Konten dari Pengguna

Industri Perikanan Tangkap sebagai Poros Ekonomi Maritim Masyarakat Pesisir

Sheilla Kartika
Seorang Mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia Universitas Jember
9 Oktober 2022 9:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sheilla Kartika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penangkapan ikan ternyata sebuah kegiatan yang sudah dilakukan sejak beratus ratus tahun lamanya oleh bangsa Neanderthal. Di mana, kegiatan tersebut dilakukan secara sederhana dengan hanya bermodalkan dengan tangan tanpa adanya bantuan alat. Dengan seiring berjalannya waktu, pada kenyataannya perkembangan mengenai alat penangkap ikan pun sudah mulai berkembang pesat. Meski begitu, perkembangan alat pasti berbeda di setiap daerah di Indonesia karena karakteristik daerah pun juga sangat menentukan perkembangannya. Seperti hal nya di Indonesia sendiri masih banyak masyarakat pesisir yang merupakan nelayan kecil menggunakan alat penangkap ikan yang sederhana.
Gambar1.1 gambar pesisir pantai (Sumber: gambar Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar1.1 gambar pesisir pantai (Sumber: gambar Pribadi)
Indonesia sendiri merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam pulau besar dan juga kecil dan banyak masyarakat pesisir yang menggantungkan kehidupannya dengan melaut. Potensi perikanan Indonesia untuk Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia 714 (WPP RI 714) adalah sebesar 568.247 ton/tahun dengan jumlah yang dapat diproduksi sebesar 474.200 ton/tahun.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja di Kabupaten Buton Selatan dan Juga di Kabupaten Pacitan. Dimana masyarakatnya sebagian besar merupakan nelayan kecil. Alat tangkap yang dipakai oleh nelayan Kabupaten Buton Selatan ialah jaring serta juga pancing, akan tetapi banyak nelayan justru memakai jaring. Sedangkan di Kabupaten Pacitan sendiri alat yang digunakan untuk tangkap ikan sendiri masih sederhana yaitu menggunakan payang, gillnet, pancing, serta juga alat tangkap yang dipasang pada dasar perairan dan sekitar terumbu karang. Tidak beda jauh dengan nelayan di Pacitan yang merupakan nelayan kecil, banyak nelayan diButon Selatan juga merupakan nelayan kecil dengan lama one day fishing ataupun bisa diterjemahkan dengan satu hari melaut.
Hasil tangkapan ikan dari nelayan di Kabupaten Pacitan ini dijual kepada pedagang ataupun pengepul dipasar guna dijual kembali dalam keadaan segara ke berbagai kota Jawa Timur, tidak jauh berbeda dengan keadaan di Kabupaten Pacitan nelayan di Kabupaten Buton Selatan memasarkan hasil tangkap ikan langsung kepada pedagang, pengepul atau dapat disebut dengan papa lele yang sebagian besar berasal dari Baubau. Harga jual ikan tersebut akan ditentukan oleh papa lele. Jika hasil tangkapan ikan tidak dibeli oleh papa lele, maka penjualan langsung dilakukan dipasar. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa laut di Indonesia sendiri ini melalui industri perikanan tangkap dijadikan sebuah poros kegiatan ekonomi maritim khususnya untuk masyarakat pesisir pantai guna memenuhi kebutuhan hidup.
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://kanalpengetahuan.faperta.ugm.ac.id/2017/10/26/sejarah-perkembangan-penangkapan-ikan-faizal-rachman-m-sc/ [diakses pada tanggal 6 Oktober 2022]
Widihastuti, R. dan Armen, Z. 2019. Strategi Pengembangan Industri Perikanan Tangkap Di Kabupaten Buton Selatan. J. Kebijakan Sosek KP Vol. 9 No. 2
Nurani, T, W, dan Dhian, K, W. Pengembangan Perikanan Tangkap Kabupaten Pacitan: Suatu Kajian Pendekatan Sistem. IPB