Konten dari Pengguna

Minyak Jelantah, dari Sampah Jadi Karya

Eleonora Chrisanti Shinta Dewi
Mahasiswa S1 Bioteknologi Universitas Diponegoro Semarang
14 Agustus 2023 6:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eleonora Chrisanti Shinta Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lilin aromaterapi dari minyak jelantah (dokumentasi pribadi, 2023)
zoom-in-whitePerbesar
Lilin aromaterapi dari minyak jelantah (dokumentasi pribadi, 2023)
ADVERTISEMENT
Desa Tajungsari, Kec. Tlogowungu, Kab. Pati (7/8/2023) – Sampah adalah sisa bahan-bahan yang dianggap sudah tidak berguna, sehingga tidak dapat digunakan kembali. Sampah dikelompokkan menjadi 3 jenis, antara lain sampah organik atau yang dapat terurai menjadi tanah, sampah non organik, dan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
ADVERTISEMENT
Salah satu permasalahan umum yang masih terjadi di Desa Tajungsari adalah pengolahan sampah B3 rumah tangga, seperti minyak sisa penggorengan atau minyak jelantah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa ibu-ibu PKK dan rumah tangga di sekitar desa, diketahui bahwa mayoritas ibu rumah tangga membuang minyak jelantah atau minyak sisa penggorengan tanpa pengolahan ke tanah dengan anggapan minyak tersebut dapat menjadi pupuk. Anggapan tersebut tentunya salah dan dapat mencemari lingkungan. Hal ini mendorong salah satu mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023 program studi bioteknologi, Eleonora Chrisanti Shinta Dewi, untuk mengadakan sosialisasi mengenai pengembangan produk lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah beserta praktik pembuatannya.
Pembuatan lilin aromaterapi dilakukan dengan cara merendam minyak jelantah di dalam arang selama 24 jam untuk menghilangkan unsur berbahaya dan bau minyak. Kemudian minyak dipanaskan bersama dengan lilin batang atau stearic acid, diberi warna dengan krayon oil pastel, dan diberi minyak aromaterapi atau essential oil. Minyak kemudian dicetak dalam wadah lilin (dapat berupa gelas) yang sudah diberi sumbu lilin. Terakhir, minyak dibiarkan mengeras dan lilin sudah siap.
ADVERTISEMENT
Kegiatan berlangsung di Balai Desa Tajungsari dan diikuti oleh anggota kelompok PKK sebanyak 25 orang. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Ketua Kelompok PKK, dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai pengolahan limbah, sesi diskusi, sesi praktik pembuatan lilin, dan ditutup dengan rapat bulanan kelompok PKK. Kegiatan berlangsung secara kondusif dan antusias. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang masuk, baik ketika pemaparan materi berakhir maupun saat praktik pembuatan lilin berlangsung dan banyaknya peserta yang merekam ketika proses praktek berlangsung.
Penulis dan Pelaksana: Eleonora Chrisanti Shinta Dewi (Fakultas Sains dan Matematika, Program Studi Bioteknologi)
Dosen Pembimbing Lapangan: Mochamad Rizki Fitrianto., S.AP., M. AP
Praktik pembuatan lilin aromaterapi (dokumentasi pribadi, 2023)
Antusiasme peserta dalam melihat proses praktik pembuatan lilin aromaterapi (dokumentasi pribadi, 2023)