Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN-BBK Unair Gelar Program SEHATI, Ajak Warga Sambikerep Cegah DBD
2 Februari 2025 9:38 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Abdul Shomad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sambikerep, kumparan.com – Musim hujan sering kali membawa ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD). Menyadari pentingnya pencegahan sejak dini, mahasiswa KKN-BBK 5 Universitas Airlangga (Unair) menggelar program SEHATI (Sehatkan Lingkungan, Hindari Demam Berdarah) di RW 1 Kelurahan Sambikerep, Surabaya. Selama dua hari, 16-17 Januari 2025, mereka mengedukasi warga tentang bahaya DBD dan cara efektif mencegahnya.
ADVERTISEMENT
Ketua tim KKN-BBK 5 kelompok Sambikerep II, Tsaqifa Farhana Walidaini, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. “Kami ingin warga tidak hanya tahu tentang DBD, tapi juga bisa langsung menerapkan langkah pencegahan di lingkungan mereka,” ujarnya.
Hari pertama program SEHATI diisi dengan sesi edukasi di Balai RW 1. Ahmad Naufal Rofi Aziz, mahasiswa Teknologi Radiologi Pencitraan Unair, menjelaskan secara interaktif tentang penyebab DBD, gejala awal, serta metode 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, dan Mendaur ulang).
Tak hanya itu, warga juga diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang tantangan dalam mencegah DBD. Siti Maimunah, salah satu peserta, mengaku lebih paham bagaimana mengenali gejala awal DBD dan cara menanganinya. “Dulu saya kira DBD hanya ditandai dengan demam tinggi, ternyata ada banyak tanda lainnya yang harus diwaspadai”, katanya.
ADVERTISEMENT
Di hari kedua, mahasiswa KKN-BBK bersama warga turun langsung ke lapangan. Mereka melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah-rumah warga dan memberikan edukasi tentang cara mengeliminasi sarang nyamuk. Langkah ini dilakukan agar warga bisa lebih waspada terhadap potensi penyebaran DBD di sekitar mereka serta mengidentifikasi tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti wadah penampungan air, pot bunga, dan talang air yang kotor.
Setelah dua hari kegiatan, mahasiswa KKN-BBK melihat adanya peningkatan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Kami berharap warga bisa terus menjalankan kebiasaan sehat ini agar lingkungan bebas DBD bisa terwujud,” kata Tsaqifa.
Program SEHATI ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat bisa berdampak nyata dalam mencegah DBD. Ke depannya, diharapkan program serupa bisa diterapkan di lebih banyak wilayah untuk menekan angka kasus DBD di Indonesia. Dengan edukasi yang tepat dan aksi nyata dari masyarakat, lingkungan yang sehat dan bebas dari DBD bukan lagi sekadar harapan.
ADVERTISEMENT