Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Peri itu bernama Nurul Akmal
20 September 2021 14:38 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Shofiyatun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya tertawa ketika membaca berita Nurul Akmal mendapat perlakuan body shaming begitu mendarat di bandara sepulang dari olimpiade Tokyo.
ADVERTISEMENT
Body shaming adalah perilaku menjelek-jelekkan dan mengomentari penampilan fisik orang lain. Perilaku ini sama saja dengan tindakan bullying, dikutip dari alodokter.com.
Dan seringnya perilaku ini kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa itu adalah perilaku body shaming.
"Ah bercanda doang kali. Gitu aja kok baper!" cerita teman saya ketika menceritakan keluh kesahnya kepada saya. Bapak-bapak di kantornya suka sekali berkomentar bahwa teman saya gemuk.
"Dijawabloh itu bapak-bapaknya! Kurang-kuranginlah itu jiwa julidnya!" jawab saya.
"Kamu enak, ada keberanian buat ngekonfrontasi. Lah aku? mana berani?" jawab temen saya lagi.
Memang saya pernah berani mengkonfrontasi bapak-bapak kantor yang julid hampir tiap hari julid ngomentarin. Sebelum-sebelumnya saya masih sungkan. Budaya kita itu kan mau ga mau, salah apa benar, harus tetap menghormati orang tua. Istilahnya unggah-ungguh gitu.
ADVERTISEMENT
Kesungkanan saya juga selain perkara unggah-ungguh, juga terkait relasi kuasa. Si Bapak jabatannya lebih tinggi dibanding saya yang hanya staf biasa. Tapi lama-lama saya jengkel juga.
"Kamu makin lama kok makin gemuk si mbak?"
"Kamu ituloh, mbak. ga ada gunanya tredmil tiap hari. Makannya saja banyak. Gimana ga makin gemuk?"
Seperti itulah kejulidan si bapak kalau digambarkan ke satu dua kalimat. Jadi begitu si bapak komentar lagi. Biasanya saya selalu masang wajah ramah. Tapi tidak kali ini. Tampang ketus walau tetap disertai senyum. Wajah-wajah mbak resepsionis ketika emosi tapi tetap harus senyum.
"Komentar bapak itu termasuk body shaming loh!" Jawab saya
"Ya wes, kamu saya panggil "seksi" saja kalau begitu"
ADVERTISEMENT
"Bapak itu mending diam! Atau kalau mau manggil ya pake nama. Saya loh punya nama!"
"Hehe..."
Dan sejak itu si bapak berhenti manggil saya gemuk.
Untunglah si bapak mau menerima. Tak banyak yang seperti itu. Kebanyakan kalau kita konfrontasi jawabannya seperti bapak-bapak temen kantor temen saya.
"Gitu aja kok baper!'
"Bercanda euy!"
Ini seperti tanggapan Amel panggilan akrab Nurul Akmal yang saya kutip dari Wolipop.
"Jangan jadi masalah yang begituan. Amel santai aja. Bercanda kan biasa gitu."; "Iya dengar, mungkin candaan itu."; "Sebenarnya aku nggak pernah menerima komentar negatif tersebut. Nggak mau bawa ribet, nggak mau bawa masalah orangnya. Maunya happy-happy saja lah. Amel anggap biasa saja dan candaan."
ADVERTISEMENT
Jawaban Nurul sugguh positif sekali ya? Tidak mengan seperti saya. Tidak salah kalau warganet akhirnya menjuluki dia sebagai Weightlifting Fairy Amel diambil dari judul drama korea berjudul Weightlifting Fairy Kim Bok-Joo. Sama-sama perempuan. Sama-sama seorang lifter juga.
"Amel mau lebih fokus latihan lagi. Di depan ada PON Papua dan masih ada SEA GAMES. Kalau candaan gitu biasa aja nggak papa. Yang penting kita tetap berbuat baik," Ujar Nurul masih dikutip dari Wolipop.
Sehingga tidak salah kalau Nurul punya prestasi yang bejibun seperti berhasil meraih posisi lima besar cabang angkat besi kelas 87 kilogram putri di Olimpiade Tokyo 2020. Nurul bertanding pada 2 Agustus 2021 di kelas +87kg Grup A.
ADVERTISEMENT
Saat itu, ia berhasil menorehkan catatan di posisi kelima pada grup A, dengan hasil snatch 115 dan clean and jerk 256 meski tak meraih medali untuk Indonesia.
Prestasi Nurul yang lain adalah : Medali Emas dan pemecah Rekornas PON Jabar 2016, Medali Perak di Baku, Azarbaijan Islamic Soladarity Games 2017, Universiade di Taipei 2017 peringkat 5, Medali Emas dan The Best Lifters Kejurnas 2017 di Riau, Pekanbaru, Test event Asian games 2018 di Jakarta 1 Medali Emas, Asian games 2018 Jakarta Palembang peringkat 6, Kejuaraan dunia di Asgabat, Turkmenistan peringkat 13 dunia, Pora Jantho 2018 2 Medali Emas, Kejurnas Bandung 2018 3 Medali Emas, Kejuaraan Thailand Champions 2019 1 Medali Perunggu, Kejurnas 2019 di Bandung menuju Pon Papua 3 Medali Emas. Dan yang terakhir adalah satu-satunya atlet asal Aceh yang berlaga di Olimpiade setelah 33 tahun.
ADVERTISEMENT
Dan lucunya lagi waktu itu Nurul ditemukan oleh perwakilan Dinas Perwakilan Pemuda dan Olahraga Aceh. Waktu itu si Nurul sedang membantu orang tuanya mengangkut padi. Memang selucu itu hidup. Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular. Dan tentunya tetaplah berprestasi.
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
Live Update