Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kepercayaan Unik: Kehidupan Atas Pohon Suku Korowai
16 Desember 2024 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Shellyna Haryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suku Korowai adalah kelompok yang tinggal di daerah kabupaten wilayah adat Anim-Ha seperti Merauke, Boven Digoel, Asmat dan Mappi yang ada di Papua Selatan. Mempunyai sebutan Klufo Fyumanop yang artinya orang yang biasa berjalan kaki. Kelompok ini mempunyai dua perbedaan suku, yaitu Suku Korowai besi dan Suku Korowai batu.
ADVERTISEMENT
Suku Korowai mempunyai aturan dalam pembagian tugas, laki-laki mempunyai tugas untuk menebang pohon dan memburu sedangkan yang perempuan mempunyai tugas untuk mengasuh anak dan mencari sagu. Kelompok ini sangat menjunjung tinggi kesetaraan sesama manusia serta tidak menggunakan gender untuk pembagian tugas rumah, mempunyai kepercayaan untuk sangat menghormati ibu mertua dari keluarga perempuan dan mempunyai aturan untuk menjaga tata krama dengan tidak boleh menatap wajah ibu mertua secara langsung.
Bahasa yang digunakan Suku Korowai adalah rumpun bahasa Sungai Digoel atau disebut dengan Awyu-Dumut dan termasuk dalam rumpun bahasa Trans-Nugini. Kelompok ini mempunyai dua jenis tarian, yaitu Tarian Kulomon atau Tate yang dilakukan ketika pesta ulat sagu dan berlangsung dari malam hingga pagi serta ada Tarian Hasam atau Busur yang dilakukan dengan berlari sambil bernyanyi sambil memegang busur dan anak panah.
ADVERTISEMENT
Alat-alat yang digunakan Suku Korowai masih menggunakan bambu tajam untuk mengiris, bambu untuk menampung air dan menggunakan bambu untuk memasak air serta melalukan perdagangan benda seperti tulang, perhiasan kalung gigi anjing dan pisau.
Rumah Suku Korowai
Suku Korowai memiliki tiga bangunan tempat tinggal yang berbeda, yaitu:
Pembuatan Rumah Suku Korowai
Rumah Suku Korowai terbuat dari batang-batang kayu, biasanya menggunakan pohon beringin untuk penyangganya. Lantainya terbuat dari cabang-cabang pohon, tangganya terbuat dari sebatang kayu dan untuk dinding serta atapnya terbuat dari kulit pohon sagu dan daun-daun yang ada di hutan. Untuk mengikat bangunannya agar kokoh, Suku Korowai menggunakan tali rotan sebagai pengikatnya.
ADVERTISEMENT
Kegunaan Rumah Pohon Suku Korowai
Kegunaan rumah Suku Korowai yang dibangun di atas pohon adalah untuk meghindari serangan hewan buas, serangan musuh dan memiliki kepercayaan untuk terhindar dari roh jahat yang bernama Laleo atau bisa disebut dengan iblis kejam. Rumah yang dibangun sifatnya sementara dan ketahanan rumahnya dari tiga tahun sampai lima tahun. Kelompok ini tinggal tidak menetap tetapi berpindah-pindah ke tempat yang masih dalam wilayahnya dan wilayahnya terbagi dari marga secara turun temurun serta sangat menghargai batas dari wilayah marga atau suku lain.
Kesimpulan
Suku Korowai adalah kelompok yang tinggal di wilayah Papua Selatan yang memiliki ciri khas rumah tradisional yang dibangun di atas pohon atau tiang tinggi untuk melindungi diri dari hewan dan musuh dengan menggunakan bahan alami seperti kayu, bambu dan daun untuk membangun rumah. Suku Korowai ini hidup berpindah-pindah dan memiliki pembagian tugas yang jelas antara laki-laki dengan perempuan. Memiliki budaya yang sangat dihargai dan dijaga untuk diwariskan secara turun temurun seperti tarian tradisional dan sangat menghargai batas wilayah.
ADVERTISEMENT