Konten dari Pengguna

Kita dan Lingkungan Sekitar

Shinta Silvia
Staf Pengajar Teknik Lingkungan Universitas Andalas. Alumni Yokohama National University, Japan.
9 Mei 2024 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shinta Silvia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terkadang kita tenggelam dalam pandangan sempit tentang hidup kita sendiri dan lupa bahwa kita adalah bagian dari jaringan kehidupan yang rumit dan saling terkait. Relasi manusia, makhluk hidup lainnya, dan tanah tempat kita hidup misalnya saling terkait dan bergantung satu sama lain.
Manusia dan tumbuhan sangat membutuhkan tanah. Kita saling mbergantung satu sama lain dengan alam. Foto: www.pexels.com
Setiap orang di planet ini memiliki cerita kehidupan yang unik dan selalu terkoneksi dengan cerita orang lain. Kehidupan kita tidak ada yang bisa dipisahkan dari kehidupan orang lain meskipun mungkin tidak kita kenal atau bahkan tidak kita sadari keberadaannya. Ini adalah realitas yang terlalu sering dilupakan dalam dunia yang semakin individualistik ini.
ADVERTISEMENT
Selain terhubung dengan sesama manusia, kita juga terikat dengan makhluk non-manusia seperti hewan dan tanaman yang menyediakan makanan, pakaian, dan bahan lainnya yang kita butuhkan untuk hidup. Setiap langkah yang kita ambil memiliki dampak pada makhluk lain di sekitar kita. Namun, seringkali kita mengabaikan ketergantungan ini dan melihat dunia hanya dari sudut pandang manusia.
Penting untuk diingat bahwa ada hubungan ekonomi dan biologis yang kompleks antara semua makhluk hidup di dunia ini. Setiap tindakan kita, setiap keputusan yang kita buat, memiliki dampak yang lebih luas daripada yang mungkin kita sadari. Namun, kita sering kali terlalu terpaku pada kepentingan pribadi kita sendiri untuk melihat gambaran yang lebih besar.
Selain hubungan ekonomi dan biologis, ada juga dimensi spiritual yang penting dalam kehidupan manusia. Kita adalah makhluk spiritual dan keberadaan kita memiliki nilai yang sejalan dengan tingkat spiritualitas kita. Namun, terlalu sering kita terjebak dalam dunia materialistik yang terlalu fokus pada kekayaan dan kesuksesan duniawi sehingga kita kehilangan keseimbangan yang diperlukan untuk perkembangan spiritual kita.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam siklus kesibukan dan kekhawatiran yang membuat kita lupa akan ketergantungan kita pada alam. Tanah dengan semua kekayaan alaminya adalah pondasi dari semua kehidupan. Tanpa tanah yang subur, kita tidak akan bisa nyaman tumbuh dan berkembang. Namun, kita sering kali mengabaikan pentingnya tanah ini dan memperlakukannya sebagai sesuatu yang kita miliki, bukan sesuatu yang harus kita jaga dan lindungi.
Pertanian misalnya adalah salah satu cara utama kita untuk menjaga kehidupan kita, tetapi kita sering kali mengabaikan pentingnya pertanian dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita melihatnya sebagai sesuatu yang jauh dari kehidupan kota kita yang sibuk tanpa menyadari bahwa pertanian adalah pondasi dari semua kehidupan manusia. Kita harus belajar menghargai dan memahami ketergantungan kita pada tanah dan pertanian (James dan Fitzgerald, 2008).
ADVERTISEMENT
Alhasil, kita harus belajar untuk melihat dunia tidak hanya dari sudut pandang manusia tetapi juga dari sudut pandang alam dan kehidupan lainnya. Hanya dengan memahami ketergantungan kita pada alam, kita dapat mulai menjaga dan melindungi bumi ini untuk generasi mendatang.