Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kisah Nabi Muhammad dan Keutamaannya dalam Sebuah Manuskrip
15 Desember 2020 8:09 WIB
Tulisan dari Sheva Widianti Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekarang ini, kata manuskrip sudah sangat jarang terdengar. Kebanyakkan orang bahkan tidak mengetahui arti dari kata manuskrip itu sendiri. Padahal manuskrip ini ialah sebuah sumber kekayaan pengetahuan yang berharga karena berasal dari masa lampau. Dari sebuah manuskrip ini, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan manusia di masa lampau. Maka, manuskrip dapat dijadikan sebagai penambah sumber pengetahuan kebudayaan. Pembahasan kali ini akan memperlihatkan sebuah manuskrip yang berisi kisah dari sebuah kegiatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Namun, sebelumnya akan dibahas dahulu mengenai manuskrip.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Manuskrip?
Manuskrip berasal dari ungkapan bahasa Latin yaitu codicesmanu scripti. Ungkapan tersebut berarti buku-buku yang ditulis dengan tangan. Kata manu berasal dari kata manus, yang memiliki arti tangan, dan scriptus dari kata scribere, yang berarti menulis. Menurut Oman Faturahman (2010: 4-5), secara umum istilah naskah atau manuskrip ini juga bisa digunakan untuk menyebut informasi yang dibuat secara manual pada benda keras, seperti inskripsi. Manuskrip sendiri ialah istilah lain dari naskah. Pada bidang kajian Filologi, kata naskah dan manuskrip digunakan bergantian dan memiliki pengertian yang sama, sebagai dokumen kuno tulisan tangan.
Pada masa lampau, semua dokumen kebanyakkan dihasilkan dalam bentuk tulisan tangan, dikarenakan belum ditemukannya mesin cetak pada saat itu. Dokumen tulisan tangan itu juga dapat berbentuk gulungan (scroll) atau buku (codex). Sebuah tempat di mana naskah klasik disalin biasa disebut skriptorium (scriptorium). Awalnya skriptorium ini digunakan untuk menunjuk pada ruangan di dalam biara pada zaman pertengahan Eropa yang ditujukan untuk menyalin manuskrip oleh penulis monastik. Manuskrip sendiri dapat berisi tentang mantra, silsilah, cerita rakyat, sejarah, politik, pemerintahan, ketuhanan, ajaran budi pekerti, teknologi tradisional, jimat, syair, hukum adat, undang-undang, hikayat, obat-obat dan cara mengobati dalam tradisional, dan lain sebagainya. Dalam Ahmad Rahman (2009: 184), keberadaan manuskrip telah dilindungi sebagai benda cagar budaya oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992. Di mana isinya ialah bahwa benda cagar budaya meliputi benda-benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok atau bagian-bagian atau sisa-sisa yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Hikayat Nabi Bercukur dan Keutamaannya
Hikayat ini tersimpan di beberapa perpustakaan di dunia, tersimpan tujuh buah manuskrip (bundel) yang terdiri atas sembilan naskah di PNRI. Kemudian tersimpan juga di Leiden, London, dan di ‘sGravenhage. Naskah Hikayat Nabi Bercukur ini ketika ditemukan terdiri atas beberapa macam bahasa, seperti bahasa Bugis, bahasa Sunda, bahasa Makasar, dan bahasa Aceh yang memiliki nama lain Nabi Meucuko. Dalam Mussaif (2017), di Museum Negeri Propinsi Daerah Istimewa Aceh (sekarang NAD) sekurang-kurangnya terdapat dua buah naskah Nabi bercukur yang ditulis dalam bahasa Aceh dengan huruf Jawi, yaitu Hikayat Nabi Meucuko dengan nomor MS.Inv. 1528 yang terdiri atas 112 halaman dan MS.Inv. 1595 yang terdiri atas 14 halaman. Naskah Hikayat Nabi Bercukur ini juga pernah diterbitkan di Jakarta tahun 1953 dan diterbitkan berulang kali di Singapura.
ADVERTISEMENT
Dalam teks Hikayat Nabi Bercukur menyatakan kalau Nabi Muhammad bercukur setelah pulang perang melawan Raja Luhud pada hari senin, sembilan belas hari di bulan Ramadhan. Dalam teks juga dituliskan ketika atas izin Nabi Muhammad Jibril datang kepada Allah menanyakan mengenai topi yang akan digunakan setelah Nabi Muhammad Bercukur, seperti:
Pada saat bercukur Nabi Muhammad disaksikan oleh empat para sahabat Nabi. Mengenai jumlah rambut Nabi Muhammad juga dimunculkan dalam kedua teks manuskrip itu, seperti pada kutipan:
ADVERTISEMENT
Dalam teks Hikayat Nabi Bercukur menjelaskan bahwa jumlah rambut Nabi Muhammad adalah satu keti (10.000) dua leksa (200.000), enam ribu enam ratus enam puluh enam (6.666); berarti total 216.666.
Berlangsungnya Nabi Muhammad bercukur oleh malaikat Jibril, Allah menurunkan firman kepada para bidadari di surga. Mereka disuruh untuk turun ke bumi untuk menyaksikan bercukur, dan disuruh untuk mengambil sehelai rambut-Nya, seperti pada kutipan:
ADVERTISEMENT
Selain menceritakan suatu kegiatan yang mulia dari Nabi Muhammad, manuskrip ini juga berisi perintah dari Allah SWT. yang terkandung di dalamnya. Beberapa perintah menunjukkan bahwa baik untuk diamalkan oleh kita (yang membaca). Beberapa contoh kutipan mengenai perintah tersebut bisa dilihat, sebagai berikut:
Di dalam Hikayat Nabi Bercukur juga dijelaskan bahwa bagi siapa yang mau mengambil rambut Nabi Muhammad kemudian letakkan di lengan kanan, maka semua dosa akan diampuni oleh Allah. Hikayat Nabi Bercukur ini ialah teks yang berisi keutamaan bagi yang penulis, pendengar, atau pembaca. Pernyataan kalam dalam hikayat ini berada pada bagian akhir teks. Banyaknya keutamaan atau amanat yang dapat diambil dari sebuah cerita yang berasal dari naskah kuno ini menambah nilai tambah tersendiri. Itulah mengapa dikatakan bahwa manuskrip ialah sebuah harta karun yang tersembunyi. Dari sebuah manuskrip kita bisa mengetahui sebuah kebudayaan atau bahkan banyak kebudayaan yang ada di masa lampau yang belum kita ketahui sebelumnya. Perlu menyelam lebih dalam untuk mengetahui apa saja dan berapa banyak harta karun yang belum terjamah oleh tangan-tangan manusia.
ADVERTISEMENT