Konten dari Pengguna

Eksistensi Pancasila di Tengah Arus Globalisasi

Shera Agustina Suciani
Mahasiswa jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
11 November 2021 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shera Agustina Suciani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar : shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar : shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa sih yang nggak tahu kalau bangsa Indonesia dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan keanekaragaman budaya dan sejarah yang menjadi ciri khas dan membedakannya dengan bangsa lain di dunia, lho. Secara geografis Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera. Hal ini menjadikan Indonesia berada di posisi silang pelayaran dunia dan menjadikannya strategis dalam bidang perdagangan karena setiap rute yang dilalui harus melewati perairan Indonesia. Kalian tau nggak, sejak zaman kerajaan sudah banyak pedagang dan saudagar dari Arab, India, Cina, dan Persia datang ke Indonesia untuk berdagang? Nah proses perdagangan inilah yang akhirnya menimbulkan perubahan dan cara hidup masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh nyatanya yakni amalgamasi. Kalian tau nggak sih apa itu amalgamasi? Amalgamasi merupakan pernikahan campuran antara penduduk Indonesia dengan pendatang dari luar. Hal ini mengakibatkan segala aspek dalam kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas dari pengaruh dunia luar baik dari segi agama, politik, ekonomi dan sosial budaya. Adanya pengaruh dari luar ini tentu akan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Indonesia sehingga peran pancasila sangat dibutuhkan agar nilai persatuan dan kesatuan tetap utuh.
Pancasila merupakan suatu ideologi yang didalamnya terdapat nilai-nilai yang diperjuangkan bersama untuk mencapai kemerdekaan. Pancasila sebagai dasar negara mengandung nilai dan norma yang mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Selain itu pancasila juga menjadi sumber dalam sistem penyelenggaraan negara, lho. Di dalam pancasila terkandung beberapa nilai dasar, kalian tau nggak nilai-nilai itu apa saja? Nilai dasar yang terdapat di dalam pancasila yaitu nilai kebangsaan atau nasionalisme, kemanusiaan, ketuhanan, permusyawaratan, dan keadilan sosial.
ADVERTISEMENT
Pancasila bersifat universal, dinamis, dan fleksibel sesuai dengan perkembangan zaman. Nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila berubah seiring dengan perkembangan zaman dan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Kalian tau nggak sih berapa kali UUD 1945 mengalami perubahan atau amandemen? UUD 1945 telah mengalami amandemen sebanyak empat kali, yaitu dari tahun 1999 sampai 2002. Kok bisa sih UUD 1945 mengalami amandemen sebanyak itu ? Memang apa dampaknya bagi masyarakat? UUD 1945 mengalami banyak perubahan karena undang-undang yang sudah ada dirasa kurang relevan dengan kondisi masyarakat pada saat itu sehingga dilakukan sejumlah perubahan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Dampak Globalisasi
Sama halnya dengan era globalisasi saat ini. Globalisasi merupakan suatu kondisi dimana seluruh masyarakat dari belahan dunia manapun dapat terhubung satu dengan yang lainnya, misalnya dalam bidang ekonomi, sosial budaya, orientasi, dan gaya hidup. Lalu, bagaimana sih tanggapan Pancasila terkait hal ini ? Pancasila tentu bersifat terbuka dan menerima pengaruh baik yang timbul dari globalisasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi tersebut akan menimbulkan sejumlah dampak negatif yang berkembang di kalangan generasi muda, lho. Generasi muda saat ini lebih berorientasi kepada pengaruh negatif yang muncul seperti gaya hidup yang konsumtif, kebarat-baratan, individualisme, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Masalah Era Globalisasi
Kalian tau nggak , arus globalisasi itu dapat membawa dampak negatif terutama di kalangan anak muda ? Arus globalisasi yang pesat menimbulkan sejumlah tantangan dan masalah tersendiri bagi bangsa Indonesia, lho. Beberapa contoh permasalahan yang dialami oleh generasi muda saat ini yakni menurunnya semangat belajar karena waktunya habis untuk bermain gadget, games, dan sosial media, sikap individualisme dan acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar, gaya hidup yang konsumtif dan gaya berpakaian yang kebarat-baratan.
Menanggapi dampak negatif tersebut tentu generasi muda harus dibekali dengan kesadaran bela negara. Kesadaran bahwa generasi muda adalah generasi emas yang menentukan kualitas bangsanya di masa depan. Kira-kira bagaimana ya caranya menumbuhkan kesadaran bela negara ? Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran bela negara yaitu dengan meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air.
ADVERTISEMENT
Faktor yang Mempengaruhi Pudarnya Rasa Nasionalisme
Generasi muda sebenarnya sudah cukup paham lho tentang arti penting dan peran pancasila dalam kehidupan bernegara. Kalau sudah paham, lalu mengapa sih rasa nasionalisme tersebut masih rendah ? Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi pudarnya rasa nasionalisme pada generasi muda saat ini, misalnya kekecewaan terhadap kinerja pemerintah yang kurang maksimal, kurangnya dukungan dan apresiasi kepada generasi muda dalam mengembangkan bakat dan minatnya, kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar untuk memiliki dan menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan cinta tanah air dan besarnya rasa gengsi yang timbul dalam lingkungan pergaulan.
Upaya Mengatasi Dampak Negatif Globalisasi
Sudah seharusnya kita sebagai satu bangsa dan negara bersama-sama menjadikan globalisasi sebagai sarana untuk mengarahkan bangsa Indonesia menuju modernitas dan kemajuan dengan tetap berlandaskan kepada pancasila. Penjajahan yang dirasakan saat ini bukan lagi bersifat fisik yang melibatkan penggunaan senjata dan menimbulkan pertumpahan darah, lho tetapi penjajahan melalui kecanggihan teknologi yang dapat mempengaruhi pola berpikir dan ideologi masyarakat. Lalu, upaya apa ya yang dapat dilakukan untuk tetap mempertahankan eksistensi pancasila ? Upaya penerapan nilai-nilai pancasila yakni melalui pembangunan karakter dimana generasi muda menjunjung tinggi moral dan karakter positif dalam kehidupan sehari-hari, seperti bersikap sopan santun, bertutur kata yang baik, menghargai orang lain ketika sedang berbicara, dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Selain itu dapat pula melalui pemberdaya karakter dimana generasi muda berperan untuk membangun kesadaran koletif, misalnya dalam hal menyuarakan kebenaran dan upaya yang terakhir yaitu melalui perekayasa karakter dimana generasi muda berperan aktif untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan (Rajasa, 2007).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, upaya untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air dapat dilakukan melalui contoh sederhana seperti menggunakan produk dalam negeri, memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk memperkenalkan budaya dan tradisi bangsa Indonesia agar dapat dikenal luas oleh masyarakat umum dan mengisi kemerdekaan dengan prestasi dan pencapaian yang positif.
Kesimpulan dan Saran
Globalisasi ibarat pedang bermata dua, di satu sisi dapat memberikan pengaruh positif tetapi di sisi lain juga memberikan pengaruh negatif. Globalisasi hadir untuk memudahkan kehidupan masyarakat dan menyediakan segala informasi yang dibutuhkan. Tetapi di sisi lain, globalisasi menurunkan semangat gotong royong, persatuan kesatuan dan memunculkan sifat individulisme dan egoisme yang tinggi. Oleh karena itu peran pancasila sangat dibutuhkan untuk tetap mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bersikap selektif terhadap pengaruh yang datang dari luar merupakan langkah tepat dalam menghadapi perubahan zaman. Generasi muda merupakan bibit unggul yang harus dikembangkan dengan baik melalui penanaman karakter, wawasan kebangsaan, dan rasa nasionalisme yang tinggi untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan mengisi kemerdekaan melalui kegiatan yang positif dan membangun.