Konten dari Pengguna

Stop KDRT! Inilah Dampaknya Bagi Perubahan Perilaku Anak

Farhan Naufal Sidie
Mahasiswa S-1 di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16 Desember 2022 17:30 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farhan Naufal Sidie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi 1: Sepasang suami-istri yang sedang bertikai dan disaksikan oleh sang anak. (sumber: https://www.freepik.com/premium-vector/angry-people-family-conflict-woman-man-shouting-screaming-yelling-fighting-scared-child-crying-unhappy-marriage-domestic-quarrels-kid-suffering_25872056.htm)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 1: Sepasang suami-istri yang sedang bertikai dan disaksikan oleh sang anak. (sumber: https://www.freepik.com/premium-vector/angry-people-family-conflict-woman-man-shouting-screaming-yelling-fighting-scared-child-crying-unhappy-marriage-domestic-quarrels-kid-suffering_25872056.htm)
Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan tindak kekerasan yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat akan betapa buruknya dampak yang bisa timbul dari KDRT membuat tindak kekerasan ini masih sering ditemukan di tengah-tengah kita. Belum lama ini, berbagai platform media sosial ramai membahas kasus KDRT yang dialami oleh salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang telah dirilis oleh Kementerian PPPA, hingga Oktober tahun ini sudah terdapat 18.261 total kasus KDRT di seluruh Indonesia. Hampir 80% korban adalah perempuan, dan sisanya adalah laki-laki. Jadi, laki-laki dan perempuan harus tetap waspada karena siapapun bisa menjadi korban KDRT, tidak memandang gender.
Namun, tahukah kalian bahwa KDRT secara tidak langsung juga bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan mental sang anak dari pasangan suami-istri yang kerap melakukan KDRT. Bahkan, akibat dari terlalu sering menyaksikan KDRT bisa membawa perubahan perilaku bagi anak.

Sebenarnya, Apa Itu KDRT?

Melihat dari apa yang telah dipaparkan oleh Komnas Perempuan mengenai KDRT, merupakan tindak kekerasan yang kerap terjadi dalam suatu ikatan hubungan personal, dimana pelaku adalah orang yang dekat dan dikenal baik oleh korban. Tindak kekerasan ini juga bisa dan kerap muncul dalam hubungan pacaran, atau bahkan dialami oleh orang yang belerja sebagai asisten rumah tangga dan menetap di dalam rumah tangga tersebut.
ADVERTISEMENT
Nah, tapi apakah kalian tahu bahwa KDRT tidak hanya berupa kekerasan fisik? Tindak kekerasan ini bisa berupa verbal, sampai kekerasan seksual.
Lho, meskipun sudah menikah tetap bisa mengalami kekerasan seksual, ya?” Banyak yang belum tahu bahwa segala aktivitas seksual yang dilakukan tanpa kemauan kedua belah pihak atau dengan kata lain atas dasar paksaan, hal tersebut sudah termasuk ke dalam tindak kekerasan seksual.

Faktor Terjadinya KDRT

Jika kalian mengira bahwa faktor terjadinya KDRT adalah karena adanya sifat temperamen, kalian salah. Tidak disangka, ada pengaruh yang lebih besar dibalik tindakan seseorang yang melakukan KDRT. Ada beberapa faktor terjadinya KDRT, antara lain:
1. Ekonomi
Hal ini bisa terjadi dikarenakan ketergantungan finance istri terhadap suami yang biasanya dapat memicu sang suami untuk melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Karena ketergantungan itulah yang membuat istri akan lebih memilih untuk menurut terhadap apa yang suami perbuat dan katakan demi berlangsungnya hidupnya dan anak-anaknya. Situasi itu membuka celah kesempatan bagi sang suami untuk melakukan apapun secara semena-mena.
ADVERTISEMENT
Begitu juga sebaliknya. Jika tuntutan finance istri besar namun gaji atau penghasilan suami tergolong rendah, istri akan cenderung mengeluarkan perkataan tidak terpuji dan hinaan kepada suaminya.
2. Perselingkuhan
Dengan terjadinya perselingkuhan yang dilakukan suami atau istri dapat memicu akan terjadinya KDRT. Meskipun perselingkuhan merupakan hal yang salah, tetap tidak dibenarkan bagi pasangan yang diselingkuhi untuk berbuat KDRT. Bentuk KDRT yang dapat terjadi akibat perselingkuhan ialah kekerasan fisik, psikis, sampai penelentaran rumah tangga.
3. Budaya Patriarki
Adanya budaya patriarki di dalam hubungan membuat suami memegang kekuasaan yang lebih tinggi daripada istri di dalam rumah tangga. Hal tersebut membuat suami merasa bisa melakukan hal yang ia mau terhadap istrinya termasuk melakukan kekerasan. Baik kekerasan fisik, verbal, sampai kekerasan seksual.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyaknya faktor yang dapat memicu terjadinya KDRT, membuat kita agar harus lebih memperhatikan betapa pentingnya konsep kesetaraan dalam keluarga yang merupakan kunci untuk mencegah terjadinya KDRT. Dalam keluarga, peran yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan terbagi, peran tersebut menentukan proses pengambilan keputusan yang berbeda, serta nilai-nilai luhur, termasuk nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender.

Terlalu Sering Menyaksikan KDRT Dapat Merubah Perilaku Anak?

Anak yang sering menyaksikan KDRT dapat menerima dampak buruk, salah satunya adalah perubahan perilaku. Hal itu merupakan reaksi yang timbul dari tindak kekerasan yang sering disaksikan oleh anak di rumah. Meski begitu, dampak tersebut akan memiliki bentuk yang berbeda pada setiap anak. Adapun perubahan perilaku pada anak yang terlalu sering menyaksikan KDRT adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
a. Agresif. Sikap ini kerap muncul atau ditujukan oleh anak kepada pelaku tindak kekerasan ketika orang yang mereka rasa bisa melindungi diri mereka ada di rumah.
b. Murung atau depresi. Trauma yang disebabkan karena menyaksikan tindak kekerasan dapat membuat anak berubah secara drastis. Mereka bisa memiliki gangguan tidur dan pola makan, bahkan dapat mengalami penurunan berat badan. Mereka bisa menarik diri dari segala hal yang bisa menjadi sumber trauma. Pada akhirnya, mereka akan menjadi anak yang pemurung dan pendiam.
c. Mudah menangis. Sikap ini bisa timbul karena anak selalu merasa tidak aman dengan lingkungan di mana mereka berada. Ditambah apabila anak kehilangan sosok figur yang mereka percaya dapat melindungi mereka, mereka akan tumbuh menjadi orang yang sulit percaya dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
d. Menjadi pelaku tindak kekerasan. Hal ini dapat terjadi karena mereka sering melihat bagaimana orang tuanya memperlakukan satu sama lain. Kemudian mereka belajar dan bereaksi dari apa yang sering mereka saksikan.
Itulah faktor-faktor terjadinya KDRT sampai dampaknya pada perubahan perilaku anak. Setelah mengetahui itu, masih yakin ingin melakukan tindak kekerasan tersebut? Ayo, terapkan berbagai cara yang ada agar selalu berada di dalam suasana keluarga yang harmonis! Keluarga harmonis, anak pun bahagia.
Dalam artikel ini penulis berpendapat bahwa kekerasan dalam rumah tangga dapat disebabkan tidak hanya oleh satu faktor, tetapi banyak faktor tak terduga lainnya yang dapat memicunya.
Kekerasan dalam rumah tangga juga berdampak negatif bagi anak-anak yang kerap menyaksikannya. Salah satu dampak negatifnya adalah perubahan perilaku.
ADVERTISEMENT