Konten dari Pengguna

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Wisata Religi Kaya Akan Budaya Lokal Bersejarah

Sheilla Aji Wulandari
Mahasiswa S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada
29 November 2022 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sheilla Aji Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masjid Gedhe Kauman. Sumber: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Gedhe Kauman. Sumber: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Menjadi salah satu bentuk peninggalan bersejarah dari penyebaran agama Islam di Indonesia, Masjid Gedhe Kauman telah menjadi pusat kegiatan keagamaan Islam di Yogyakarta hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Selain menjadi pusat kegiatan peribadahan, Masjid Gedhe Kauman juga menonjolkan sisi sejarah dan budaya lokal kepada para pengunjungnya. Masjid yang berlokasi di Alun-Alun Keraton, Jl. Kauman, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta seringkali dikunjungi oleh wisatawan mancanegara untuk sekadar menelisik sisi sejarah Masjid Gedhe Kauman.
Kegiatan Masjid Gedhe Kauman di siang hari. Sumber: dokumen pribadi
Destinasi wisata religi ini juga dikenal sebagai Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta yang menawarkan edukasi keagamaan dari perjalanan bersejarah Keraton Ngayogyakarta. Banyak hal yang dapat diketahui mengenai bentuk budaya lokal Masjid Gedhe Kauman bagi para pembaca.
Berikut beberapa sejarah serta kearifan budaya lokal dari tempat ibadah umat islam di Yogyakarta.

Masjid Gedhe Kauman menjadi Masjid Pertama Milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Pada Ahad Wage, 29 Mei 1773, diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono 1 Senopati ing Ngalogo Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ing Ngayogyokarto, Kyai Penghulu Faqih Ibrahim Diponingrat, dan arsitek Kyai Wiryokusumo membangun masjid yang awalnya didirikan sebagai sarana ibadah raja bersama dengan rakyatnya yang kemudian masjid tersebut dinamakan Masjid Gedhe.
ADVERTISEMENT

Serambi Masjid Gedhe Kauman difungsikan sebagai Tempat Pengadilan Permasalahan Agama

Serambi ini dipergunakan sebagai Al Mahkamah Kabiroh, yaitu sebagai kegiatan mahkamah untuk pernikahan, perceraian, pembagian waris, dan masalah keagamaan lainnya.

Warisan Gamelan Sekaten di Halaman Masjid Gedhe Kauman

Gamelan sekaten berfungsi sebagai dakwah dengan pendekatan kultural, dimana masyarakat akan tertarik pada penyebaran agama Islam yang kemudian menjadi seorang muslim secara sukarela.

Saksi Bisu Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Masjid Gedhe Kauman tumbuh dan berkembang sebagai pusat kegiatan sosial, politik, dan budaya pada zaman kedudukan Jepang, era revolusi fisik, perjuangan Amar Makruf Nahi Mungkar untuk perbaikan dan perubahan pemerintahan saat penumbangan orde lama, hingga era reformasi.

Memiliki Kegiatan Keagamaan yang Unik

Disebut unik karena shalat tarawih di Masjid Gedhe Kauman dilaksanakan dalam dua waktu. Pada pukul 19.00 setelah shalat Isya’ dan pukul 02.00 dini hari hingga shalat Subuh. Selain itu ada kegiatan Oblok-Oblok Syawwal sebagai tanda Ramadhan telah usai dengan menyajikan sajian khusus roti tawar yang disiram dengan air/kuah manis.
ADVERTISEMENT

Ditetapkan Sebagai Situs Cagar Budaya Nasional

Prasasti Masjid Gedhe Kauman. Sumber: dokumen pribadi
Masjid Gedhe Kauman menjadi situs cagar budaya yang tertuang pada Monumenten Ordonantie No. 238/1931 dan Peraturan Gubernur DIY No. 181/KEP/2020 tentang Penetapan Lokasi Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Provinsi.