesia
iklan cetak sepanjang dengan sejarah perkembangan sosial hingga zaman modern. Fungsi utamanya untuk mengiklankan suatu produk, dan bisnis. Beriringan dengan perkembangan iklan cetak, iklan sekarang jarang menggunakan teks dan menggunakan lebih banyakmenggunakan gambar. Sekarang dalam menggunakan inovasi teknologi terbaru dalam cetak dan desain telah memastikan daya tahan iklan cetak maupun di era digital.
Contoh iklan cetak yang paling awal ditemukan berasal dari Thebes di Mesir, sebuah fragmen papirus yang berasal dari sekitar 3000 SM. Iklan yang dimaksud ditulis atas nama Hapu, seorang penenun dan pemilik budak yang sedang berusaha menemukan salah satu budaknya yang hilang. Di akhir pemberitahuan, dan menambahkan promosi yang sangat mirip dengan apa yang masih kita lihat dalam iklan masa kini.
ADVERTISEMENT
Surat kabar dari Tjahaja Sijang yang terbit di Manado sejak 1869. Pada awalnya surat kabar ini terbit sebulan sekali dengan ketebalan 8 halaman setiap terbit, ditambah 4 halaman yang disebut “Tambahan”, dan kadang-kadang pula ditambah lagi dengan 4 halaman untuk apa yang disebut “Sapotong Kartas Chabar yang di tambahi pada Tambahan”. Banyaknya tambahan ini disebabkan oleh membanjirkan iklan, yang waktu itu disebut “pemberitahoewan”. Cuplikan iklan baris pada surat kabar Tjahaja Sijang.
Sementara itu di Semarang pada tahun 1864 sudah ada surat kabar De Locomotief yang beredar setiap hari. Yang menarik perhatian iklan yang menawarkan tempat penginapan dari Paris. disebabkan oleh luasnya peredaran surat kabar terkemuka ini hingga Paris dan Armsterdam.
ADVERTISEMENT
Pemilik surat kabar Java Bode, misalnya, juga memilki sebuah perusahaan periklanan HM Van Drop yang diawaki oleh seorang bernama C.A Kruseman. Ia adalah salah seorang perintis dalam periklanan di Indonesia. Kondisi ekonomi yang melanda dunia tahun 1890 berdampak sangat buruk bagi dunia usaha. Peluang ini dimanfaatkan oleh kelompok Cina keturunan yaitu Yap Goan Ho,harus memiliki perusahaan periklanan sendiri di Batavia. Yap Goan Ho sebelumnya adalah seorang copywriter di perusahaan periklanan De Locomotief.