Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa Serbu Jakarta
14 September 2022 11:32 WIB
Tulisan dari Muhammad Sidiq Alfatoni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk."
Sebuah tulisan singkat tetapi memiliki arti yang cukup dalam yang dihasilkan oleh tokoh hebat bangsa, Tan Malaka. Seperti sangat cocok untuk menggambarkan situasi dan kondisi para Mahasiswa dari berbagai macam daerah yang ada di Indonesia, yang saat ini sedang sibuk untuk mencari sebuah hal yang tak asing lagi didengar bernama "Keadilan."
ADVERTISEMENT
Selasa, 13 September 2022 kemarin, ratusan mahasiswa dari berbagai universitas melakukan demonstrasi terkait dengan kebijakan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Tidak hanya daerah jabodetabek saja, aksi massa ini juga dilakukan oleh mahasiswa di berbagai daerah tempat tinggal mereka.
Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Jakarta telah melakukan konsolidasi Akbar, yang mengundang seluruh mahasiswa dan elemen masyarakat untuk mengikuti konsolidasi tersebut. Untuk memberikan kejelasan dan tujuan untuk apa diadakannya aksi massa tersebut dilakukan.
Rezim yang gagal dan tidak berpihak kepada rakyat. Terdapat banyak kaum buruh tidak sejahtera dan undang-undang yang tidak berpihak kepada rakyat seperti omnibus law, semua kelas pada tiap lapisan masyarakat tidak sejahtera (pengusaha hanya semakin kaya dan rakyat bawah semakin sengsara)
ADVERTISEMENT
BBM dinaikkan membuat banyak lapisan menjadi sengsara. Tolak BBM adalah isu yang harus diangkat pertama karena berdampak pada semua sektor Adanya RUU KUHP menghambat semua orang untuk bersuara sehingga RUU KUHP ditolak. Cabut Omnibus Law karena bertentangan dengan UUD yang berpihak kepada investasi asing dan tidak berpihak pada rakyat dan jelas merugikan rakyat apalagi tenaga kerja.
Usut Tuntas Pelanggaran HAM di Papua, karena sejatinya sebagai mahasiswa tidak bisa membeda-bedakan orang dan tinggal diam saja melihat banyak sekali di Papua yang mati karena suara banyak dibungkam dan banyak hak yang sudah mati.
Kenaikan BBM ini ada alasannya, harga keekonomian pertamax dan pertalite, beberapa menteri menjabarkan harga yang berbeda, harga asli dari pertamax 17.000 yang merupakan BBM non-subsidi sehingga ada selisih harga.
ADVERTISEMENT
Pertamina tidak mungkin menjual pertamax dengan rugi sehingga pemerintah mensubsidi pertamax dengan pertalite sehingga di sini ada mafia yang bermain. Sehingga kami ingin mengusut mencari mafia migas ini.
Kasus pelecehan seksual pada perempuan karena sampai sekarang masih belum dituntut, adanya PERMENDIKBUD yang isinya mengenai satgas pelecehan seksual namun sampai saat ini belum terlaksana padahal ini adalah hal yang krusial. Belum lagi kasus bocornya data pribadi warga negara yang tentunya sangat berbahaya jika ada orang yang memiliki niat jahat untuk menggunakannya.
Hal ini tidak bisa masyarakat anggap sepele, permasalahan yang besar justru bisa terjadi akibat dari kurangnya persiapan mengatasi permasalahan yang kecil.
Aksi massa oleh para demonstran sudah seringkali dilakukan. Akan tetapi sampai detik ini belum adanya respon dari pihak pemerintah mengenai kebijakan yang membuat masyarakat resah dan gelisah.
ADVERTISEMENT
Efektifitas yang masih belum terlihat jelas dari hasil demonstrasi yang sudah dilakukan beberapa hari ini, bukan hanya mengenai kenaikan BBM. Masih banyak kasus-kasus yang terjadi di Indonesia tercinta ini yang masih belum terselesaikan.
Terakhir penutup mengutip salah satu perkataan bijak dari tokoh Revolusioner Kuba, Che Guevara :
"Keberanian itu seperti sikap keberimanan, jika kau peroleh keberanian maka kau memiliki harga diri. Sikap bermartabat yang membuatmu tidak mudah dibujuk."