Konten dari Pengguna

Pulau tropis dan time framing orang Indonesia

shinta indri
sedang belajar menulis dan meramu
15 November 2017 10:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari shinta indri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pulau tropis dan time framing orang Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lyra puspa merupakan seorang praktisi psikologi yang konsen dalam bidang neurosciance, yaitu ilmu yang mendalami masalah syaraf-syaraf otak. Beliau menyelesaikan gelar phd nya di catenbury university inggris. Metedologi coaching merupakan budang yang saat ini beliau kembangkan, sampai saat ini lyra sudah memperoleh beberapa sertifikasi international, salah satunya adalah international couch federation, yang berasal dari fanaya couching institute.
ADVERTISEMENT
Lyra mengungkapkan ada sisi menarik dari karakterisitik masyarakat Indonesia yang selalu mengeluh ketika diberikan sebuah bacaan yang serius. Ada yang berkomentar terlalu berat, tidak mengerti, dan sebagainya. Menurut lyra, ini ada hubungannya denga time framing orang Indonesia yang cenderung pendek.
indikasi pendek-panjangnya sebuah time framing dapat dianalogikan dalam sebuah contoh kejadian, misalnya pada hari kebangkitan nasional, hari bersejarah tersebut masih kalah bergaung dengan isu-isu lain, seperti ramainya pernikahan pasangan artis terkenal yang juga bertepatan pada hari tersebut.
Lyra menarik sebuah kesimpulansementara, apa benar masrakat Indonesia tidak suka terhadap materi yang lebih berat dibandingkan materi-materi yang lebih dapat diterima. Atau, buku-buku dengan materi berat belum sesuai dengan time framing yang terbentuk dalam budaya masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lyra menambahkan kecendrungan time framing yang pendek pada masyarakat dipengaruhi oleh iklim tropis Indonesia. Mengapa hal tersebut dapat berpengaruh? Untuk Negara yang memiliki lebih dari dua musim, mereka terbiasa memeriksa suhu secara rutin (kondisi berubah-ubah), ketidakpastian tersebut membuat masyarakat terus waspada dan terbiasa akan hal yang demikian.
Time framing pendek yang disebakan oleh kondisi stabil menyebabkan kondisi masyarakat yang berfikir pendek dan menghasilkan keputusan yang instant. Di era globalisasi yang selalu berubah dibutuhkan kemampuan berpikir jangka panjang untuk memberikan solusi yang berdampak signifikan bagi masyarakat.