Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Ajudan Oh Ajudan
30 Juni 2021 17:08 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:46 WIB
Tulisan dari Sopi Ahyar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bismillah, semoga tulisan ini memberi manfaat kepada kita semua (terutama yang mau atau sedang menjadi Ajudan alias ADC).
ADVERTISEMENT
Kata Ajudan lekat kaitannya dengan “Pimpinan”, “Protokol”, dan Pelaksaan Tugas Instansi atau Kenegaraan. Identik dengan petugas berpakaian rapi, fisik tegap tampan dan cantik, terkadang ada yang murah senyum, ada yang lempeng kalem, atau ada beberapa yang (sok) cool. Allahualam
– – – – – – –
Sebelum kita berbincang lebih jauh, baiknya kita mengetahui makna Ajudan/ADC dalam KBBI dan Wikipedia:
Aide-de-camp (UK [ˌeid.dəˈkɑ̃ː] atau US /-ˈkæmp/;[1] ekspresi bahasa Prancis yang artinya tukang bantu dalam kamp [militer]) adalah seorang asisten pribadi atau sekretaris dari seseorang berpangkat tinggi, biasanya pejabat pemerintahan, polisi atau anggota militer senior, seorang anggota keluarga kerajaan, atau seorang kepala negara. Ini tidak sama dengan ajudan, yang merupakan pengurus senior dari sebuah unit militer. Aide-de-camp pertama biasanya merupakan tukang bantu pribadi paling terdepan.
ADVERTISEMENT
Di beberapa negara, aide-de-camp dianggap menjadi sebuah gelar kehormatan (dengan penyingkatan huruf pasca-nominal ADC atau Ade C), dan memegang fungsi-fungsi seremonial.
Lencana jabatan untuk seorang aide-de-camp biasanya adalah aiguillette, sebuah suwiran kain berwarna emas atau warna lainnya, yang dikenakan pada pundak dari sebuah seragam. Apakah itu dipakaikan di pundak kiri atau kanan ditentukan oleh protokol.
aju.dan
⇢ Tesaurus
n Mil perwira yang diperbantukan kepada raja, presiden, atau perwira tinggi, biasanya diberi tugas mengurus segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan raja, presiden, atau perwira tinggi dan sebagainya
– – – – – – –
Saya belum pernah memiliki pengalaman menjadi Ajudan Level Pimpinan Tinggi Madya, apalagi setingkat Menteri. Tapi mungkin sharing ini kurang lebih bisa saya gunakan dalam artikel ini.
ADVERTISEMENT
Menjadi Ajudan mungkin terlihat gagah, keren, dan exclusive (well I never see my self as an exclusive person that time). Tuntutan pekerjaan yang mendampingi pimpinan yang notabene Pimpinan Tinggi, mau tidak mau membuat kita harus terlihat rapi. Jangan sampai malah ketika kita berdiri di dekat Pimpinan terlihat seperti Direktur dan Kecambah layu.
Tak jarang mereka yang di luar ring 1 menganggap menjadi Ajudan adalah tugas yang memiliki banyak privilege. Kemudahan karier , lahan basah (atau becek?), Lingkup kerja yang luas, dan lain sebagainya. Tapi sedikit yang paham (bukan sekadar tahu) bahwa tidak mudah untuk melaksanakan tugas sebagai Ajudan.
Pekerjaan yang tidak kenal waktu, Pimpinan sangat jarang sekali bekerja sesuai jam kerja 7.30 to 16.00. Tingginya intensitas beban kerja yang harus diselesaikan, PASTI membuat jam kerja yang over. Jangan mengharapkan jam kerja yang rutin dan normal selama menjadi Ajudan, it doesnt exist.
ADVERTISEMENT
Harus siap dalam segala kondisi. Istilah yang agak lebay adalah: “hujan terik badai banjir kebakaran, kami maju terus”. Pagi Buta atau Malam Kliwon.
Tanggap dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan tugas pimpinan Segala kemungkinan ada, perubahan jadwal, kendala sarana prasarana. Perubahan rute jalan dan lain-lain. Kamu harus siap dengan google map, pulsa terisi, batre full, power bank ada, baju ganti, vitamin, 1001 alasan, e-toll full, dan lain lain
Mampu menjaga rahasia a.k.a Pecah di perut. Berada di dalam lingkaran dalam, akan memberi kita akses untuk mengetahui informasi terbaru terkait tugas pimpinan ataupun hal lainnya yang tidak semuanya bisa dikonsumsi publik.
Harus Bisa dipercaya alias tidak panjang tangan. Pimpinan Tinggi notabene memiliki barang atau dana yang lebih besar nilainya dibanding apa yang kita miliki (kecuali lo anak presiden yang nyambi jadi ajudan). Jangan maling, jangan nilep, jangan penggelapan.
ADVERTISEMENT
Legowo. One time saat menjadi Ajudan kita akan melakukan salah karena tidak teliti, ataupun lupa. Kalau Pimpinan mood lagi bagus, kita aman. Kalau tidak, siap-siap kena semprot. Legowo saja, jangan diambil hati, jadikan pembelajaran dalam pelaksanaan tugas selanjutnya (kalo belum di-rolling).
Pintar menjaga kesehatan. Intensitas kerja yang tinggi, waktu kerja yang over, harus disupport dengan vitamin, gizi, dan istirahat yang kita harus sempatkan. Jangan terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak, naekin gampang nurunin susah. Itu soal makanan, kalau soal jabatan: Naik susah turun gampang.
Jauh dari narkoba dan hal buruk lainnya. Ga banyak cangcingcong, jangan pakai, titik.
Jangan sombong ya bray. Jangan mendongak terlalu tinggi, nanti kesandung lho.
– – – – – – –
ADVERTISEMENT
Yang sering terlupakan, bahwa Ajudan tidak hanya sekadar mendampingi dan mengurusi kebutuhan pimpinan, kamu harus mampu menyerap ilmu (fotosintesis kali ah) yang kamu lihat dan dengar selama bertugas.Jangan mau menjadi sekadar Petugas multifungsi belaka. Jadilah Ajudan yang bukan sekadar siap bapak, tapi yang ketika diajak berdiskusi mampu merespons dengan baik, atau bahkan mungkin mengimbangi.
Terakhir, kalau bisa jadilah Ajudan yang ketika masa tugasmu selesai, banyak ilmu bermanfaat yang kamu miliki , dan memiliki skill yang kompeten dalam pekerjaan, bukan sekadar mendapat label “Ajudan yang sebenernya anak kemaren sore tapi gampang naik jabatan”.
Hal yang baik dari pimpinan harus kamu tiru, hal yang buruk jangan kamu tiru apalagi kamu update atau upgrade.
ADVERTISEMENT
Itu juga kalo lu mau dengerin, kalo ga mau ya jangan.