Konten dari Pengguna

Evolusi Kecerdasan Buatan: Dari Filosofi ke Teknologi Canggih

shiryuzhu
Siswa SMAK IPEKA Tomang
22 Oktober 2024 12:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari shiryuzhu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Canva.com

Inovasi Signifikan: Kecerdasan Buatan di Abad ke-21

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu inovasi paling signifikan di abad ke-21, mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Sejarah AI adalah sebuah perjalanan panjang yang dimulai dari sebuah pemikiran filosofis dan berkembang menjadi sebuah sistem komputer yang cerdas.
ADVERTISEMENT
Diambil dari Sejarah kecerdasan buatan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, sejarah AI dimulai dari zaman kuno oleh pemikir seperti Aristoteles telah menjelajahi konsep logika yang menjadi dasar AI. Lalu konsep ini mulai dikembangkan pada era komputer elektronik di tahun 1941, ketika penemuan komputer yang memerlukan ruang besar dan banyak kabel membawa perubahan signifikan dalam pemrosesan informasi. Pada 1949, komputer yang mampu menyimpan program pertama kali dikembangkan, yang memudahkan pemrograman dan membuka jalan bagi inovasi lebih lanjut. Masa persiapan AI antara 1943 dan 1956 ditandai oleh kontribusi Warren McCulloch dan Walter Pitt yang menciptakan model sel syaraf tiruan, serta penelitian Norbert Wiener tentang teori feedback. Puncaknya terjadi pada 1956, ketika John McCarthy dan timnya menghasilkan program yang mampu memecahkan masalah non-numerik di Dartmouth, menandai lahirnya AI sebagai disiplin ilmu.
ADVERTISEMENT
Perkembangan awal AI pun mulai pada 1952 dan 1969 yang ditandai dengan kesuksesan berbagai program, termasuk General Problem Solver dan bahasa pemrograman LISP yang diciptakan oleh McCarthy. Namun, pertumbuhan AI melambat antara 1966 dan 1974 karena kurangnya pengetahuan dalam program-program yang ada dan banyaknya tantangan yang harus dihadapi. Dengan fokus pada sistem berbasis pengetahuan antara 1969 dan 1979, program-program seperti Dendral dan proyek diagnostik medis menunjukkan potensi AI. Memasuki tahun 1980-an, industri AI mulai berkembang pesat dengan diperkenalkannya sistem pakar R1, yang berhasil menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan perusahaan. Sejak 1986, jaringan syaraf tiruan kembali diperhatikan, dengan penemuan algoritma Back-Propagation Learning yang mendasari banyak kemajuan dalam penelitian AI hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Saat ini, AI telah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari, dari asisten virtual hingga algoritma rekomendasi, menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Namun, tantangan etis seperti privasi data dan bias algoritma juga muncul, memerlukan regulasi yang adil untuk memastikan manfaat teknologi ini dirasakan oleh seluruh umat manusia. Menurut laporan “Global survey: The state of AI in 2020 | McKinsey” oleh McKinsey Global Institute (2020), diperkirakan 75 juta hingga 375 juta pekerja perlu beralih pekerjaan akibat otomatisasi yang didorong oleh AI. Dengan memahami jejak evolusi AI, kita dapat lebih baik mempersiapkan diri untuk masa depan yang semakin dipengaruhi oleh kecerdasan buatan, yang tidak hanya akan mengubah cara kita bekerja, tetapi juga cara kita hidup dan berinteraksi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami jejak evolusi AI dari sebuah pemikiran filosofis hingga menjadi sebuah sistem komputer yang canggih, kita dapat lebih baik mempersiapkan diri untuk masa depan yang semakin dipengaruhi oleh kecerdasan buatan. Di masa depan AI tidak hanya akan mengubah cara kita bekerja, tetapi juga cara kita hidup dan berinteraksi dengan sesama. Menyadari potensi dan tantangan yang ada agar kita dapat memanfaatkan teknologi ini secara bijaksana dan inklusif sangat penting bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA: