Konten dari Pengguna

Pemanfaatan Sampah Plastik menjadi Wicking Bed yang Bernilai Ekonomi

Shintya Wulandary
Spending a lot of time to be better.
3 Juni 2019 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shintya Wulandary tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
http://www.nu.or.id/post/read/99721/lpbinu-sebut-indonesia-darurat-sampah-plastik
zoom-in-whitePerbesar
http://www.nu.or.id/post/read/99721/lpbinu-sebut-indonesia-darurat-sampah-plastik
Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah non organik yang banyak menimbulkan permasalahan lingkungan contohnya seperti banjir yang terjadi di perkotaan saat musim hujan. Tidak hanya itu, sampah plastik juga merupakan salah satu penyebab terjadinya longsoran sampah di TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005 lalu yang mengakibatkan lebih dari seratus korban jiwa tertimbun sampah dan hilangnya pemukiman di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, dapat diidentifikasikan bahwa sampah plastik tidak mudah berbaur secara alami, dibutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk menghancurkannya. Sampah plastik yang bercampur sampah lainnya semakin banyak dan terkumpul pada suatu lokasi lama-kelamaaan akan menghasilkan emisi gas. Emisi gas ini akan mendorong tumpukan sampah yang tertimbun menjadi naik jika tidak dimungkinkannya ruang udara karena overload-nya kapasitas sampah di lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Permasalahan utama ini terjadi akibat pengelolaan sampah yang lambat dan tidak dilakukannya pemilahan sampah dari sumber asalnya. Hal itu terjadi juga akibat kurangnya kepedulian masyarakat daerah itu sendiri akan sampah yang dihasilkannya. Banyaknya masyarakat yang menginginkan kemanapun dan kapanpun serba praktis terutama dalam hal belanja di supermarket atau membeli makanan, membuat volume sampah semakin meningkat setiap harinya. Selain itu, TPA yang menggunakan open dumping system juga membuat semakin banyaknya tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik, jika demikian bisa saja peristiwa tahun 2005 lalu dapat terulang kembali.
Dampak dari sampah plastik itu sendiri tidak hanya merugikan bagi manusia, namun juga merugikan bagi alam sekitarnya. Sampah plastik yang terbawa air dan hanyut ke lautan juga membuat lautan tidak lagi lestari. Air yang tercemar, pinggir pantai yang penuh dengan sampah, serta bau yang menyengat merupakan bagian dari dampak sampah yang ada di lautan. Terlebih banyak kabar ada beberapa makhluk laut yang tersiksa akibat terkena sampah plastik, contoh yang paling fenomenal adalah paus yang memakan sampah plastik karena mengira itu adalah makanannya sehingga lama-kelamaan makhluk laut itu akan mati karena terganggunya sistem pencernaannya akibat terisi dengan sampah plastik juga penyu laut yang tertusuk sampah sedotan plastik di lautan yang membuat hidungnya terluka sehingga mengganggu sistem pernapasannya.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya TPA dan lautan saja yang terkena dampaknya, namun sampah khususnya sampah plastik membuat tanah yang ditimbunnya tidak lagi subur. Hal ini akibat gas metana yang dikandung oleh tumpukan sampah tersebut. Berdasarkan fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa sampah khususnya sampah plastik menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem antara alam dengan manusia.
Atas dasar permasalahan sampah yang tak kunjung menemukan titik temunya, pemuda-pemuda di hampir seluruh daerah di Indonesia yang bergerak secara nyata untuk membantu mengurangi sampah yang diproduksi setiap harinya khususnya sampah plastik. Hal itu banyak dilakukan oleh organisasi-organisasi pemuda baik dengan menggalakkan kegiatan pengurangan sampah melalui bersih-bersih sampah, hingga memanfaatkan sampah menjadi karya daur ulang yang bernilai dari sisi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Edukasi sampah kepada masyarakat sangat dibutuhkan mengingat kondisi produksi sampah yang semakin banyak semakin memprihatinkan bagi keberlangsungan dan keseimbangan makhluk hidup. Hal ini yang mendorong anak-anak muda peduli lingkungan untuk turut serta dalam gerakan pengurangan sampah. Hingga pada akhirnya gerakan tersebut menjadi agenda tahunan di Indonesia yang bernama Hari Peduli Sampah Nasional yaitu aksi bersih-bersih sampah yang dilaksanakan di hampir di seluruh kota untuk memperingati kejadian tahun 2005 lalu. Agenda tahunan ini diinisiasi oleh organisasi/komunitas peduli lingkungan yang ada di seluruh Indonesia. Kegiatannya mengajak kita sebagai pemuda untuk ikut serta dalam aksi tersebut dan agar dapat teredukasi mengenai bahaya sampah yang dapat mengancam ekosistem kita.
Tak terkecuali saya sendiri. Diawali dari bergabung dengan komunitas yang bergerak dibidang lingkungan membuat saya tergerak menjadi role model dalam pelestarian lingkungan. Disini saya banyak belajar sekaligus memberikan edukasi mengenai peran penting lingkungan bagi keseimbangan alam, salah satunya adalah dengan memanfaatkan sampah menjadi wicking bed yang bernilai ekonomi.
ADVERTISEMENT
Wicking bed adalah sistem irigasi pertanian yang digunakan di negara-negara tropis yang memiliki kekurangan fasilitas air bersih. Wicking bed tidak hanya dapat digunakan di luar ruangan, tapi juga dapat digunakan di dalam ruangan. Sementara konsep wicking bed yang saya terapkan adalah mengaplikasikan wicking bed untuk menggunakan barang-barang sampah plastik seperti botol plastik dan plastik bekas bungkus snack menjadi suatu hasil pemanfaatan yang bernilai ekonomi.
Sampah-sampah plastik yang tidak digunakan lagi terlebih dahulu melalui proses filter untuk memisahkan sampah plastik yang akan digunakan dan tidak digunakan. Kemudian setelah di filter barulah dibentuk dan dirangkai sedemikian rupa sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Melalui pemanfaatan sampah plastic ini bisa dijadikan tas daur ulang, dompet daur ulang dan sebagainya yang memiliki nilai ekonomi. Karya- karya tersebut dapat diperjualbelikan tidak hanya menghasilkan keuntungan namun juga dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang tidak termanfaatkan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya pemanfaatan sampah melalui konsep wicking bed ini diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang ada di TPA dan berkontribusi dalam menyeimbangkan antara ekosistem alam dengan manusia. Edukasi yang terus dilakukan kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola sampah dengan bijak baik melalui organisasi atau komunitas serta didukung oleh pemerintah besar kemungkinan akan mengurangi jumlah sampah yang ada disekitar kita.
Keyword : kumparan, coca cola, plastic reborn, berani mengubah
#beranimengubah #mulaidarigw
@kumparancom @plasticreborn