Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sekolah Kolong: Upaya Para Anak Dusun Bara untuk Memperoleh Pendidikan Dasar
27 November 2023 12:19 WIB
Tulisan dari Sheila Shafira Mahsyar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di kala saya sedang menikmati alam Dusun Bara di depan rumah Daeng Becce tempat saya menginap, saya bertemu dengan seorang anak perempuan bernama Naila yang tengah mengantri untuk mandi kemudian bersiap menuju ke sekolah. Naila kemudian menyapa saya dan menanyakan kehadiranku di sekolah kolong nanti. Sekolah Kolong sendiri merupakan istilah dari kelas jauh dari SD Inpres 238 Bonto Parang. Alasan kenapa kemudian disebut sebagai sekolah kolong karena letaknya berada dibawah kolong rumah salah satu warga yakni Ibu Sabaria. Karena penasaran sekaligus tertarik dengan pertanyaan yang berisi ajakan tersebut, saya kemudian bersiap untuk menuju ke sekolah kolong yang jaraknya dekat dari tempat tinggal saya. Sesampainya saya di sekolah kolong tersebut, saya bertemu kembali dengan Naila yang merupakan murid kelas 1 SD bersama dengan teman-temannya. Tidak hanya murid dari kelas 1 saja yang saya temui di ruangan tersebut, saya juga bertemu dengan anak-anak lainnya dari kelas yang berbeda di ruangan yang sama.
ADVERTISEMENT
Hal ini kemudian menjadi temuan menarik bagi saya karena ternyata tidak terdapat perbedaan pada ruangan kelas sehingga anak kelas 1-5 diberikan pelajaran pada satu ruangan kelas yang sama. Saya juga menemukan bahwa dalam proses belajar-mengajarnya guru dari sekolah kolong hanya dua orang yang bergantian dalam memberikan materi pembelajaran. Saya sendiri mendapat kesempatan dari guru yang sedang memberikan pelajaran yakni Pak Suryadi untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Pada hari itu saya mengajarkan mata pelajaran matematika dan bahasa indonesia.
Proses Belajar-Mengajar di Sekolah Kolong
Selama proses belajar-mengajar itu saya melihat bagaimana semangat anak-anak Dusun Bara dalam menjawab segala pertanyaan yang saya berikan selama saya mengajar misalnya bagaimana anak-anak saling berebutan dalam menjawab soal matematika dan bagaimana mereka semangat dalam menceritakan gambar dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Semangat yang mereka tunjukkan ini bagi saya merupakan cerminan dari usaha mereka untuk bisa mencapai kesetaraan pendidikan meskipun mereka berada di tengah keterbatasan melihat bahwa sekolah yang berada di lingkungan Dusun Bara hanya satu yakni sekolah kolong sedangkan untuk sekolah lanjutan nantinya murid tersebut harus menempuh perjalanan yang tinggi resiko mengingat bahwa akses jalanan dusun bara dari dan ke pusat Desa Bontomanurung dipenuhi oleh pasir dan bebatuan serta jalanan yang terjal.
Sekolah Kolong sendiri merupakan wujud dari keberhasilan pendampingan Kemitraan dan SCF melalui program Estungkara dan didukung oleh pemerintah daerah setempat. Melalui sekolah kolong ini, anak-anak seperti Naila, Jum, Danil, Ato, Salma serta murid-murid lainnya akhirnya bisa memperoleh dan mengakses layanan pendidikan dasar. Meskipun begitu, masih banyak hal yang perlu di follow up dalam keberlangsungan Sekolah Kolong demi menunjang kualitas pendidikan yang diterima oleh para murid di Dusun Bara. Selama saya melakukan proses observasi pada keberlangsungan Sekolah Kolong serta terlibat di dalam proses belajar-mengajarnya maka saya melihat adanya potensi dari para anak-anak di Dusun Bara. Oleh sebab itu, diperlukan aktivitas-aktivitas lain yang menunjang keberlangsungan sekolah jauh dimulai dari pembukaan ruang kelas baru, penyesuaian sistem pengajaran dengan menggunakan sistem shift bagi kelas 1-2 dan 3-5, serta penyesuaian kurikulum yang diterapkan di SDN Inpres 238 Bonto Parang dengan Sekolah Kolong atau SDN Inpres 238 Cabang Bara. Dengan adanya langkah follow up tersebut tentunya akan mengoptimalkan seluruh aktivitas sekolah kolong agar anak-anak di Dusun Bara mendapatkan akses pendidikan yang sama dengan murid-murid lainnya yang tinggal ditempat yang memiliki akses pendidikan yang leluasa.
ADVERTISEMENT