Konten dari Pengguna

Antara Manfaat dengan Risiko dari Suntik Putih

Shasya Pashatama
Food and travel enthusiast.
30 Agustus 2019 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shasya Pashatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Antara Manfaat dengan Risiko dari Suntik Putih
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Walaupun tidak semua perempuan Indonesia mendambakan kulit putih, namun berkulit putih nampaknya masih dijadikan standar cantik oleh sebagian perempuan. Hal ini dapat dilihat dari larisnya krim-krim yang mengandung pemutih (termasuk krim pemutih ketiak) di pasaran. Tak cukup dengan krim, saat ini suntik putih pun banyak jadi pilihan para perempuan untuk membuat kulitnya menjadi lebih putih.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bahan apa sih yang disuntikkan ke dalam tubuh sehingga dapat membuat kulit menjadi putih?
Menurut dr. Feilicia Henrica, SpKk dari Skinnaire, sebuah klinik kesehatan kulit di Bandung, ada beberapa jenis komponen yang digunakan dalam suntik putih, antara lain vitamin C, glutation, kolagen dan beberapa klinik yang melayani suntik putih meng-klaim bahwa mereka juga menggunakan kromosom sebagai salah satu komponen dalam suntikannya.
Vitamin C sebetulnya tidak membuat kulit menjadi lebih putih, tapi hanya mencerahkan kulit saja, karena vitamin C ini sifatnya anti oksidan sehingga dapat menangkal radikal bebas dari sinar matahari yang mengenai kulit kita setiap hari. Vitamin C juga dikenal dapat meningkatkan produksi kolagen dalam kulit sehingga kulit dapat nampak lebih muda.
ADVERTISEMENT
Komponen kedua yaitu glutation memang dapat memutihkan kulit karena dapat mengubah melamin yang warnanya cokelat menjadi melamin yang warnanya merah. Secara alami, tubuh kita memang memproduksi glutation yang jumlahnya semakin berkurang seiring penambahan usia. Keberadaan glutation dalam kulit dikenal dapat menghambat penambahan melamin, di mana semakin tinggi kadar melamin maka semakin gelap pula warna kulit kita. Maka penggunaan glutation sebagai salah satu komponen dalam suntik putih digunakan untuk mengurangi kadar melamin dalam kulit sehingga kulit terlihat lebih putih.
Sementara kolagen yang juga dihasilkan oleh tubuh secara alami berfungsi untuk mengenyalkan kulit. Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen akan berkurang sehingga kulit akan mulai kendur dan akan muncul garis-garis penuaan di wajah.
ADVERTISEMENT
Komponen keempat yang masih kontroversial yaitu kromosom, karena sebetulnya kromosom manusia adalah hal yang tidak dapat diubah, dan belum ada teknologi di dunia ini yang terbukti dapat mengubah kromosom seseorang. Kalaupun ada, efek sampingnya pun belum diketahui. Belum lagi kredibilitas perusahaan yang memproduksinya pun masih dipertanyakan.
Suntik putih yang berlebihan berisiko mengurangi pigmen dalam kulit. Padahal pigmen ini berguna untuk memproteksi kulit dari radikal bebas yang berasal dari sinar matahari. Dengan berkurangnya pigmen, maka akan terjadi perubahan sel dalam kulit yang kemudian dapat menyebabkan kanker kulit. Apalagi bagi kita yang tinggal di daerah tropis dan terpapar sinar matahari terus menerus.
"Cantik itu tidak harus putih", dr Feilicia Henrica menambahkan. "Walaupun berwarna cokelat, kulit akan sehat bila warnanya rata, kenyal, terhidrasi dengan baik, dan tidak ada kelainan kulit".
ADVERTISEMENT