Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Wisata Religi Kaya Akan Budaya Lokal Bersejarah
29 November 2022 14:30 WIB
Tulisan dari Sheilla Aji Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi salah satu bentuk peninggalan bersejarah dari penyebaran agama Islam di Indonesia, Masjid Gedhe Kauman telah menjadi pusat kegiatan keagamaan Islam di Yogyakarta hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Selain menjadi pusat kegiatan peribadahan, Masjid Gedhe Kauman juga menonjolkan sisi sejarah dan budaya lokal kepada para pengunjungnya. Masjid yang berlokasi di Alun-Alun Keraton, Jl. Kauman, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta seringkali dikunjungi oleh wisatawan mancanegara untuk sekadar menelisik sisi sejarah Masjid Gedhe Kauman.
Destinasi wisata religi ini juga dikenal sebagai Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta yang menawarkan edukasi keagamaan dari perjalanan bersejarah Keraton Ngayogyakarta. Banyak hal yang dapat diketahui mengenai bentuk budaya lokal Masjid Gedhe Kauman bagi para pembaca.
Berikut beberapa sejarah serta kearifan budaya lokal dari tempat ibadah umat islam di Yogyakarta.
Masjid Gedhe Kauman menjadi Masjid Pertama Milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Pada Ahad Wage, 29 Mei 1773, diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono 1 Senopati ing Ngalogo Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ing Ngayogyokarto, Kyai Penghulu Faqih Ibrahim Diponingrat, dan arsitek Kyai Wiryokusumo membangun masjid yang awalnya didirikan sebagai sarana ibadah raja bersama dengan rakyatnya yang kemudian masjid tersebut dinamakan Masjid Gedhe.
ADVERTISEMENT
Serambi Masjid Gedhe Kauman difungsikan sebagai Tempat Pengadilan Permasalahan Agama
Serambi ini dipergunakan sebagai Al Mahkamah Kabiroh, yaitu sebagai kegiatan mahkamah untuk pernikahan, perceraian, pembagian waris, dan masalah keagamaan lainnya.
Warisan Gamelan Sekaten di Halaman Masjid Gedhe Kauman
Gamelan sekaten berfungsi sebagai dakwah dengan pendekatan kultural, dimana masyarakat akan tertarik pada penyebaran agama Islam yang kemudian menjadi seorang muslim secara sukarela.
Saksi Bisu Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Masjid Gedhe Kauman tumbuh dan berkembang sebagai pusat kegiatan sosial, politik, dan budaya pada zaman kedudukan Jepang, era revolusi fisik, perjuangan Amar Makruf Nahi Mungkar untuk perbaikan dan perubahan pemerintahan saat penumbangan orde lama, hingga era reformasi.
Memiliki Kegiatan Keagamaan yang Unik
Disebut unik karena shalat tarawih di Masjid Gedhe Kauman dilaksanakan dalam dua waktu. Pada pukul 19.00 setelah shalat Isya’ dan pukul 02.00 dini hari hingga shalat Subuh. Selain itu ada kegiatan Oblok-Oblok Syawwal sebagai tanda Ramadhan telah usai dengan menyajikan sajian khusus roti tawar yang disiram dengan air/kuah manis.
ADVERTISEMENT
Ditetapkan Sebagai Situs Cagar Budaya Nasional
Masjid Gedhe Kauman menjadi situs cagar budaya yang tertuang pada Monumenten Ordonantie No. 238/1931 dan Peraturan Gubernur DIY No. 181/KEP/2020 tentang Penetapan Lokasi Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Provinsi.