Konten dari Pengguna

Selamatkan Bumi dari Sampah yang Menggunung

Shinta Anggraini
Mahasiswa S1 Administrasi Publik Universitas Negeri Surabaya
4 November 2024 16:50 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shinta Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/photos/disposal-dump-garbage-junk-1846033/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/photos/disposal-dump-garbage-junk-1846033/
ADVERTISEMENT
Sampah menjadi masalah yang masih belum bisa terselesaikan dari dahulu hingga sekarang, Banyak masyarakat yang belum tergerakkan hatinya untuk menghindari membuang sampah sembarang seperti di sungai dan di laut. Sampah yang berserakan dan menumpuk juga memiliki dampak yang buruk untuk masyarakat, yaitu menyebabkan banjir, bau yang tidak sedap, lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Sampah juga dianggap dapat menghambat aktivitas masyarakat apabila sampai terjadinya banjir karena luapan sungai yang disebabkan oleh sampah, banjir juga dapat merusak bangunan di sekitar atau insfrastruktur. Penumpukan sampah yang di akibatkan oleh masyarakat lebih banyak di bandingkan tempat pembuangan yang harusnya tersedia di sekitar yang menyebabkan masyarakat membuang atau menumpuk sampah di sembarangan tempat. Lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) juga masih belum cukup karena terlalu banyak sampah dan tidak sesuai dengan lahan yang tersedia. Asal terjadinya tumpukan sampah bukan hanya dari sampah rumah tangga, tetapi dari sampah industri, perkantoran, pasar, dan rumah sakit. Jenis-jenis sampah dibedakan menjadi 2 yaitu sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik biasanya disebut sampah kering yang terdiri dari logam, besi, kaleng, plastic, dan karet, sampah anorganik tidak bisa mengalami pembusukan walaupun sudah dibiarkan berhari-hari tetapi dapat membahayakan. Sampah organik biasanya disebut sampah basah yang terdiri dari sampah sayur, buah, dan sisa makanan, sampah organik bisa mengalami pembusukan alami apabila dibiarkan berhari-hari. Kebijakan-Kebijakan dari pemerintah agar mengurangi sampah yang sulit terurai masih sulit untuk diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Contoh sampah yang sulit terurai yaitu sampah anorganik seperti plastik, sampah mainan, kaca, kaleng, dan lain-lain. Sampah plastik membutuhkan waktu sekitar 10-500 Tahun agar bisa terurai. Maka dari itu, sampah plastik menjadi permasalahan yang cukup serius dan juga berdampak buruk untuk lingkungan dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sampah juga membuat kualitas air menurun dan menyebabkan penyakit karena air dan tanah tercemar oleh sampah yang dibuang sembarangan yang bisa merusak ekosistem dan hewan laut. Fenomena ini sudah dirasakan masyarakat seperti kulit menjadi gatal-gatal dan diare, tetapi masyarakat tetap membuang sampah tidak pada tempatnya. Pasar juga menjadi tempat yang dianggap banyak sampah-sampah yang berserakan padahal sampah adalah tempat orang-orang untuk membeli kebutuhan pangan sehari-hari tetapi membuat masyarakat enggan belanja ke pasar karena tempat yang kotor dan kumuh. Tidak hanya di Indonesia yang mengalami penumpukkan sampah yang berlebihan, banyak negara besar yang mengambil langkah alternatif dengan pembakaran, tetapi langkah ini dianggap memiliki biaya yang cukup besar. Negara-negara besar mengambil tindakan ini karena lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sudah tidak mencukupi dan sangat kurang. Alternatif yang telah diambil pemerintah yaitu dengan 4R, Reduce meminimalisasi barang yang dipergunakan, Reuse memakai barang kembali, Recycle mendaur ulang barang yang sudah tidak digunakan, Replace mengganti beberapa barang sekali pakai barang tahan lama. Oleh karena itu, semua pihak masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk melakukan pencegahan membuang sampah sembarangan agar tidak terjadi banjir. Tindakan pencegahan ini pemerintah bisa mengambil langkah seperti sosialisasi pentingnya menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan sampah anorganik, dan meningkatkan teknologi untuk pengelolaan sampah. Sampah sebenarny bisa di daur ulang menjadi barang yang berguna, seperti hiasan atau kerajinan, pupuk kompos dan lain-lain yang dapat diperjual belikan. Saya sangat berharap masyarakat mau membangun kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mau mendaur ulang sampah.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sudah menerapkan pengurangan sampah plastik yaitu Banjarmasin, Bali, DKI Jakarta, Surabaya, Bogor, Balikpapan, Semarang, dan Bekasi. Kota-kota tersebut sudah menerapkan larangan penggunaan tas kantong plastik. Masyarakat disana menggunakan Eco Bag atau tas ramah lingkungan dan agar bisa digunakan berulang kali agar bisa mengurangi gas rumah kaca dan energi yang diperlukan untuk memproduksi kantong plastik. Sayangnya, tidak semua tas yang dianggap ramah lingkungan sangat bagus. Seperti contoh tas kertas dan katun yang dianggap lebih mengancam lingkungan dibandingkan kantong plastik. Tas kertas memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan karena menyebabkan pemanasan global lebih dari 80 kali lipat dari kantong plastik. Limbah ini juga dapat mencemari lingkungan seperti air dan udara. Menurut penelitian, kantong kertas dan katun relatif lebih besar meracuni dalam produksinya. Proses produksinya mengonsumsi air dan sumber daya alam yang sangat besar menjadi penyebab dampak negatif terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, di sosial media sudah banyak anak muda yang berbagi kebaikan dan ajakan untuk membersihkan sampah yang berserakan di tempat umum yang mengganggu aktifitas yaitu Pandawa Grup yang berisi 5 anggota anak muda laki-laki berasal dari Kota Bandung yang memiliki niat baik untuk menyelamatkan bumi agar terbebas dari sampah yang menggunung. Motivasi mereka menjadi relawan adalah karena mereka sempat menjadi korban banjir yang pastinya disebabkan oleh sampah yang membuat mereka tergerakkan hatinya menjadi relawan untuk turun tangan langsung membersihkan sampah-sampah yang ada di sekitar seperti di sungai dan di laut. Kegiatannya pun mereka unggah ke sosial media dan mendapat pujian dari masyarakat. Kegiatan ini menjadi dampak baik agar semua masyarakat mau peduli pada lingkungan dan diharapkan masyarakat mampu menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarang. Apabila memang di lingkungan kita kurang adanya tong-tong sampah, kita sebagai masyarakat mengusulkan kepada pihak yang bersangkutan untuk ditambahkan tong sampah di setiap jalan, jika tidak memungkinkan lebih baik sampah kita simpan terlebih dahulu, dibuang pada saat sudah menemukan tong sampah.
ADVERTISEMENT