Apa Saja Tradisi Ramadan Tahun Ini Yang Berubah Karena Pandemi Covid-19?

Sheva Widianti Putri
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Konten dari Pengguna
5 Juni 2020 16:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sheva Widianti Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : baliexpress.jawapos.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : baliexpress.jawapos.com
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 yang sudah melanda Indonesia beberapa bulan belakangan ini dipastikan membawa perubahan pada tradisi Ramadan umat Islam, pasalnya awal Ramadan tahun ini tepat jatuh di akhir April dimana Indonesia masih ditahap darurat penanganan virus ini.
ADVERTISEMENT
Keadaan ini tentunya membuat kegelisahan masyarakat, tradisi Ramadan yang sudah biasa melekat setiap tahunnya kini hampir ditiadakan karena pandemi virus ini. Satu sisi masyarakat akan mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadan, tetapi disisi lain masyarakat juga tetap harus waspada mengenai penularan dan penyebaran virus ini. Menanggapi masyarakat yang kebingungan akan situasi ini, pemerintah akhirnya bergerak untuk mengeluarkan kebijakan atau aturan tata cara mengenai protokol kesehatan.
Ibadah salat Tarawih dan salat Ied
Himbauan pemerintah mengenai ibadah salat Tarawih sudah jauh-jauh hari diberitahu ke publik, Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh bahkan sudah menyampaikan Fatwa Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19. Penjelasan mengenai diharamkan bagi seseorang yang sudah terpapar virus ini untuk melaksanakan ibadah sunnah di ruang publik yang membuka peluang terjadinya penularan dan diharuskan untuk segera mengisolasi diri, baginya salat Jumat dapat diganti dengan salat zuhur.
ADVERTISEMENT
Adapun mengenai masyarakat di suatu kawasan yang berada di dalam zona merah maka bisa dilaksanakan aktivitas ibadah namun tetap dibatasi di segala tempat yang bebas kerumunan fisik yang punya potensi penyebaran secara lebih meluas, sementara untuk masyarakat yang berada di dalam zona hijau maka aktivitas berjalan sebagaimana biasa tetapi dengan mengurangi tensi konsentrasi massa sekaligus juga mengoptimasi kesehatan dan juga kebersihan agar tidak terpapar virus Covid-19 ini. Dianjurkan juga untuk meniadakan kontak fisik (bersalaman, berpelukan, cium tangan), membawa sajadah masing-masing, dan rajin mencuci tangan atau membawa handsinitizer.
Perubahan tradisi terlihat ketika setiap tahunnya malam hari di bulan Ramadan, umat Islam berbondong-bondong datang ke masjid untuk melaksanakan ibadah tarawih namun karena pandemi virus ini ibadah tarawih dianjurkan untuk dilaksanakan di rumah masing-masing. Terlihat juga dipenghujung Ramadan yaitu kewajiban seluruh umat Islam di dunia untuk melaksanakan salat Ied berjamaah di masjid harus hilang dan diubah menjadi di dalam rumah masing-masing mengingat pandemi virus ini yang sedang sangat darurat penyebarannya.
ADVERTISEMENT
Ngabuburit dan buka bersama
Tradisi ini mungkin saja hanya ada di Indonesia, sederhana namun sangat kental akan kebersamaannya. Ngabuburit sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, kegiatan menunggu waktu berbuka di sore hari dijadikan ajang untuk berburu takjil kemanapun untuk santapan berbuka puasa. Bagi masyarakat Indonesia kegiatan ini diyakini dapat mengurangi rasa membosankan menunggu waktu berbuka, dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan ketika ngabuburit biasanya akan menjadikan waktu yang terasa cepat berlalu dan tidak lama berkumandang adzan maghrib yang menandai bahwa waktu untuk berbuka puasa telah tiba.
Puasa tahun ini jelas berbeda, mengingat adanya himbauan untuk tetap di rumah saja oleh pemerintah. Tidak diperbolehkannya keluar rumah kecuali untuk situasi genting dan terdapat protokol keamanan yang wajib dilakukan apabila hendak keluar rumah, sehingga tradisi ngabuburit sore hari di bulan Ramadan terpaksa ditiadakan. Yang kedua ialah bukber atau singkatan dari buka bersama, kegiatan ini ialah ajang reuni dan silaturahmi antar keluarga ataupun kawan lama.
ADVERTISEMENT
Biasanya jadwal bukber sudah sangat padat sebelum datangnya bulan Ramadan namun adanya pandemi ini menyebabkan ditiadakan pula tradisi bukber, karena tidak diperbolehkan adanya suatu kegiatan lebih dari satu orang atau yang melibatkan banyak massa (kerumunan) dikhawatirkan akan terjadi banyak kontak fisik antara satu dengan yang lain.
Silaturahmi antar tetangga dan sanak saudara
Seusai salat Ied biasanya masyarakat Indonesia mengunjungi satu persatu rumah tetangga dan sanak saudaranya, namun virus Covid-19 yang sangat rentan penularannya melalui kontak fisik lagi-lagi harus menghilangkan tradisi seperti bersalam-salaman, saling memeluk, dan bahkan mencium tangan orang yang lebih dewasa karena adanya anjuran untuk menjaga kontak fisik satu sama lain. Penyebaran virus ini seperti penjelasan WHO dapat melalui tetesan air liur (droplets) atau muntah (fomiltes), dalam kontak yang dekat dan tanpa pelindung. Untungnya alat komunikasi manusia sekarang ini sudah sangat canggih, meskipun tidak bisa berkunjung secara langsung kita bisa memanfaatkan teknologi seperti melakukan video call dengan sanak saudara yang jauh.
ADVERTISEMENT
Mudik
Mudik ialah kegiatan pulang ke kampung halaman biasanya menandakan silaturahmi keluarga besar. Momen berkumpulnya keluarga besar menjadi sebuah momen yang sangat berharga, melepas rindu dan bercerita segala kesibukan dari hiruk pikuknya ibukota menjadikan tradisi ini menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan setiap tahunnya. Tradisi yang paling ditunggu-tunggu semua masyarakat Indonesia setiap bulan Ramadan namun kali ini harus hilang karena pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melarang masyarakat yang akan mudik ke kampung halaman.
Pemerintah mengkhawatirkan akan terjadinya peningkatan angka penyebaran virus Covid-19 ketika seseorang melakukan perjalanan mudik, mengerikan ketika kita bisa saja menjadi salah satu penyebar virus ini tanpa kita sadari. Mengetahui penularan virus ini sangat mudah bahkan tanpa disadari, seperti orang yang sudah positif virus ini secara tidak sadar bisa saja memegang benda apapun yang berada didekatnya, karena ketidaksadaran itu kita sebagai yang negatif virus ini mungkin memegang apa yang sudah ia pegang sehingga kita bisa terpapar virus Covid-19 melalui kontak fisik dengan benda yang sudah dipegang oleh orang yang positif Covid-19.
ADVERTISEMENT
Seluruh potensi yang menyebabkan penyebaran virus Covid-19 secara meluas ke tengah masyarakat harus dicegah dan diminimalisir. Jaga kesehatan dan taati aturan pemerintah untuk tetap di rumah saja dan melakukan protokol keamanan dan kesehatan apabila hendak bepergian, berikhtiar lalu berdoa agar pandemi ini cepat berlalu dan kita bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala.