Konten dari Pengguna

Antara Multiskil dan Monoskil: Strategi Optimal di Era Digital

SHOBIRIN
Dosen Tetap di UNZAH Genggong Probolinggo, Awardee BIB-LPDP Program Doktoral di UIN Malang dan pemilik kanal YouTube suara online
28 Agustus 2024 7:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SHOBIRIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Shobirin, S.Pd.I, M.Pd, Dosen UNZAH Genggong Probolinggo, Awardee BIB-LPDP Program Doktoral di UIN Malang dan Pemilik Kanal YouTube suara online
Dokumentasi pribadi/Kuliah Program Doktroal bersama Prof. Dr. Faisal Mahmoud Adam Ibrahim (Sudan)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi pribadi/Kuliah Program Doktroal bersama Prof. Dr. Faisal Mahmoud Adam Ibrahim (Sudan)
Era digital telah mengubah lanskap pekerjaan dan keterampilan secara fundamental. Transformasi teknologi yang cepat, mulai dari otomatisasi hingga kecerdasan buatan, menuntut para profesional untuk tidak hanya mengikuti perkembangan tetapi juga beradaptasi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam konteks ini, perdebatan antara menjadi individu "multiskil" dan "monoskil" muncul sebagai salah satu topik penting dalam strategi pengembangan karier dan organisasi. Kedua pendekatan ini menawarkan keunggulan yang berbeda, dan memahami kapan dan bagaimana menerapkannya adalah kunci untuk bertahan dan berkembang di dunia yang semakin kompleks.
ADVERTISEMENT
Multiskil: Fleksibilitas dalam Ketidakpastian
Multiskil merujuk pada kemampuan individu untuk menguasai berbagai keterampilan yang relevan di berbagai bidang. Dalam era digital yang ditandai oleh disrupsi teknologi yang konstan, fleksibilitas dan adaptabilitas menjadi nilai utama. Individu yang multiskil memiliki kemampuan untuk menavigasi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang lintas disiplin ilmu. Ini memungkinkan mereka untuk berkontribusi dalam berbagai proyek, menghadapi situasi yang tidak terduga, dan mengurangi risiko obsolesi keterampilan.
Dari perspektif organisasi, memiliki tenaga kerja yang multiskil dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi. Karyawan yang mampu mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai domain dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dan mendorong inovasi yang berbasis pada kolaborasi lintas fungsi. Dalam konteks pasar kerja yang dinamis, di mana tuntutan terhadap keterampilan terus berubah, multiskil juga menyediakan perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi, karena individu memiliki lebih banyak pilihan karier dan kemampuan untuk beralih peran jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
Monoskil: Kedalaman di Tengah Spesialisasi
Di sisi lain, monoskil atau spesialisasi dalam satu keterampilan atau bidang tertentu menawarkan keunggulan dalam hal kedalaman pengetahuan dan keahlian. Era digital, meskipun menuntut fleksibilitas, juga semakin bergantung pada inovasi yang didorong oleh ahli di bidang tertentu. Ahli monoskil memiliki kapasitas untuk mendalami kompleksitas dan nuansa dalam bidang spesifik mereka, yang sering kali menghasilkan inovasi dan efisiensi yang tidak mungkin dicapai oleh generalis.
Dalam industri yang sangat teknis seperti ilmu data, kecerdasan buatan, atau bioteknologi, monoskil menjadi kritis. Penguasaan mendalam terhadap satu bidang memungkinkan spesialis untuk mengembangkan solusi yang canggih dan presisi, memberikan nilai tambah yang signifikan bagi organisasi. Selain itu, dalam lingkungan yang kompleks dan regulasi yang ketat, seperti kesehatan atau hukum, spesialisasi menjadi syarat mutlak untuk meminimalkan risiko dan memastikan kepatuhan.
ADVERTISEMENT
Keseimbangan dan Sinergi: Strategi Optimal di Era Digital
Meskipun ada argumen yang kuat untuk keduanya, strategi optimal di era digital mungkin terletak pada kemampuan untuk menggabungkan kedua pendekatan ini secara sinergis. Individu dan organisasi harus mengidentifikasi keterampilan dasar yang perlu dikuasai secara luas (multiskil) sementara juga mengejar keahlian yang mendalam di area kunci yang kritis (monoskil).
Pendekatan ini, yang dikenal sebagai model "T-shaped," di mana seseorang memiliki kedalaman pengetahuan di satu bidang (vertikal dari T) dan keluasan keterampilan di banyak area (horizontal dari T), menjadi semakin relevan. Model ini memungkinkan individu untuk berkontribusi secara signifikan dalam satu area khusus sekaligus mampu berkolaborasi dan beradaptasi di berbagai konteks.
Untuk mencapai keseimbangan ini, penting untuk terus melakukan evaluasi diri dan analisis pasar. Identifikasi tren industri dan pergeseran dalam tuntutan keterampilan dapat membantu dalam memutuskan kapan perlu memperluas atau memperdalam keterampilan. Organisasi juga harus berperan dalam mendukung pengembangan karyawan melalui pelatihan yang fleksibel dan kesempatan untuk pengembangan karier yang holistik.
ADVERTISEMENT
Antara Multiskil dan Monoskil: Strategi Optimal di Era Digital
Era digital menuntut strategi keterampilan yang lebih kompleks dan terarah. Sementara multiskil menawarkan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang penting di dunia yang tidak pasti, monoskil memberikan keunggulan dalam hal kedalaman dan spesialisasi. Dengan menggabungkan keduanya, individu dan organisasi dapat membangun kemampuan yang tidak hanya tahan terhadap disrupsi tetapi juga mampu mengarahkan perubahan itu sendiri. Dalam konteks ini, keseimbangan antara multiskil dan monoskil bukan hanya pilihan, tetapi keharusan untuk bertahan dan berkembang di era digital.