Kulkas Menjadi Salah Satu Penyebab Pemanasan Global, Benarkah?

sumber gambar: https://pixabay.com/illustrations/climate-change-global-warming-2063240/

Musim panas berkepanjangan dan curah hujan yang tinggi merupakan permasalahan yang kita rasakan saat ini. Hal tersebut merupakan salah satu dampak pemanasan global. Apa itu pemanasan global dan bagaimana cara mengatasinya? Singkatnya, pemanasan global merupakan fenomena peningkatan suhu bumi yang berdampak pada kehidupan sehari-hari. Nah, untuk mengatasi pemanasan global, kerja sama antar negara merupakan jawabannya. Namun, apakah kalian tahu salah satu penyebab pemanasan global yang kita gunakan sehari-hari? Salah satu penyebab dari pemanasan global adalah penggunaan senyawa CFC. Penggunaan kulkas oleh masyarakat di Indonesia harus diberhentikan agar mengurangi pemanasan global. Untuk itu, timbul pertanyaan “Apakah kulkas menjadi salah satu penyebab pemanasan global?”.

Faktanya, pandemi membuat orang menetap di rumah dan selama masa pandemi, jumlah penjualan kulkas salah satu merk yang didistribusikan di Indonesia meningkat. Kulkas dua pintu Sharp mengalami peningkatan penjualan sekitar 15-20%. Data ini mengisyaratkan bahwa pandemi menjadi salah satu alasan penggunaan kulkas meningkat. Orang-orang cenderung menyimpan makanan frozen dan sayur di kulkas. Nah, kita dapat meminimalisir penggunaan kulkas dengan membeli sayur yang langsung dimasak pada hari itu juga.

Tentunya tidak semua kulkas berbahaya bagi lingkungan karena terdapat dua jenis kulkas yaitu kulkas CFC dan kulkan non-CFC. Apa itu kulkas CFC? CFC sendiri merupakan singkatan dari Chloro Fluoro Carbon. Kulkas CFC merupakan lemari pendingin yang menggunakan CFC untuk mengatur suhunya sedangkan kulkas non-CFC adalah sebaliknya. Seperti yang kita ketahui, CFC yang terdapat pada kulkas memberikan dampak buruk bagi lingkungan. CFC yang berlebihan dapat menyebabkan efek rumah kaca yang akan menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Untuk mencegah pemanasan global, penulis menyarankan agar sebaiknya masyarakat menggunakan kulkas non-CFC karena akan lebih ramah lingkungan.

Hubungan jumlah penduduk dan pengguna kulkas adalah berbanding lurus. Kemudian, apakah pengunaan kulkas meningkat dengan sendirinya? Tentu saja tidak. Peningkatan jumlah penduduk juga dapat menjadi pemicu meningkatnya jumlah penggunaan kulkas karena jumlah penduduk yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan CO2. Peningkatan CO2 berdampak pada menipisnya lapisan ozon. Semakin banyak penduduk, maka kebutuhan penggunaan kulkas untuk kehidupan sehari-hari juga akan meningkat. Untuk itu, sebagai generasi muda, kita harus memperbanyak wawasan mengenai pembatasan aktivitas yang mungkin menghasilkan CO2 yang berlebihan.

Penggunaan kulkas CFC tidak dianjurkan untuk terus dimanfaatkan karena CFC yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global. Kulkas CFC dapat diganti dengan kulkas non-CFC atau alternatif lainnya. Selain kulkas, orang pada zaman dulu menggunakan kendi untuk menyimpan sayur dan buah. Sebagai generasi muda, kita dapat membuat inovasi lemari pendingin tanpa listrik dan tentunya ramah lingkungan. Perencanaan yang matang dapat menjadikan inovasi tersebut sebagai ide bisnis. Dengan adanya modal dan usaha, bisnis tersebut akan menjadi peluang kesuksesan pasar.

Referensi:

Ayu, I. (2021) 'Kebiasaan Pandemi Bikin Penjualan Kulkas Sharp Naik'. Bisnis.com. https://ekonomi.bisnis.com/read/20210618/257/1407250/kebiasaan-pandemi-bikin-penjualan-kulkas-sharp-naik. Diakses pada 10 Januari 2022

Iqbal, M. (2019) 'Pemanasan Global. Pustekkom Kemendikbud'. https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Pemanasan%20Global-ns/Topik-1.html. Diakses pada 10 Januari 2022

Suryo. (2019) 'Apa Sih Maksud Kulkas Non CFC?'. Foros Gratis Bisnis. https://www.forosgratis.org/apa-sih-maksud-kulkas-non-cfc/#:~:text=CFC%20atau%20Chloro%20Fluoro%20Carbon,menimbulkan%20dampak%20buruk%20bagi%20lingkungan. Diakses pada 10 Januari 2022