Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Bahasa Gaul di Kaum Milenial: Tidak Gaul Ketinggalan Zaman?
26 Desember 2021 18:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Shavira Nia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang ini, banyak sekali kalangan anak-anak muda dengan pola pikir jika tidak menggunakan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari maka artinya tertinggal dengan kemajuan zaman. Bahkan mirisnya, banyak anak muda zaman sekarang yang malu jika menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan benar.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya di lingkungan sosial, bahasa gaul sendiri sudah banyak kita temukan melalui sosial media sehingga kerap digunakan anak muda untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian dari mereka tentu tidak ingin merasa tertinggal dengan kemajuan zaman yang ada. Sehingga tak heran bahasa gaul seperti kata gabut, baper, dan kuy sudah tidak asing lagi didengar. Banyak kalangan anak-anak muda menggunakan bahasa Indonesia yang dipadukan dengan bahasa gaul dalam berkomunikasi. Tentu hal tersebut tidak dilarang jika digunakan kepada teman terdekat, tetapi penggunaan bahasa Indonesia hendaklah sesuai dengan kaidah kebahasaan karena bahasa gaul merupakan bahasa nonformal di mana pada kegiatan yang bersifat formal bahasa gaul bukan pilihan yang tepat untuk digunakan. Penggunaan bahasa gaul tidak hanya dari kalangan anak-anak muda ataupun pengguna media sosial saja, ternyata banyak juga dari anak-anak pra sekolah yang menggunakan bahasa gaul dalam bahasa sehari-hari. Bahasa gaul sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah dalam percakapan di kehidupan sehari-hari. Di mana bahasa gaul menjadi salah satu penyebab bahasa Indonesia yang baku sudah mulai tergeser keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut memicu munculnya kurang rasa percaya diri dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan, bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa sebagai alat pemersatu bangsa dari segala keragaman bahasa dan budaya yang ada di Indonesia. Terutama pada kalangan anak-anak pra sekolah ini, di mana mereka memiliki pengetahuan yang sangat terbatas terutama dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar karena kelak merekalah yang akan menjadi generasi sebagai penentu masa depan bangsa.
Menurut saya dengan adanya pola pikir anak muda zaman sekarang mengenai penggunaan bahasa gaul yang berkaitan dengan ketinggalan zaman, tidak sepenuhnya hal tersebut menentukan bahwa seseorang yang menggunakan bahasa gaul dapat dikatakan paling gaul ataupun tidak. Sebab, hal tersebut akan memberikan dampak yang negatif yakni dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Terlepas dari mengganggu atau tidaknya, penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari pun tidak selalu berdampak dengan hal negatif. Tidak ada salahnya jika kita melihat dari hal positif penggunaan bahasa gaul di mana menjadikan kalangan anak-anak muda yang berinovasi dan meningkatkan daya kreativitas dalam berbahasa.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, sudah seharusnya kita sebagai generasi milenial dapat memberikan contoh yang baik terutama pada anak-anak pra sekolah dengan menumbuhkan kesadaran untuk mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia di negeri sendiri serta menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia sebagai wujud rasa menghargai terhadap bahasa kita. Sebab, tidak masalah dengan maraknya penggunaan bahasa gaul jika bertujuan dengan sesuatu yang baik dan sesuai pada situasi yang tepat, media yang tepat serta komunikan yang tepat juga.
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini