Korean Wave Dalam Mempengaruhi Khalayak

Sheren Devina P
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
29 Desember 2020 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sheren Devina P tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Korean Wave Image by blog.supertext.ch
zoom-in-whitePerbesar
Korean Wave Image by blog.supertext.ch
ADVERTISEMENT
Korean Wave pada hakikatnya merupakan fenomena demam korea yang disebarkan melalui Korean pop culture ke seluruh penjuru dunia lewat media massa dan tersebar lewat jaringan internet dan televisi. Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global diseluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia, yang secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea Selatan (Ulfianti, 2011: 1).
ADVERTISEMENT
Awalnya istilah Korean wave diciptakan di China pada pertengahan 1999 oleh jurnalis Beijing yang terkejut oleh popularitas perkembang dunia hiburan dan budaya Korea di China. Korean wave mengacu pada penyebaran budaya Korea Selatan di seluruh dunia atau kecintaaan terhadap eksport budaya Korea Selatan. Perbincangan mengenai Korea akan mengarah pada satu sudut pandang yakni, Korean wave atau Hallyu. Korean wave atau Hallyu merupakan sebuah penamaan dari kebudayaan Korea yang berkembang pesat beberapa dekade terakhir ini. Korean wave mulai digemari oleh penduduk Asia mulai sekitaran tahun 1990-an terutama di China, Jepang dan beberapa kawasan Asia Tenggara. Berawal dari industri hiburan yakni K-pop dan K-drama yang mengawali era kebudayaan Korea di kancah International. Suksesnya Korea dalam industri hiburan turut mengikut sertakan nilai, pola hidup, kehidupan sosial, sistem dan tradisi serta kepercayaan yang dianut oleh orang-orang Korea mulai dinikmati oleh masyarakat global.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi masa kini juga semakin berkembang pula, terutama di zaman globalisasi ini. Globalisasi membuat interaksi antara seluruh warga dunia menjadi bebas dan terbuka, seolah-olah batas suatu negara menjadi sempit. Salah satu dampak dari globalisasi yakni perkembangan teknologi, perkembangan teknologi ini pun tampaknya semakin memudahkan kita dalam berbagai bidang terlebih dalam bidang telekomunikasi. Kita dapat dengan mudah dan cepat dalam memperoleh berbagai informasi baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini membuat seakan-akan sudah tidak ada batasan-batasan dalam berbagi informasi diantara sesama manusia.
Tidak hanya berbagai informasi yang dapat disebarkan dengan cepat melalui hadirnya berbagai teknologi telekomunikasi tersebut, budaya pun dapat dengan mudah disebarkan ke seluruh dunia. Hal ini berkaitan dengan globalisasi budaya dimana pernyataan ini dapat dikatakan sebagai suatu gejala tersebarnya nila-nilai dan budaya tertentu dari suatu negara ke seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia atau world culture.
ADVERTISEMENT
Salah satu budaya yang tengah mempengaruhi berbagai negara adalah budaya populer Korea. Budaya populer Korea adalah budaya Korea yang ringan dan dikemas secara menarik yang disebarkan melalui media massa. Hal ini terbukti dengan banyaknya drama Korea (K-Drama) dan musik pop Korea (Kpop) yang mulai bermunculan di media massa Indonesia. Perkembangan drama Korea dan musik pop Korea yang sedang melanda Indonesia ini dikenal dengan istilah Korean wave atau Hallyu. Korean wave adalah gelombang budaya atau arus budaya Korea, musik, film dan segala sesuatu tentang Korea yang menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia.
Internet melengkapi keingintahuan khalayak yang lebih mengenai Korean wave. Melalui situs-situs resmi perusahaan entertainment Korea, situs jejaring sosial, serta blog-blog mengenai Korea merupakan sarana paling mudah dan cepat menyebarnya Korean wave secara internasional. Beragamnya informasi yang disajikan internet mengenai Korean wave menjadikan khalayak aktif dalam mencari informasi yang dibutuhkannya.
ADVERTISEMENT
Dasyatnya fenomena Korean wave juga memiliki efek tertentu berupa perilaku imitasi atau meniru. Perilaku imitasi atau meniru adalah salah satu pembelajaran yang dilakukan oleh masyarakat untuk dapat menyesuaikan tingkah lakunnya sesuai dengan peran sosial yang telah dipelajarinnya (Sarwono, 2002: 52). Peniruan dapat dilakukan oleh semua orang mulai dari anak-anak, remaja, bahkan sampai kepada orang tua, melalui berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan disekitar mereka tidak terkecuali dengan media yang mereka gunakan.
Kegemaran khalayak pada Korean wave secara tidak langsung mengubah perilaku seseorang, khususnya remaja. Hal ini di dasari karena masa remaja merupakan masa transisi (peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Dalam masa ini terjadi perubahan emosi dan perubahan sosial pada remaja. Masa remaja penuh dengan gejolak, penuh dengan pengenalan, penuh dengan petualangan akan hal-hal baru dan masa pencarian jati diri. Untuk mencari jati diri mereka seorang remaja merasa tertantang dan tertarik untuk membuktikan kemampuan intelektualnnya. Remaja dengan masa ini sangat labil dan menjadi mudah terpengaruh akan hal yang dilihat maupun hal yang terjadi disekitarnya.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia khususnya Jakarta menjadi salah satu kota yang ikut terpengaruh dari Korean Wave, hal ini terlihat di sepanjang jalan dan pusat perbelanjaan dapat dengan mudah ditemui pengaruh Korean Wave. Remaja di Jakarta banyak yang telah mengadopsi fashion Korea untuk kesehariannya. Tempat penyewaan dan penjualan VCD dan DVD Korea pun semakin laris. Semua yang berbau Korea menjadi sorotan bagi sekelompok remaja yang memiliki keinginan yang sama terhadap Korean Wave di mana budaya Korea tersebut mengubah paradigma masyarakat.