Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sisa Sayur dan Buah di Dapur, Benarkah Hanya Sampah?
15 Agustus 2023 7:16 WIB
Tulisan dari Eleonora Chrisanti Shinta Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Desa Tajungsari, Kec. Tlogowungu, Kab. Pati (7/8/2023) – Sampah merupakan sisa bahan-bahan yang dianggap sudah tidak berguna dan tidak dapat digunakan kembali. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, Indonesia menghasilkan timbunan sampah dengan angka mencapai 19,45 juta ton dengan proporsi 41,55% diantaranya adalah sampah organik berupa sisa makanan.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan sampah menjadi salah satu permasalahan yang perlu diselesaikan. Sehubungan dengan itu, salah satu permasalahan utama yang dialami oleh Desa Tajungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati adalah pengolahan sampah organik rumah tangga, terutama sisa-sisa sayur dan buah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa ibu-ibu PKK dan ibu rumah tangga di sekitar desa, diketahui bahwa mayoritas ibu rumah tangga membuang sampah sisa-sisa sayur dan buah tanpa pengolahan ke kebun belakang dengan anggapan sampah dapat menjadi pupuk atau dapat dikonsumsi oleh hewan ternak yang ada di belakang kebun. Anggapan tersebut tentunya tidak salah, namun ada acara lain yang dapat dilakukan agar sampah yang dihasilkan dapat menghasilkan nilai kebermanfaatan yang lebih tinggi. Untuk mewujudkannya, salah satu mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023 program studi bioteknologi, Eleonora Chrisanti Shinta Dewi, mengadakan sosialisasi mengenai eco enzyme.
ADVERTISEMENT
Eco enzyme merupakan cairan ajaib dari sisa sayur dan buah yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Eco enzyme dapat dimanfaatkan sebagai sabun cuci piring, sabun mandi, deterjen alami, karbol alami, pupuk, pestisida, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan eco enzyme mengandung gabungan dari 3 enzim, yaitu enzim pemecah lemak (lipase), enzim pemecah amilum (amilase), dan enzim pemecah protein (protease). Tidak hanya itu, eco enzyme bersifat anti mikroba, sehingga dapat digunakan sebagai obat luka luar dan desinfektan.
Pembuatan eco enzyme tidak sulit dan dapat dilakukan di rumah, yaitu hanya dengan mencampur air, gula merah, dan limbah sayur dan/atau buah-buahan ke dalam wadah tertutup yang diletakkan di tempat gelap, kemudian didiamkan selama 3 bulan. Selama proses fermentasi berlangsung, jauhkan eco enzyme dari tempat yang dekat dengan sampah atau bahan kimia berbahaya. Pembuatan eco enzyme tidak membutuhkan biaya yang banyak, namun dapat menghasilkan banyak keuntungan dan manfaat.
ADVERTISEMENT
Kegiatan sosialisasi berlangsung di Balai Desa Tajungsari dan diikuti oleh anggota kelompok PKK sebanyak 25 orang. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Ketua Kelompok PKK, dilanjutkan dengan pemaparan materi, sesi diskusi, dan ditutup dengan rapat bulanan kelompok PKK. Kegiatan berlangsung secara kondusif dan antusias. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang masuk ketika pemaparan materi berakhir.
Penulis dan Pelaksana: Eleonora Chrisanti Shinta Dewi (Fakultas Sains dan Matematika, Program Studi Bioteknologi)
Dosen Pembimbing Lapangan: Mochamad Rizki Fitrianto., S.AP., M. AP