Jangan Takut Belajar Hal Baru Meski Terlambat

Shavna Dewati Setiawan
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta. Masih belajar menulis.
Konten dari Pengguna
6 September 2021 15:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shavna Dewati Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang belajar. Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang belajar. Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semakin berkembangnya zaman, banyak hal baru yang bermunculan. Hal-hal baru tersebut mungkin saja belum pernah ada sebelumnya. Misal kini sudah tidak asing lagi dengan teknologi serba canggih, lukisan tidak hanya dalam bentuk fisik namun bisa juga dalam bentuk digital, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Sadar akan banyak sekali hal baru yang bisa dipelajari membuat orang-orang tertantang untuk mencoba menguasai ilmu atau kemampuan tersebut. Walau begitu, mungkin muncul beberapa keraguan untuk mempelajari hal yang baru. Salah satu keraguan tersebut adalah, apakah terlambat untuk mempelajarinya?
Semisal ingin menguasai bahasa asing di usia menginjak kepala tiga. Melihat orang yang sudah belajar bahasa asing terlebih dahulu atau kaum muda yang sudah menguasai bahasa asing bisa membuat niat menjadi ciut duluan karena merasa sudah tertinggal jauh. Hal yang disayangkan beberapa orang memilih untuk mundur di situasi seperti ini karena merasa akan sia-sia jika belajar di usia dewasa.
Ada benarnya jika ingin belajar maka dimulai sejak kecil. Namun, tidak semua orang menemukan apa yang digemari di usia kanak-kanak. Keterlambatan untuk menguasai suatu ilmu atau keterampilan bisa saja karena tidak mendapatkan akses yang memadai sehingga baru bisa belajar di usia dewasa.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya, proses belajar itu tidak terpaku pada umur. Umur berapa pun lumrah untuk belajar ilmu atau keterampilan baru. Justru dengan belajar suatu hal yang baru memiliki manfaat untuk diri sendiri.
Dilansir dari healthnavigator, mempelajari hal baru memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat terpenting adalah mengimprovisasi kinerja otak. Kinerja otak yang terus berkembang karena mempelajari hal baru bisa mencegah demensia saat menginjak lansia.
Dalam hal belajar, usia hanyalah angka. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Funders and Founders menunjukkan beberapa figur ternama mampu meraih kesuksesan meskipun terlambat untuk belajar. Bahkan beberapa tokoh-tokoh ternama baru belajar di usia yang terbilang cukup tua untuk memulai proses belajar.
Infografik tokoh ternama yang termasuk late bloomers. Sumber: Funders and Founders.
Salah satu late bloomers—yaitu julukan untuk orang yang baru menemukan potensinya di usia dewasa adalah Joseph Conrad. Joseph Conrad merupakan salah satu penulis berbahasa Inggris ternama. Ia justru baru bisa berbicara bahasa Inggris di usia 20 tahun. Baru di usia 39 tahun, Joseph Conrad menjadi salah satu penulis berbahasa Inggris terkenal.
ADVERTISEMENT
Paul Cezanne, seorang pelukis aliran impresionisme, dilarang untuk mempelajari seni lukis oleh ayahnya. Ayahnya memaksa Paul untuk menjadi seorang bankir seperti dirinya dan tidak menyetujui Paul untuk menempuh pendidikan seni. Walau tidak mendapatkan persetujuan dari ayahnya, Paul tidak berhenti belajar seni lukis.
Dari banyaknya tokoh-tokoh late bloomers yang telah disebutkan membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Walaupun ada orang yang sudah menguasai suatu ilmu atau kemampuan terlebih dahulu, bukan berarti saat dewasa tidak bisa mengejar ketertinggalan. Tetaplah belajar selama masih hidup, tidak peduli di usia muda atau tua, nikmati proses belajar selagi masih bisa.